Chapter 42 - Squad Homo Kumpul Lagi

899 157 14
                                    

•••

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

•••

Menghabiskan makan siang serta es teler jumbo yang dibuat oleh Kenan, kesembilan pemuda tersebut mulai rusuh sambil nanya nanya perjalanan hidup selama mereka menghadapi pandemi. Rata rata dari mereka udah kuliah, hanya Raksa yang masih menduduki bangku SMA, rubah satu itu mulai disibukkan dengan persiapan mengenai ujian sekolah.

Nanta sama sekali gak meninggalkan kos, bisa dibilang pemuda itu jadi penjaga tempat tersebut selama masa pandemi. Toh harga sewanya jadi jauh lebih murah, bapak Jewaypi juga ngerasa berterima kasih karena kos kosannya ada yang ngurus.

Lalu begitulah, satu persatu dari mereka mulai berdatangan. Bermula dari Al sama Shaka karena kampus mereka yang mengawali perkuliahan secara offline, lalu disusul oleh Yuda, Kenan, Yoji, Ardan serta Raksa.

Sebenarnya Al hanya pergi menyusun skripsi serta menunggu jadwal sidang namun karena malas pulang pergi dalam jarak yang lumayan jauh, pada akhirnya sosok pucat itu memutuskan untuk merantau. Lagipula sekarang Kenan udah menetapkan pilihan untuk ngekos di sana, ia mendaftarkan diri di universitas yang sama dengan Al dan Shaka.

Sedikit berbeda, Yoji serta Ardan kuliah di kampus yang berbeda, letaknya cukup jauh, sekitar dua puluh menit perjalanan. Mereka berdua memang agak goblog, padahal masih banyak ada kos kosan kosong yang tersedia di sekitar kampus.

Lalu untuk Yuda, dia mengambil jurusan teknik mesin di universitas Al. Kampus tersebut memang memiliki banyak jurusan lengkap meski tiap fakultas terletak terpisah.

"Lo kuliah atau kerja sekarang Vi?"

"Kuliah, tapi ngambil D3 Administrasi Niaga."

Avi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi vokasi. Gak masalah meski lintas jurusan, yang penting dirinya bisa langsung siap kerja ketika lulus dari sana.

"Gue masih heran, kenapa kalian semua bisa kumpul utuh kayak gini?"

Setidaknya akan ada satu atau dua orang yang menghilang, tapi mereka justru berhasil berkumpul bahkan menempati kamar yang sama seperti dulu. Bener bener gak masuk akal, kan?

"Tanya aja sama Nanta."

Mendengar ucapan dari Al, kini semua mata tertuju pada pemuda bersurai navy yang nampak duduk di pojok sambil tetap menyimak sejak tadi.

"Gue?" menunjuk diri sendiri dengan raut kebingungan, pada akhirnya Nanta menghela nafas sekilas sembari mengedikkan bahu acuh. Dia gak berbuat banyak kok selama ini.

"Ya gue cuma jagain kos aja, gue gangguin penghuni yang tinggal di sini sampai mereka pindah."

Yang lain langsung terpaku, kecuali Al dan Shaka tentunya. Kedua remaja itu udah tau cerita lengkap dari Nanta.

Mendapat tatapan dengan berbagai reaksi, Nanta justru mengangkat alis tanpa rasa bersalah, "Apa? Gue ngikutin saran dari kalian."

Ingat tentang kesepakatan yang mereka lakukan di rooftop dulu? Nah, Nanta hanya menjalankannya, itu aja.

Tentu sebelum delapan pemuda itu datang, ada orang orang asing yang menyewa tempat di sana. Tapi selama itu Nanta terus berulah, entah menyembunyikan jemuran mereka, ngunci ngunci pintu gerbang atau bahkan lari larian pas malem supaya penghuni kos keganggu.

Untungnya Nanta gak pernah keciduk, jadi namanya gak ikut kebawa bawa pas mereka mengajukan komplain ke bapak Jewaypi. Memang merugikan pemilik kos sih, tapi gimana pun, buktinya sekarang kos kosan itu bisa kembali penuh.

"Hahaha. Asli, kocak banget lo Nan." Yoji ketawa ngakak pas beberapa kejadian mulai diceritakan oleh Nanta.

"Bisa bisanya lo ngambil lingerie orang." Avi ikutan ketawa, masih gak habis pikir sama kelakuan sosok yang terlihat kalem tersebut.

"Ya gue kira itu gaun, taunya bolong bolong di sana sini." Nanta mulai membuat pembelaan, lagipula dirinya memang beneran gak tau jika pakaian berwarna hitam yang dulu dia umpetin adalah lingerie.

"Terus gimana?"

"Ya gue ketar ketir lah, langsung gue balikin ke rooftop terus loncat turun dari sana."

Pasalnya temen temen si cewek yang lingerienya Nanta umpetin pada berjaga di kos, melakukan penggeledahan demi mencari pelaku maling jemuran. Nanta sampai harus melakukan parkour kemudian berjalan masuk ke kos dan bertingkah seolah baru pulang dari acara di luar. Lalu begitulah, akhirnya ia berhasil lolos dari kecurigaan dan membuat setan terlihat sebagai pelaku.

Ah ya sedikit informasi, karena menghadapi krisis keuangan, bapak Jewaypi memutuskan untuk mengubah kos kosan tersebut menjadi kos campuran. Bebas lah mau cewek, cowok, orang berkeluarga, janda atau orang open BO sekalipun. Yang penting dia dapet pemasukan.

Sebesar itu memang usaha Nanta untuk mempertahankan kos selama ini. Salut sih.

"Asli, gue terharu banget. Nanti kita buat ritual pemujaan buat Nanta."

Sebenernya dia gak terlalu masalah, lagipula rasanya cukup seru menguji nyali selama hampir dua tahun.

Dan juga yang paling penting, selama Nanta bisa melihat keributan serta berada di tengah kehangatan delapan pemuda yang udah terasa seperti keluarganya sendiri, Nanta gak keberatan sama sekali. Setidaknya di kos kosan ini Nanta bisa mendapatkan apa yang gak bisa ia dapatkan ketika berada di rumah.

 Setidaknya di kos kosan ini Nanta bisa mendapatkan apa yang gak bisa ia dapatkan ketika berada di rumah

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

To Be Continue

Tertanda, 18/02/2023

Bee, dingin banget sial

Boarding House [Stray Kids]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin