BAB 11 : KELUARGA SMITH

3.5K 225 0
                                    

Selamat Membaca ~~

⚠️ terdapat tindakan kekerasan jika tak sanggup membaca skip saja 🙏🏻

Maaf jika banyak typo!

.
.
.
.
.
.
.
.

Smith adalah keluarga yang sangat di hormati di America, mereka adalah keluarga kaya dengan banyak usaha dan kolega serta hubungan di berbagai negara. Keluarga Maximillan Smith contohnya, keturunan langsung dari seorang Smith membuat Maximillan harus menjadi pribadi yang keras dan kuat.

Didikan keras dari sang Ayah membentuk Max bersifat dingin dan cuek dengan sekitar, lelaki yang lahir dua tahun di atas Flora itu merupakan anak satu - satunya dari Kelurga Alberto Smith dan Abygael Smith.

Keluarga Smith masuk dalam jajaran Orang terkaya di erope dan Amerika. Masuk ke dalam lima besar Grazy Rich Asian membuat semua orang penasaran akan kehidupan Maximillan Smith. Namun, tak semudah di berita keluarga Max sangat sulit untuk di tembus.

Mereka merahasiakan kehidupan pribadi mereka, terlebih lagi kekayaan mereka yang sudah di buat geleng - geleng jika di hitung menggunakan mata uang Indonesia.

Max mengenal Flora sejak bayi karena memang keluarga mereka bersahabat, sejujurnya awal pertemuan mereka saat Max berusia Empat tahun. Saat itu Max dan keluarganya datang berkunjung ke rumah Flora, ah tepatnya bertemu  si duo kakak beradik. Kembar, ya sahabatnya sejak saat itu. Elvio dan Edgar.

Dulu ketika Max kecil dirinya bermain di lantai tiga bersama El dan Ed, mereka  bermain dengan di dampingi Maid masing - masing. Namun, entah  bagaimana Max yang saat itu masih berusia empat tahun menaiki tangga menuju sebuah ruangan yang membuatnya penasaran.

Tangga itu menuju ruangan lagi dan tentu saja Max penasaran seberapa banyak lantai di mansion ini. Hingga tubuh mungilnya tak sengaja memandang bayi mungil yang sedang duduk dengan mainannya, bayi berambut coklat dengan mata abu - abunya dapat memikat Max, membuat bocah empat tahun itu mendekat.

Flora yang sedang duduk sendiripun menongak melihat sang pencipta suara, suara langkah kaki yang bayi itu kira milik Maidnya ternyata bukan. Max kecil berjongkok di depan tubuh gempal Flora, bocah laki - laki itu gemas melihat bocah gendut ini duduk sendirian di depan pintu dan sangat dekat dengan tangga, bagaimana jika dia menggelinding?

"Hy? Who are you?" Tanya Max sembari menyunggingkan senyumnya, namun gadis kecil itu hanya menyengir lucu dengan dua gigi depannya.

"Hehehe belum bisa ngomong ya?" Tebak Max.

"Pap pap pap hah eughb..."

"Heheh lucu sekali, hy aku Max. Mulai sekarang kau adalah pengantinku!" Flora yang tak tau apapun hanya bisa tertawa lucu membuat Max tak bisa berhenti menoel - noel pipi tembam gadis mungil itu.

Setelah puas memandangi wajah cantik Flora, Max berniat meninggalkan Flora karena sepertinya hari sudah mulai menggelap namun ia khawatir meninggalkan gadis mungil ini disini, bagaimana jika pengantinnya mengejar dirinya dan terjatuh ditangga.

"No no!"

"Baiklahhh...." Ucap Max menenangkan hati nya sendiri kemudian berusaha mengendong tubuh gendut Flora menuju pintu kamar yang terbuka, dengan susah payah bocah empat tahun itu mengangkat Flora, pada akhirnya sampai di kamar ini.

"Kamu.. kasian sekali, tunggu Maxy ya supaya Maxy kalo sudah besar bisa membawa kamu keluar dari sini."  Setelah mengatakan itu Max meninggalkan Flora yang tampak berkaca - kaca dan mulai menangis sesegukkan, gadis mungil itu berjalan tertatih menuju kepergian Max. Bocah lelaki itu dengan cepat menutup pintu lalu menguncinya, kebetulan kunci tersebut menggantung disana, ia terpaksa melakukan hal tersebut karena tak ingin ambil resiko jika gadis mungil itu bisa keluar dan menuruni tangga lalu terjatuh. No Max tak ingin kehilangan bocah cantik itu.

FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang