41. Adek Sakit.

7.4K 1.1K 271
                                    

Anu...gaes...sad ending aja nggak sih? Hehe.

Kan aku udah pernah bilang, sejak Rezvan keluar adegan gemesnya jadi dikit.

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ya.

Semangat puasanya!

•••

Jake bolak balik pingsan saat melihat keadaan kedua kakaknya yang saat ini berada didalam ruang UGD, sampai Satya yang secepat kilat datang ke Rumah Sakit menangis melihat temannya itu benar-benar shock berat.

Yuna berlari dengan air mata sudah jatuh membasahi kedua pipi bulatnya, menghampiri dan memeluk Daniel yang sedang memeluk lututnya dengan badan bergetar hebat. Gadis itu mengelus kepala sang kakak lembut, dan mempererat pelukannya.

Satya menepuk pipi Jake yang saat ini memejamkan mata karena pingsan lagi dengan lembut, bahkan pemuda itu tak kuasa menahan air matanya yang ikut jatuh membasahi pipi Jake.

Dizon dan Fany sudah dihubungi oleh Ares. Dan reaksi keduanya tak kalah panik, Fany sampai pingsan mendengar berita itu.

"Jake, bangun," panggil Satya dan menepuk pipi Jake kecil. Si bungsu saat ini berada di dekapan Satya.

"ADEK!!!"

Satya menoleh, melihat kedua orang tua Jeano, Jerico dan Jake berlari dengan panik. Pemuda itu langsung menyerahkan Jake ke pelukan Mamanya, membiarkan Fany yang menggantikan dirinya.

"Jake bolak balik pingsan, om," kata Satya memberitahu.

Mata merah Dizon langsung mengarah ke si bungsu yang sedang di sibak rambutnya oleh istrinya.

Adik Dizon, Vion, berlari ke arah kedua anaknya dan merengkuh tubuh putra dan putrinya, Daniel dan Yuna.

"Pah...J-jean s-sama J-jeric ditabrak d-didepan D-daniel..." kata Daniel terbata.

Vion langsung memeluk sang anak dan menenangkannya, sedangkan Yuna sudah dipeluk erat oleh sang Mama, Jeny.

"Dizon, maaf. Kami akan segera mungkin menyelidiki ini," kata Ares merasa bersalah.

Dizon tersenyum tipis, "ini bukan salah kamu, ini takdir," katanya lalu raut wajahnya berubah, "kerahin semua anak buah yang kamu punya untuk menyelidiki ini," lanjutnya yang mendapat anggukan dari Ares.

Jake membuka mata dan mengerjab, matanya terasa berat karena sebelum pingsan dia menangis. Fany yang menyadari sang anak sudah membuka mata langsung menangis dan memeluk si bungsu erat.

Pintu UGD terbuka, Dizon dan Ares langsung menghampiri dokter yang menangani si kembar.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Dizon khawatir.

"Jeano dan Jerico kehilangan banyak darah. Benturan di Aspal terlalu kuat sampai-sampai tengkorak keduanya retak," jelas pak Dokter.

Lutut Fany langsung melemas, dengan Jake yang menatap kaget. Bahkan Dizon sampai terduduk lemah dilantai. Vion langsung menghampiri kakaknya itu dan mengusap bahunya.

Jake menggeleng, "DOKTER HARUS SELAMATIN KAKAK SAYA!!" teriaknya frustasi.

Berikutnya Jake tak bisa menahan tubuhnya lagi yang oleng dan langsung ambruk dipelukan sang Mama.

•••

"Jake, kamu kenapa? Hei, bangun dulu! Astaga, Jake!!" Satya mengguncang badan Jake kencang karena temannya itu tak mau bangun.

Tadi waktu Satya habis dari kamar mandi, dia melihat Jake bergumam kecil dengan wajah yang sudah banjir keringat.

"Jake, bangun!" kata Satya sampai Mahesa ikut terbangun.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now