BAB 35 : SEBUAH DENDAM

1.2K 75 1
                                    

Selamat Membaca ~~

.
.
.
.
.
.









Maaf jika terdapat typo🙏🏻
⚠️ terdapat tindakan kekerasan!!








Max kembali ke kediamannya dengan senyum tipis, laki - laki itu merasa puas akan pertemuannya dengan si bajingan Samuel. Apalagi kekerasan yang baru saja Samuel layangkan padanya menjadi salah satu bukti menguatkan untuk menjerumuskan Samuel ke jeruji besi dan apa Samuel lupa bahwa yang ia hadapi adalah keturunan keluarga Smith . Jalan menuju kehancuran lelaki tua itu semakin mudah.

Max memang sengaja tidak membalas pukulan Samuel karena memancing amarah Samuel sangatlah mudah dan pukulan lelaki tua itu tak seberapa bagi Max. Max tersenyum smirk saat melihat video rekaman cctv di cafe tersebut, kemudian Max langsung menghubungi bawahannya untuk mengatur strategi dengan pihak kepolisian demi mengepung Samuel dan menangkap lelaki itu.

Setelah mengganti pakaiannya dengan kaos biasa Max turun menuju ruang makan, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Max? Sudah makan nak?" Max tersenyum tipis mendapati sang Mommy yang sedang membuat cake, cake coklat kesukaan Flora. lelaki itu terdiam saat mengingat Flroa, Max rindu akan gadis polosnya itu.

"Belum Mom, Max mau makan siang di luar bersama anak - anak."

"Makan siang? Sudah jam berapa ini kamu sebut makan siang sayang? Kamu gak sayang tubuh kamu sendiri ya!" Protes Abygael seraya menoleh ke arah anak lelaki satu - satunya itu, Abygael mengernyit saat melihat wajah tampan sang anak terdapat lebam memerah disekitaran mata laki - laki itu.

"What happend with you?" Spontan Abygael berteriak atas keterkejutannya mendapati Max dengan luka memar diwajah.

"Mom?" Max yang di tatap tajam sang Mommy hanya menatap bingung wanita tiga puluh tahunan itu, Abygael langsung menarik Max dan menangkup wajah anaknya.

"Kamu berantem?" Mendengar dugaan Abygael, barulah Max mengerti dan mengingat kejadian yang menimpahnya tiga puluh menit lalu.

"Biasa Mom, anak laki - laki!" Ucap Max santai kemudian berpaling hendak minum namun baru  menuangkan air di dalam cangkir Max merasa dirinya tertarik karena cekalan tangan sang Mommy yang membawanya beranjak dari ruang makan.

"Mom!!"

"What?! Ayo obatin luka kamu!"

"I am okay Mom, cuma luka kecil. Nanti tinggal pakein obat merah aja."

"Cuma kamu bilang!" Marah Abygael melotot tajam pada Max, remaja lelaki itu mengangguk ragu.

"No sayang, kita obatin luka kamu!"

"Iya - iya, tapi kita mau kemana Mom. Kan mau ngobatin." Max menghentikan langkah Abygael yang terus menyeretnya. Wanita paruh baya itu seakan sudah lupa akan penampilannya yang cukup bernoda dengan apron yang di penuhi tepung.

"Ke rumah sakit!" Ucap Abygael sang mommy lantang, Max melotot terkejut. Mommy nya ini ada - ada saja.

"Astaga Mom, anak Mommy cuma luka akibat berantem bukan kecelakaan pesawat!"

"Kalo kecelakaan pesawat kamu gak bisa pulang kerumah tau!"

"Mom please!"

"Haduh sayang, gimana kalo luka kamu ini serius trus tulang wajah kamu ada yang patah!! Hiks.."

Max memutar bola matanya jengah, Mommy nya memang selebay ini.

"Gak mungkin Mom, lagipula kalo memang iya Maxy gak pulang kerumah tapi ke Rumah Sakit!" Sarkas Max dengan nada rendah, menghentikan tangisan bawang sang Mommy.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang