40. The Boom.

5.7K 1.1K 174
                                    

Maaf ya kemarin aku ngeluh, maaf banget. Habisnya aku lagi nggak mood malah ditagih update terus.

Dan aku mau nanya, kenapa kalian nggak suka kalau ada scene Reviano bersaudara with girl?

Semakin kalian nggak suka Reviano with girl, bakal aku kasih scene mereka hehe.

Jangan lupa vote sama komen.

•••

"Jen, Ric, ikut gue ke depan yok? Liat sandal," ajak Daniel yang baru saja membuka pintu kamar 09.

Si kembar yang sedang tengkurap dan bermain laptop langsung duduk semangat, "ayok!!" balas keduanya dan berjalan keluar kamar bersama Daniel.

"Sandal apaan, mas? Buat lebaran?" tanya Jeano.

"Nggak sih, kan gue nggak lebaran, Jen," balas Daniel.

"Lah kemarin kok ikut ke masjid?" tanya Jerico dan menyerngit bingung.

Daniel tertawa, "ikut doang nggak sholat. Gue sama Samuel cuma nyari rambutan disana, kan ada pohon rambutan disamping Masjid. Lagian kan gue sepupu kalian, agama masih ngikut ortu," jelas Daniel yang membuat si kembar tergelak.

Mereka lupa kalau Daniel sepupu keduanya, yang berarti non Muslim juga. Jadi selama ini Daniel dan Samuel non Muslim juga? Dan ikut ke Masjid cuma pengen ambil rambutan yang ada disamping bangunan untuk orang Islam beribadah itu. Memang si kembar tak terlalu ikut campur dengan agama yang dianut teman-temannya, karena keduanya tau itu privasi, tak perlu diumbar.

Ketiganya kini menyebrang menuju pedagang kaki lima yang ada diseberang. Tanpa sadar, ada orang yang memperhatikan ketiganya.

•••

Jake menggigit bibir kecil, menahan gugup karena duduk didepan Senna.

Tadi saat istirahat, Yuna dengan tidak berperike-Jake-an mengajak Senna dan Wony untuk bergabung dengan Jake, Satya dan Jay. Meski ada perdebatan kecil antara Yuna dan Satya karena pemuda itu protes kenapa ada Wony yang merupakan mantan gebetannya.

Meja yang masih ada perdebatan kecil antara Yuna dan Satya itu makin ramai saat Jay juga protes ke Wony karena mengajak temannya Disa, mantan pacarnya Jay.

"Eh monyet! Ngapain ngajak dia sih?!" tanya Jay kesal ke gadis jangkung didepannya itu.

"Dih serah gue dong, dia kakak gue!", balas Wony sewot yang membuat Jay mendelik.

"Yuna lo bener-bener ya! Ngapain anjir ngajak Wony?!" protes Satya.

Yuna mencibirnya, "ya emang kenapa? Duduk doang kok repot, gamon ya?" ledek Yuna yang langsung mengaduh karena dilempar buku oleh Satya.

Sebenarnya mereka semua kecuali Wony, satu angkatan, hanya saja karena Yuna adik sepupu Jake, dia memanggil Jake dengan panggilan kakak meski sebaya.

Jake meringis kecil melihat teman-temannya yang mulai ribut lagi. Apalagi Yuna dan Wony seperti tak mau mengalah dari Satya dan Jay. Baru saat Disa menghentikan mereka dan memberitahukan kalau jadi pusat murid lain, keempat orang itu jadi diam.

"Jake kamu puasa?"

Jake tersentak kecil dan langsung menoleh, melihat Senna yang sedang menatapnya dengan mata bundarnya.

"Ah, enggak, aku non Muslim," balas Jake dan tersenyum malu.

Senna mengangguk paham, ternyata dia dan Jake sama-sama non Muslim. Sedangkan Jake melirik kecil gadis cantik didepannya ini, matanya bundar kayak Yuna. Dengan bulu mata lentik dan kulit seputih susu, Jake sampai mengerjab saat memperhatikannya.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now