"Nona saya akan taruh makanannya di atas meja. Jika tidak ada yang perlu saya kerjakan lagi saya permisi." Baru saja Meli ingin meninggalkan kamar Leona. Suara Leona menghentikan langkahnya.

"Jauhi Javier." Leona mulai mendekati Meli yang berada tidak jauh di tempat nya berada.

Mendengar ucapan Leona membuat Meli bingung. Apa maksudnya Leona menyuruhnya menjauhi Javier. Memang ada hubungan apa Javier dengan dirinya. Pikir Meli

"Maaf Nona sepertinya anda salah paham bukan saya yang mendekati Pangeran Javier tapi Pangeran Javier sendirilah yang mendekati saya duluan. Anda juga tahu kalau saya di tunjuk langsung oleh Pangeran Javier menjadi Pelayan pribadinya. Apa itu tidak cukup untuk membuktikan kalau Pangeran Javier lah yang mendekati saya duluan." Ucap Meli bangga

Gila gue gomong kayak gitu ke si Leona pasti keren banget gue, lagian emang benerkan si Javier duluan yang deketin gue. Pede aja dulu soal malu mah belakangan. Batin Meli menatap Leona yang sepertinya kesal karena ucapannya barusan.

"Ohh iya satu lagi." Meli mendekatkan bibirnya ke telinga Leona. "Anda juga tahu bukan kalau Pangeran Javier tidak mencintai anda terus kenapa anda malah terus mengejarnya. Atau jangan-jangan ada sesuatu yang anda inginkan atau sembunyikan darinya ?" Bisik Meli di telinga Leona

Doubel kill. Batin Meli tersenyum

"Hah.. Aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Kalau begitu saya permisi. Oh jangan lupa habiskan makanannya sebelum dingin Nona Leona." Meli langsung meninggalkan kamar Leona. Meninggalkan Leona sendirian dengan amarah yang menguasai dirinya.

Keterlaluan. Dia sudah membuatku malu. Ini tidak bisa di biarkan aku harus memberitahu ayah secepatnya. Aku akan mengirim surat pada ayah agar ayah bisa cepat kesini dan membantuku menyingkirkan Pelayan itu dari istana ini. Batin Leona melihat kepergian Meli.

••••••••

Di perjalanan menuju dapur Meli terus saja mendumel perihal Leona yang berdebat dengan nya.

"Bisa-bisanya gue dulu muji-muji tuh tokoh. Kalau gue tahu sifat aslinya kayak gitu ogah gue ngidolain si Leona." Dumel Meli

Saat sedang sibuk mendumel tiba-tiba saja Erik datang dan menyuruh Meli untuk segera menemui Javier di ruangannya.

"Emm Nona kau disuruh Pangeran Javier untuk segera pergi ke ruangannya."

Yaelah gue baru aja debat ama si Leona sekarang gue disuruh buat nemuin si Javier. Eh tunggu kenapa si Erik tiba-tiba manggil gue Nona gak kayak biasanya. Ah bodolah lebih baik gue samperin si Javier siapa tahu dia mau bahas soal kasus penculikan si Melisya. Batin Meli

"Baiklah aku akan segera ke ruangannya setelah aku menyimpan troli ini ke dapur." Erik hanya membalas perkataan Meli dengan anggukan.

Setelah menyelesaikan urusannya di dapur Meli langsung pergi keruangan Javier. Melihat Meli masuk Javier langsung berdiri dari kursinya.

"Kenapa kau lama sekali aku sudah menunggumu dari tadi." Javier menghampiri Meli dan langsung memeluknya.

"Javier kau tidak boleh memeluk ku seperti ini kau tidak lihat ada Erik disini. Bagaimna jika dia curiga tentang ku." Meli berusaha melepas pelukan Javier dari tubuhnya.

"Biarkan saja lagipula dia sudah tahu kalau kau ini sebenarnya adalah Alea." Ucap Javier dengan enteng nya.

Meli yang mendengar Javier berkata seperti itu langsung melepaskan pelukannya.

Jadi tadi si Erik manggil gue Nona karena dia udah tahu kalo sebenarnya gue Alea. JAVIERR bener-bener lo gak bisa jaga rahasia banget jadi orang. Batin Meli melirik Javier dengan sinis.

"Yak.. kenapa kau memberitahu dia? Kau sudah berjanji untuk merahasiakan identitas ku tapi sekarang. Kenapa kau malah memberitahu Pengawal mu hah." Emosi Meli

"Jangan marah seperti itu Ale- maksud ku Melisya. Kau tidak perlu khawatir. Erik sudah menjadi Pengawal ku lebih dari 10 tahun jadi kau bisa mempercayainya."

Tetep aja gue gak bisa percaya ke  orang gitu aja. Siapa tahu si Erik bisa mengkhianati si Javier suatu hari nanti. Gue juga dulu sering baca di Novel-Novel banyak Pengawal yang malah mengkhianati majikan nya. Batin Meli melirik Erik

"Terserah, tapi jika ada yang tahu selain kita tentang identitas ku. Orang pertama yang aku curigai adalah kalian berdua." Javier dan Erik hanya membalas perkataan Meli dengan anggukan.

"Baiklah Sekarang kenapa kau memanggilku kemari? Apa ada sesuatu yang perlu di bicarakan soal kasus penculikan itu?" Tanya Meli penasaran.

"Hmm.. tapi sebelum itu aku ingin menayakan sesuatu yang penting dulu padamu."

"Apa itu?"

"Selama ini kau tinggal dimana? Dan dengan siapa kau tinggal? Siapa tahu kita bisa menemukan bukti di tempat tinggal mu selama ini."

Meli yang mendengar pertayaan Javier seperti itu merasa bingung harus menjawab apa. Pasalnya saat dia memasuki tubuh Melisya tidak ada satupun ingatan Melisya yang menempel padanya.

Gue harus jawab apa sekarang gue gak tahu selama ini si Melisya tinggal dimana. Di Novel juga gak di ceritain si Meli tinggal dimana. Meli setidaknya lo kasih ingatan lo ke gue kek biar gue gak susah-susah amat nyelesain ni masalah. Batin Meli

Bersambung.....

Gak kerasa Ya besok udah mau Lebaran aja Jia mau ngucapin.

MINAL AIDIN WALFAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN 🙏

Semoga kita bisa ketemu lagi di Ramadhan tahun depan. Aamiin

Makasih juga buat kalian yang masih nungguin cerita ini.

Jangan lupa buat "Vote & Komen"

Nantikan Part Selanjutnya.

I Became a Maid [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang