BAB 49 : TAK MENYANGKA

1.6K 86 2
                                    

Happy Reading

.
.
.
.


Maaf jika terdapat banyak typo


.
.

.
.





Ohh dedek gemes?" Semua orang di meja mereka menoleh dan menatap Jessica menyelidik tak terkecuali Amanda.

Jessica yang di tunjuk Helena menggunakan sendok langsung kicep. Gadis itu seolah salah tingkah akan pertanyaan kakak kelasnya ini, yang Jessica tau si paling pendiem dan galak.

"Ap-apaan sih, eng-gak!"

"Gue cuma nanya kali kak, lebay banget!" Lanjut Jessica dengan wajah lebih santai padahal matanya sudah kesana kemari. El yang melihat gelagat Jessica pun tau. Siapa yang tak menyukai Max di sekolah ini, jangankan disekolah di luar pun lelaki itu selalu bisa menarik perhatian.

Saat melihat Max rata - rata akan jatuh cinta pada pandangan pertama namun mereka akan melupakan lelaki itu seiring berjalannya waktu karena sikap Max sendiri yang dingin dan cuek dengan sekitar. Kecuali pada Flora cinta pertama lelaki itu.

Setelah mendapat jawaban gugub Jessica mereka kembali melanjutkan makan, dan tak berapa lama Max dan Flora terlihat sesang mencari bangku.

Elvio yang melihat adiknya dan juga Max kebingungan langsung memanggil dan melambaikan tangan agar dapat bergabung dengan mereka.

"Max! Disini."

Max yang mendengar namanya dipanggil lantas melihat ke arah lambaian tangan. Ternyata para sahabatnya sedang berkumpul di sudut kantin.

Max dan Flora menghampiri mereka dengan santai, mereka berdua tak luput dari mata para murid karena dengan posisi Max merangkul bahu Flora dan Flora memegang nampan miliknya.

(Jadi posisi mereka seperti Max memegang satu nampan dan merangkul Flora yang memegang nampan dengan dua tangannya.)

"Ehmm tumben disudut!" Pertanyaan Max membuat El terkekeh.

"Permintaan dedek gemes." Max mengangguk mengerti ucapan El.

Mereka makan dengan tenang, sesekali Jessica menawarkan sesuatu kepada Max. Sedangkan lelaki itu hanya acuh. "Ini lelaki kutub susah banget di deketin." Ucap Jessica dalam hati.

"Ehmm Kalian kenal Flora ya?" Pertanyaan Jessica tiba - tiba membuat semuanya menoleh padanya.

"Yaa iyalah Jess orang dia anak pemilik sekolah."

"Eng--gak, maksud gue tuh. Flora kan anak baru trus kok udah bisa deket sama Ka Max dan kalian semua."

Ed memandang Jessica dengan menaikkan satu alisnya. "Dia adek gue!" Ucap lelaki itu kemudian sukses membuat Jessica tercekat.

"Oh- hah apa?"

"Lo gak tau nama belakang dia sama kayak nama gue dan Ed?" Jessica menoleh kearah El yang bertanya santai.

"Aku gak terlalu perhatiin sih pas dia perkenalan tadi."

"Oh yaudah kalo gitu kenalin, Dedek gemes sesungguhnya. Flora Camelia Jhonson!" Sahut Ardan tiba - tiba, ya memang selama ini yang mereka juluki 'dedek gemes' ialah Jessica, tapi itu berkat sifat dan tingkah lucuh Flora saat berada di tubuh Jessica. Jadi Ardan ingin membenarkan panggilan khusus mereka.

"Bukannya itu julukan buat gue ya kak?"

"Yee terserah kita - kita dong!" Kali ini Damar meledek dengan wajah menjengkelkan miliknya.

"Udah - udah kayak anak kecil aja lo pada!" Galih mencoba melerai tingkah konyol sahabatnya ini.

"Gak mau!" Perdebatan mereka terhenti kala mendengar suara lantang Flora yang menolak sayuran dari Max. Ternyata mereka sedang berdebat dengan julukan dedek gemes tapi dua sejoli itu malah mesra - mesraan. Eh sebenarnya gak juga sih.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang