02-Playboy🍫

15 3 1
                                    

hallo para pembaca setia!
jangan lupa klik bintang ya:")

•***•

pagi ini jam masih menujukan pukul 6:32 dirumah Echa Ana bangun dari tidurnya, ia lupa kalau tadi malam ia menginap disini, "Cha, Ana laper," ucapnya sambil membangunkan sahabatnya yang masih bergulung didalam selimut.

"lima menit lagi, Na," ucap Echa yang langsung Ana tanggapi," iya Echa."

Ana turun dari ranjang lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan gosok gini, lalu mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, entahlah pasti Echa yang meletakan nya disana. padahal tadi malam ia sangat ingat meletakan ponselnya itu di bawah bantal.

Gadis itu langsung membuka layar kunci dan mencari nomer wanita yang sangat ia rindukan, "semoga di jawab." gumamnya.

"hallo mam, Ana punya kabar baik, mami tau ga kalo Ana sekarang punya pa-"

"halp Na, mami sibuk, ga ada waktu buat dengerin cerita kamu."

lalu panggilan yang durasinya tidak sampai satu menit itu berakhir, Ana tersenyum kecut sambil memandang ponsel yang ada di tangan kanannya," lagi," ucapnya lalu meletakan ponsel kembali di atas nakas.

ketahuilah, didalam selimutnya Echa tidak tidur, gadis itu tidak akan pernah bisa tidur jika Ana sahabatnya memintanya untuk melakukan sesuatu. iya persahabatan mereka juga tidak satu atau dua tahun. tapi lebih dari itu.

"gue gosok gigi dulu ya," ucap Echa bangun namun sebelum itu ia mengambil kacamata miliknya yang ada di atas nakas samping kanan dan memakainya.

"lo mau makan di sini atau si bawah Na?" tanya Echa lalu duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya.

"mama sama papa Echa ada ga hari ini?" tanya Ana.

"ga ada udah berangkat jam 5 pagi tadi kayaknya, mereka hari ini sibuk mau buka cabang cafe baru di jogja." sahut Echa.

"dikamar aja."

"oke."

"mbak Ana sama saya lapar, pelayan naik ya sama bawa makanan kekamar saya." ucapnya kepada dengan alat yang berwarna hitam yang ada dj kamarnya.

"siap non."

tak berselang lama bell yang ada di kamar Echa berbunyi, "non ini makanannya." ucap salah satu pelayan yang ada dirumahnya.

dengan cepat Ana berlari dan diringi Echa, lima pelayan dengan seragam yang sama sudah siap di depan kamar Echa masing-masing membawa makanan mereka masuk kedalam setelah di persilahkan, "masuk mbak," ucap Echa.

"mbak Ira, susu hangat kayak biasa ya. dua." ucap Echa kepada mbak Ira kepala pelayan dirumahnya. iya Echa emang sekaya itu, tapi Ana dan Gesya juga tidak bisa dibilang miskin.

"siap non," lalu mereka pergi dari sana.

"dimakan Na," ucap Echa lalu duduk di sofa panjang disamping Ana.

"kalau mau minta apa-apa biang aja."

•***•

pagi ini Ana sudah siap dengan seragam sekolahnya, gadis cantik itu duduk di teras rumah sambil menatap banyaknya mobil berlalu lalang, ia duduk di sebuah kursi sambil menunggu sopir pribadinya mengeluarkan mobil di bagasi, saat ia menunggu, tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih dengan keluaran terbaru yang sangat ia kenali melintas di depan rumahnya, dengan cepat Ana berlari keluar pagar sambil berteriak.

"Arka!!"

"ARKAA!!"

gadis itu tersenyum senang saat melihat mobil itu berhenti mendadak lalu melakukan balik arah, Arka cowok itu langsug menurunkan kaca mobilnya sambil bertanya, "kenapa?"

dengan cepat gadis itu tersenyum, lalu melirik kedalam mobil itu sambil berucap, "Ana nebeng ya, pak sopirnya lama! takut telat ...."

"nggak."

"ish! Arka!"

