🌧️ Extra Part 2 :: Kembali

1.2K 150 10
                                    

ENTAH sudah ke berapa kali Graha mengecek waktu pada arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ENTAH sudah ke berapa kali Graha mengecek waktu pada arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir dua puluh menit sejak Graha mendapatkan kabar bahwa kereta api yang membawa Fahla ke Bandung akan segera tiba, tetapi ia tak kunjung membalas pesannya kala laki-laki itu kembali bertanya guna memastikan sekaligus memberi tahu di mana posisinya menunggu. Mungkinkah Fahla tertidur? Atau ada hal lainnya yang terjadi?

Namun, asumsi pertama tampaknya merupakan yang paling memungkinkan sebab ia adalah seorang Fahla Audina, sehingga Graha tak heran lagi jika memang demikian adanya.

Sembari memerhatikan para manusia yang berlalu-lalang di stasiun kota, Graha menghela napas dan mengembuskannya perlahan-lahan. Hanya tinggal menunggu waktu yang tidak lama lagi, ia akan segera melihat sosok Fahla secara nyata setelah sekian lama. Graha merasa senang, tak sabar, dan gugup sekaligus. Entahlah, padahal Fahla itu pacarnya sendiri, tetapi perasaan tersebut mendadak muncul begitu saja.

Beberapa bulan terakhir komunikasi yang Graha lakukan dengan Fahla memang tidak seintens biasanya. Saat itu Fahla harus fokus dengan skripsinya, dan Graha pun sudah mulai memasuki semester di mana kegiatan perkuliahannya menjadi semakin padat, membuat ia sulit pula mencari waktu untuk mendatangi Fahla di Jakarta. Namun, keduanya tentu berusaha untuk saling menghubungi, setidaknya agar mereka mengetahui kabar satu sama lain. Kendati demikian, rasanya tetap saja berbeda jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.

Ada masa di mana Graha ingin mendengar Fahla bercerita mengenai kesehariannya seperti biasa, tetapi semakin lama ia justru semakin jarang melakukannya. Pernah satu kali Fahla menerima teleponnya sambil menangis hingga membuat Graha panik seketika. Namun, kala Graha bertanya, Fahla hanya menjawab bahwa ia sedang kesal, lalu mereka berbincang seadanya dan perempuan itu lebih dulu menyudahi percakapan dengan alasan ingin lanjut mengerjakan skripsi. Padahal, sesungguhnya Graha sudah siap mendengarkan segala keluh kesahnya.

Terkadang Graha juga ingin memberi tahu Fahla mengenai aktivitas serta apa-apa saja yang tengah dilaluinya. Namun, entah mengapa waktunya selalu tidak pas. Ada kalanya Fahla merespons chat dengan lambat, atau ketika perempuan itu yang meneleponnya, Graha sedang dalam keadaan tak bisa menjawab. Sungguh, setiap kali hal demikian terjadi, Graha selalu merasa semesta tak pernah berpihak pada mereka dalam masa-masa krusial seperti ini.

Bagaimana jika ... semakin lama hubungan mereka malah akan semakin merenggang? Graha benar-benar menakutkan hal itu akan terjadi sungguhan nantinya.

Maka dari itu, setelah mencoba bertahan dengan melalui semua kesulitan yang menyerang hingga akhirnya Graha mendapat kabar bahwa Fahla akan datang mengunjunginya, rasanya Graha seperti tengah bermimpi saja. Ia sungguh tak menyangka sampai ia berkali-kali bertanya hal yang sama pada Fahla untuk memastikan bahwa semua itu benar-benar nyata.

Meski memakan waktu yang cukup lama, Fahla akhirnya akan kembali pada tempat yang telah menjadi saksi biksu pertemuan mereka.

Yah, Graha tahu betul kembalinya Fahla hanyalah sementara sebagaimana kedatangannya saat pertama kali, tetapi laki-laki itu tak bisa bohong bahwa ia tetap sangat menantikannya. Sungguh.

It's Raining Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang