Chapter 21 - Mimpi Basah

1.5K 195 27
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Cklekk!!

"Hatchuu!"

Denger suara pintu terbuka yang kemudian disusul dengan bersin, Yuda langsung membalikkan badan guna mencaritahu apa yang sebenernya terjadi.

"Loh, Avi?"

"Nanti malem gue bawain makanan buat kalian berdua."

Blamm!

Kening Yuda langsung mengernyit bingung, sebelah alis terangkat memandang Avi seolah menanyakan alasan kenapa Kenan memasukkannya ke dalam sini.

"Hehe..." yang lebih muda cuma bisa cengengesan, gara gara dirinya yang sempet dateng dan nemenin Yuda belakangan ini, Avi malah ikutan kena flu. Dan begitulah, alhasil keputusan rapat penghuni kos membuatnya harus diisolasi bareng sama Yuda.

"K-kayaknya selama beberapa hari ke depan, kita bakal kekurung di sini."

Yuda masih gak terlalu paham namun pemuda tampan tersebut sontak menggeser tubuhnya sehingga menyisakan tempat kosong di atas kasur.

"O-oke, sini rebahan."

━━━━━━━━━ 🕊 ━━━━━━━━━
b o a r d i n g   h o u s e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Hari pertama terlewat dengan cukup baik. Gak ada kendala apapun, palingan cuma hidung yang mampet sama ingus meler meler doang. Kemudian saat memasuki malam kedua, di sinilah permasalahan dimulai.

"Y-Yud. Bangun Yud."

Mendapat guncangan di lengannya, Yuda perlahan membuka mata lalu mengubah posisi menjadi duduk. Pandangan yang buram langsung mengarah ke Avi, menatap pemuda tersebut heran ketika mendapati ekspresi tegang yang terpasang di paras manisnya.

"Kenapa Vi?"

"G-gue, gue mimpi basah."

Sebenernya Avi malu banget buat bilang tapi cepet atau lambat hal itu pasti akan disadari oleh yang lebih tua.

Masih bersikap tenang sambil mencoba nahan ketawa, Yuda pun menurunkan pandangan hingga celana serta area kasur basah yang remaja itu tempati terlihat dengan jelas.

Sialan, Avi malu banget.

"Yaudah, lepas dulu bawahan lo."

"Gila lo? Gue gak bawa baju ganti."

Sayangnya Avi lupa, dia berencana buat ngambil baju pas Kenan ngebukain pintu untuk membawakan sarapan. Tapi siapa sangka bencana justru menghampiri lebih dulu.

Kalau udah gini, susah. Masa Avi harus teriak teriak minta dibukain pintu karena dirinya mimpi basah. Yang ada penghuni lain malah naruh curiga, pasti bakal mikir kalau si koala sama Yuda ngelakuin hal yang aneh aneh selama masa isolasi.

Memutar otak sebentar, Yuda pun melepaskan kaos oversize yang ia kenakan. Cuma itu satu satunya pakaian bersih yang masih tersisa, yang lainnya udah menumpuk menjadi baju kotor di pojok ruangan.

"Nih, pake baju gue aja."

Setidaknya ukuran kain tersebut bisa menutupi sampai ke paha Avi.

Mendengar tawaran barusan, yang lebih muda sontak memasang wajah ragu. Dia gak enak karena ngerepotin Yuda terus.

Tapi sayangnya selain ini, gak ada pilihan lain lagi. Di ruangan tersebut gak ada benda apapun selain tempat tidur sama kipas angin yang udah dipindahkan demi menghindari simulasi neraka. Selimut ada sih, tapi kan kotor juga gara gara kena cairan pejunya Avi. Rumit.

"Y-yaudah deh, gue janji bakal gue cuci bersih sebelum balikin."

Sumpah demi apapun, Avi pengen tenggelem aja sekarang. Masa cuma gara gara tidur nyender di bisepnya Yuda, dia malah jadi sange sih?

Avi gak terlalu inget dia mimpi apa dan sama siapa. Yang pasti seseorang menggagahinya dari belakang, udah itu aja. Timingnya bener bener gak pas, gimana cara Avi menghadapi Yuda setelah ini?

"Gih ganti dulu, gue gak bakal ngintip."

Kembali merebahkan tubuh membelakangi si koala, Yuda lantas memejamkan mata sama seperti apa yang ia katakan.

Kekehan pelan terdengar, bukan karena mau ngeledek Avi atau gimana, tapi ekspresi panik ditambah malu malu yang anak itu pasang keliatan bener bener menggemaskan. Lagipula mereka sama sama cowok, tentu hal kayak gini udah jadi sesuatu yang biasa.

"I-iya deh. Makasi Yud."

Avi jalan ke pojok, ngelepas celana beserta dalamannya yang basah kemudian melepas atasan guna menggantikannya dengan baju oversize milik Yuda. Masalahnya pakaian yang Avi kenakan gak akan muat untuk menutupi sampai bagian bawahnya.

"Y-Yud, bangun dulu bentar, gue mau bersihin sprainya."

Mendengar ucapan barusan, yang lebih tua lantas bangkit berdiri, "Lo udah selesai?"

"Udah."

Srett!

Lalu, ketika membalikkan badan, di sanalah Yuda harus menahan adik kecilnya supaya gak berdiri tegak. Bayangin aja, Avi saat ini tengah terbalut pakaian miliknya. Baju oversize tersebut memang menutupi sampai atas lutut namun ketika pemuda tersebut bergerak, pertengahan paha bahkan anunya hampir keliatan. Dan yang paling penting, jangan lupakan aroma sperma yang khas.

Yuda jadi sedikit tergoda.

Avi narik sprai kan, pasti dia agak pisahin bagian yang basah kan, nah selama melakukan kegiatan tersebut, mata Yuda terus salfok sama tungkai ramping serta pundak mulus Avi yang terekspos karena leher bajunya meluruh.

"A-Avi."

Yang mempunyai nama menolehkan pandangan sekilas, "Kenapa?"

Yuda nampak cukup ragu untuk melanjutkan ucapan, "Itu, punya lo masih gini gak, apa sih namanya? Itu, keras?"

Yang lebih tua ngomong ngelantur tapi tentu Avi masih bisa memahaminya dengan baik, "Agak sih...kenapa emangnya?"

Entah kenapa suasana mendadak canggung, Yuda lantas mengecek jam pada layar ponsel kemudian menggaruk belakang kepalanya ragu.

"Baru jam enam. Kalau gue bantu, lo mau?"

Sungguh, detik itu juga Avi langsung kehabisan kata.

Sungguh, detik itu juga Avi langsung kehabisan kata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Tertanda, 18/08/2022

Bee, mencari kehangatan

Boarding House [Stray Kids]Where stories live. Discover now