"ga usah manja, punya sopir pribadi gunanya apa? sana pergi!" ucapnya sambil menaikan kaca mobil berwarna putih itu.

setelahnya Arka pergi meninggalkan Ana sendiri.

"non! ayo!" ajak pak supri sopir pribadinya.

melihat itu ia langsung berlari kedalam mobil yang yang sudah disopir oleh bapak yang berumur kisaran empat puluhan itu.

"pacarnya non Ana ya ?" tanya pak Supri sambil fokus menjalankan mobil milik majikannya.

mendengar pak Supri memanggil namanya gadis itu langsung tersenyum, "iya, ganteng ga pak?" tanya Ana yang langsung ditanggapi oleh pak supri, "ganteng."

"non nanti ada les tambahan ga?" tanya pak supri.

Ana yang sedang memainkan ponselnya langsung mengalihkan pandangannya, "Ana males pak, skip aja."

beginilah Ana, ia sudah di ikutkan papinya les tapi males buat hadir padahal tempat les Ana adalah tempat yang paling mahal tidak sedikit tepannya ingin masuk sana, tapi Ana ia sudah di daftarkan tapi malas untuk belajar.

selama diperjalanan Ana hanya menatap keluar jendela, banyak hal yang ada didalam otaknya, tentang, kenapa dirinya, sampai ia memikirkan kenapa keluarganya jadi seperti ini, bukan pisah tapi lebih tepatnya sibuk dnegan urusan masing-masing, Ana ini anak tunggal, tapi dari umur sepuluh tahun sudah dititipkan kepada pembantunya dan pak sopir ini oleh kedua orang tuanya yang berkerja di dua negara berbeda jika papi di Australia beda dengan mami yang membanggun bisnis di Singapura. mereka hanya memberikan tunjangan harta, tapi tidak dengan kebahagiaan.

jika di tanya apakah Ana iri dengan Gesya dan Echa jawabannya Iya. Ana iri melihat keluarga dua sahabatnya itu sangat berbanding terbalik dengannya. tapi Ana bisa apa? ia tidak mungkin menuntut orang tuanya agar menetap di Indonesia saja.

"pak, papi ada ngabarin ga kapan pulangnya?"

dengan cepat pak Supri menjawab, "nggak ada non, beliau sudah hampir sebulan tidak pernah mengirimkan pesan kepada saya," jawab pak Supri.

mendengar hak itu Ana hanya tersenyum, sudah ia duga, sebenarnya Ana tau kalu Papi sangat sibuk bahkan untuk mengabarinya saja tidak ada waktu.

"tapi Tuan baru saja mengirimkan uang buat non sebesar 1M," jelas beliau.

"kalo mami ada ga pak?" tanya Ana lagi.

"ada katanya beliau akan pulang saat non sudah melakukan ujian sekolah."

"mami pulang?!" tanya Ana

"iya non," sahut beliau.

"yes!"

•***•

"Na, udah ngerjain pr Ekonomi belom?" tanya Gesya diikuti dengan Echa yang duduk di kursi Ana.

"udah."

"ambil di tas Ana Sya, sekalian Echa kalo mau nyontek langsung tulis aja." jawabnya lalu mengambil sapu yang menggantung di belakang pintu.

"tumben piket Na? biasanya juga ga peduli." ucap Gesya lalu duduk di meja miliknya setelah mengambil buku latihan ekonomi dari tas Ana.

"pengen aja."

"pagi semua!!" ucap siswa dengan sepatu putihnya yang masuk ke kelas tanpa melepas sepatu itu terlebih dahulu.

"RENO SEPATUNYA DI LEPAS! keluar sana!"

"ya ampun Na, baru juga gue masuk. udah di suruh keluar lagi."

"ambigu anjir," sahut Echa yang baru saja memasukan ponsel kedalam tasnya setelah memainkan game kesukaannya.

"lepas nggak?!"

"iya Na iya," sahutnya lalu berjalan keluar dengan menenteng sepasang sepatunya.

TBC

PLAYBOYWhere stories live. Discover now