Chapter 53 - Makin Buruk

479 73 1
                                    

•••

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

•••

"Itu si Raksa bengong lagi?"

Yoji menoleh sekilas kemudian menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Shaka. Yang lebih tua nampak menghela nafas sekilas, ngerasa kasian juga sama adik bontotnya itu.

"Asli, gue kesel sama Ardan. Gak jelas banget tuh anak." Yoji berucap bersungut, dia udah pengen ngelabrak si dower tapi keburu ditahan sama Shaka. Tentu sosok berhidung bangir itu tau gimana keadaan yang mendadak bertambah kacau ketika Kenan melontarkan pertanyaan sederhana. Jadi untuk sementara lebih baik mereka gak ikut campur dulu.

"Kita pantau aja, semoga mereka cepet baikan."

Lagi, Yoji menganggukkan kepala tanda setuju. Semoga aja hubungan kakak beradik itu gak bertambah buruk.

━━━━━━━━━ 🕊 ━━━━━━━━━
b o a r d i n g   h o u s e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Clekk!

Ardan sontak mematung ketika keluar dari kamar. Kenapa waktunya gak pas banget? Kenapa adiknya harus berdiri di ujung tangga saat ini?

Mencoba bertingkah seolah gak melihat Raksa, Ardan hendak turun ke bawah demi mencari makan di luar. Tapi tentunya, yang lebih muda telah menahan pergerakan Ardan lebih dulu.

Raksa udah keliatan baik baik aja sekarang, tuh anak awalnya pengen tidur namun niatan tersebut langsung diurungkan ketika gak sengaja berpapasan dengan sang kakak. Baguslah, Raksa memang mempunyai sesuatu untuk disampaikan.

"Kak, bisa ngomong bentar?"

Mendengar ucapan barusan, mau gak mau Ardan meladeni Raksa. Padahal dia masih belum punya nyali untuk berhadapan dengan si rubah, Ardan takut ngebuat Raksa makin sakit hati.

"Ada apa?"

Berbeda dari dugaan, Raksa nampak cukup cuek saat ini, seolah gak memperdulikan apa yang telah terjadi diantara mereka. Dia udah berpikir semalam suntuk dan sayang sekali, ego justru memenangkan peperangan yang terjadi di dalam pikiran Raksa.

Peduli setan, kalau Ardan bersikap kayak gini, dia juga bisa. Kalau Ardan bodo amat, Raksa juga bisa. Kalau Ardan memutuskan untuk melakukan apapun yang ia inginkan, Raksa juga akan melakukannya.

"Mending kita berhenti aja kak."

Percayalah, di balik ekspresi yang nampak tenang, jantung Ardan bergemuruh dengan hebat saat ini. Dia ngerasa was was, takut Raksa akan mengatakan hal yang gak ingin dia dengar.

"Maksudnya?"

Mengulas senyum tipis yang nampak sinis, Raksa lantas melemparkan pandangan ke samping karena terlalu malas menatap wajah kakaknya saat.

"Daripada kita gak jelas kayak gini, mending akhiri aja apa yang kakak bilang dulu. Sekarang kita bebas nyari pasangan dan kebahagiaan masing masing, gak ada lagi yang mengikat."

Lagipula kini Raksa sadar, apa yang Ardan lontarkan dulu hanya sebuah kebohongan belaka.

Bisa dikatakan kalau pemuda manis itu terlalu buru buru mengambil keputusan, dia gak memikirkannya dengan matang. Tapi di sisi lain Raksa gak bisa disalahkan sepenuhnya, si rubah udah terlanjut sakit hati karena perlakuan kakaknya. Maka dari itu, untuk sekarang, Raksa gak ingin terikat dengan ucapan Ardan di masa lalu.

"Hahh...oke, kalau itu yang kamu mau."

Dan ya, sayang sekali Ardan juga gak berpikir panjang.

Mereka hanya sedang kebingungan saat ini, itu aja. Kurangnya komunikasi hanya membuat ikatan semakin renggang. Tapi mau gimanapun, semua udah terlanjur. Biarlah hubungan mereka mengalir dengan sendirinya, gak peduli apakah bisa kembali menyatu atau tetap asing.

Kalau semesta memang mengizinkan, kedua pemuda tersebut pasti bisa kembali bersama gak peduli bagaimana pun caranya.

Kita cukup melihat dan menyaksikan bagaimana skenario takdir bekerja. Semoga kali ini keberuntungan berpihak pada Ardan dan Raksa. Mereka udah cukup menderita.

 Mereka udah cukup menderita

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

To Be Continue



Tertanda, 12/01/2024

Bee, tidak bisakah book ini merevisi dan mengupdate dirinya sendiri ಥ_ಥ

Boarding House [Stray Kids]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن