BAB 2 : KELUARGA JONSHON

6.8K 357 3
                                    

MASA KINI....

Kini Flora sudah memasuki usia lima belas tahun dan masuk sekolah menengah atas, tahun ajaran baru. Gadis itu tetap sama masih sarapan di kamarnya meskipun ia tetap disekolahkan di sekolah yang sama dengan kakak – kakaknya. Kini Gavin sudah resmi menjadi Ceo perusahaan sang Ayah, namun juga mengajar di sekolah menengah atas. Kedua kakaknya yang lain sudah naik ke kelas dua belas dan sang Ayah mengambil pensiun dengan menjadi ketua yayasan sekolah milik mereka.

Flora makan dengan diam melamunkan bagaimana nasibnya di sekolah nanti, apakah kakaknya masih tidak akan mengakui dirinya apalagi sekarang ia bersekolah di sekolah yang sama dan diketua oleh Ayahnya sendiri.

"Non?" Panggil Margaret mengejutkan Flora yang sedang melamun. Margaret adalah pengasuh Flora sejak kecil, saat Evan memutuskan memberi Maid untuk membantu segala aktifitas Flora, Flora didapati sakit dan taka da satupun yang memperhatikannya lalu Evan dengan terpaksa memerintahkan Margaret untuk mengurusi segala kepentingan gadis itu hingga sekarang.

wanita paruh baya ini yang selalu setia kepada Flora, sebenarnya wanita itu sudah ingin pensiun tapi dirinya masih memikirkan Flora, bagaimana jika ia berhenti dari pekerjaan nya ini. Nonanya akan diurus siapa, siapa yang akan memperhatikan pola makan Nonanya, siapa yang akan merawat Nonanya jika sakit.

"Ibu?" Balas Flora dengan wajah terkejut, ya Flora sudah menganggap Margaret adalah Ibunya, dirinya sangat bergantung dengan Margaret. Dirinya sempat meminta Margaret untuk memanggil namanya saja, namun wanita paruh baya itu menolak karena tidak sopan pembantu memanggil majikannya dengan hanya sebutan nama, Flora tak bisa berbuat apa – apa selain mengikuti keinginan Margaret.

"Sudah siap untuk sekolah?" Flora mengangguk lalu menghampiri Margaret dan memeluknya.

"Makasih ya Bu, Flora sangat berterimakasih buat Ibu karena udah mau ngurus Flo."

"Non kok ngomong gitu? Ya karena Ibu sayang sama Nona Flo." Flora tersenyum sedih mengingat kisah hidupnya sendiri, selama lima belas tahun ini dirinya tak pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang selain dari Pembantu rumah ini. Flora hanya bisa sabar dan berusia menerima kenyataan walau pahit dan terkadang menyakitkan, dirinya harus kuat hingga mungkin jika memang sudah waktunya ia berhenti.

Tepat pukul 6 : 40 Flora menuruni tangga untuk berangkat sekolah, ya sejak dulu Flora dilarang memakai lift disetiap kegiatannya di mansion ini, lagipula dirinya sudah terbiasa menuruni ratusan tangga ini sejak kecil, dulu pernah ia tak sanggup hanya untuk ke kamarnya dikarenakan tubuhnya sedang sakit dan alhasil memasuki lift, keesokkannya dirinya mendapat bentakan dari sang Ayah karena ia memakai lift, padahal hanya lift. Apa salah dirinya?

"Ayah! Good Morning Ayah" Panggil Flora ketika sudah sampai diruang makan, setiap pagi gadis itu akan selalu memanggil sang Ayah untuk pertama kali menampakkan dirinya, tapi sampai saat ini pun sang Ayah tak pernah membalas sapaannya bahkan menolehpun tidak.

"Abang Gavin, Bang El, Bang Ed selamat pagi.."

"Ehmm." Sahut Gavin dan Ed berbarengan, dua kutub ini memang sangatlah kaku dan dingin.

"Pagi bawel!" Ed Menoleh melihat kembarannya saat El membalas sapaan adik bungsu mereka.

Sedangkan Evan dan Gavin hanya dia sejenak menghentikan gerakan mereka yang sama – sama sedang menikmati kopi di pagi hari.

"Sudah hampir jam tujuh." El dan Ed mengerti maksud perkataan sang Ayah, mereka hanya bisa menghelah napas lelah. Bisa dibilang Flora selalu menganggu ketenangan mereka, inilah buktinya sang Ayah tak ingin berlama – lama berada di satu ruangan dengan Flora akibatnya ia pasti akan berkata pedas.

Evan dan kedua anak kembarnya beranjak dari ruang makan tanpa berkata – kata meninggalkan Flora yang terdiam melihat raut kesal Kakak – kakaknya. Tinggalah dirinya dan Gavin, Lelaki berusia dua puluh lima tahun itu memperhatikan sang adik bungsu yang tertunduk, selalu setiap pagi. Apa dirinya tidak lelah? Benak Gavin, dirinya saja lelah melihat tingkah aneh adiknya yang selalu haus akan perhatian.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang