Bab 17 : BERTUKAR JIWA

6.6K 335 16
                                    

Selamat membaca ~~~

.
.
.
.
.

"Ayah.. Flora!" Ucap sang anak pertama membuat jantung Evan berdetak dua kali lipat. Evan langsung bergegas keluar kamar Flora dan menyusul mereka di Rumah sakit.

Sebelum itu matanya tak sengaja menemukan kotak kecil berwarna hitam dengan pita pink. Evan menyambar kotak itu memasukinya ke dalam saku jaz kemudian bergegas pergi menyusul anak - anak nya kerumah sakit.
Gavin sempat mengirim pesan alamat rumah sakit dan ruangan gawat darurat Flora.

Sementara di sisi dunia lain~~

Flora mengerjabkan matanya berkali - kali menghalau sinar menusuk matanya, setelah mata lentik itu terbuka tampak sebuah tempat yang amat sangat kosong, hanya terdapat hamparan hijau sepanjang mata memandang.

Flora mengernyitkan dahinya bingung, mata nya menelisik kekanan dan kekiri, tak ada siapapun disini. Hingga penglihatannya menangkap sosok bergaun putih bersinar sedang berdiri di hadapannya.

"Kapan munculnya?"

"Flora?" Lirih seseorang itu yang Flora yakin sosok ini adalah seorang perempuan.

Wanita itu terlihat sangat cantik dan bersinar, matanya teduh seakan memancarkan kesejukkan. "Flora?"

"Si - siapa anda?" Jawab Flora terbata karena dirinya sangat bingung dengan keadaannya kali ini, apakah dirinya sudah di alam baka. Bukan kah dia bunuh diri, seharusnya kan masuk Neraka. Oh tidak! Flora lupa satu hal itu. "Lagian gak mikir - mikir lagi napa aku langsung terjun aja tadi. Hiks... udeh tamat riwayat aku.~~ dumel Flora kepada diri nya sendiri.

"Flora?"  Flora kembali melihat gerangan seseorang dihadapannya ini.

"Flora tidak kenal Ibu?" Lirih wanita itu membuat Flora membeku.

"Ibu- Ibu.... Ibu hiks... " Flora sontak bangun dari duduknya menghampiri sosok tersebut yang mengatakan bahwa dia adalah Ibu Flora. Flora semakin dekat semakin mengenali sosok ini, sosok yang tak pernah di lihat olehnya.

Grapp

Flora memeluk erat tubuh wangi Ibu nya. "Ibu.. Flora rindu Ibu. Bawa Flora pergi Bu!"

"Maaf sayang sudah buat kamu menajdi seperti ini. Tapi, percayalah keluarga kita mencintai kota." Flora menggelengkan kepalanya menolak ucapan Camella.

"Ayah benci Flora karena buat Ibu pergi dari mereka."

"Enggak sayang, Ayah sayang sama kamu. Dia hanya terjebak dalam gengsi dan ego, kamu harus berjuang supaya bisa mengubah pandangan Ayah."

"Flora gak mau Bu, Flora mau sama Ibu."

"Maaf sayang, tapi ini belum waktunya kita untuk bersama."

"Maksud Ibu?"

"Kembali lah sayang, katakan pada mereka Ibu menyayangi mereka. Ibu memilih mu bukan karena Ibu egois tapi karena Kamu berhak hidup dan Ibu memang sudah waktunya kembali kepada Sang Maha Kuasa."

"Ibu.. enggak! Flora gak mau sama Ayah!"

"Ibu.... Ibu jangan pergi!!! Ibuuuuuuuu....!" Sebuah sinar itu lama kelamaan menghilangkan diri, Flora hanya bisa kembali terduduk dan menangis hingga sebuah suara seakan memintanya kembali. Dengan langkah pelan Flora memantapkan dirinya, mungkin aku masih di kasih kesempatan buat ke surga jadi bunuh diri kali ini belum bisa buat aku mati.

"Makasih YA ALLAH." Lirih Flora terharu kemudian memasuki sebuah cahaya, disana ada beberapa cahaya namun yang di pilih Flora cahaya terdekat. Jadilah....

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang