28 - The Little Girl's Dark Side

187 152 191
                                    

Semoga terhibur dan suka sama part ini yah, ga harap banyak banyak kok hehe~

Makasih semuanya, okey lanjut ke pokoknya!

“Ada saatnya kamu akan lebih memilih berhenti dan mundur, saat apa yang kamu kejar ternyata ia tidak menginginkan untuk dimiliki oleh mu,”
'Rian Adhitama Fernando'

Happy Reading!

***

Alvian sudah sadarkan diri semenjak dipasangkan infus dan juga diberikan obat menetralkan tubuh. Dokter klinik itu memeriksa kedua mata Alvian menggunakam senter kecil yang dibawanya. Dokter itu mengernyitkan dahinya setelah melihat warna mata Alvian yang sedikit memerah.

Dokter itu menoleh terhadap teman dari pasien yang berada disebelahnya, "Mata nya merah, apakah sebelumnya ia sempat minum minuman beralkohol?" tanya dokter itu.

Gavin tidak tahu harus menjawab apa. Karena ia baru saja bersama Alvian, dan tidak ada sebelum cowo itu terkena kejadian geng motor tadi. Namun, sepertinya iya, bau samar yang tercium di hidung Gavin sedikit menyerupai bau alkohol.

"Iya, dok,"

Dokter itu tampak menghela, "Baiklah, silahkan tunggu disini sebentar, saya akan membuatkan resep obat untuknya," dokter itu melenggang pergi dari sana.

Alvian masih memegang kepalanya yang masih terasa pusing, bajunya yang terkena hujan sudah kering sedari tadi, namun ia masih belum bisa menetralkan tubuhnya akibat terlalu banyak minum alkohol.

"Alvian?"

"Ngapain lo disini?!"

"Gue cuma-"

"Pergi," singkatnya.

Gavin termenung sejenak, sebelum akhirnya membantu Alvian yang ingin pergi dari atas brankar yang ia tempati sebelumnya. Cowo itu dengan kasar melepaskan infus dari tangannya, hingga menyebabkan tangannya mengeluarkan darah segar. Setelah menyadari bahwa Gavin tengah membantunya, Alvian langsung menepisnya, menandakan ia tidak perlu dibantu.

"Ga perlu," ujarnya singkat.

Gavin menghela, kemudian tetap membantu Alvian yang terlihat tertatih tatih ingin keluar dari ruangan tersebut. Cuma lagi lagi, Alvian menepisnya cepat.

"Gue bilang ga perlu,"

"Al, liat kondisi lo,"

"Gue bisa jaga sendiri,"

Gavin terdiam sejenak, seolah olah ada yang sedang ia pikirkan, "Lo mabuk?"

Langkah Alvian terhenti, kemudian menolehkan pandangan nya ke arah Gavin yang masih berdiri tepat di belakangnya, "Bukan urusan lo,"

"Itu ur-" ucapan Gavin terhenti saat dokter klinik itu menghampirinya dengan sebungkus plastik berisikan resep obat.

"Permisi, ini obatnya dan mohon diminum dua kali sehari agar hasilnya maksimal ya," tutur dokter perempuan itu.

"Baik dok, jadi, semua total ada berapa ya dok?"

"Karena keperluan obatnya banyak, jadi kira kira semua totalnya ada tiga ratus ribu saja,"

Gavin merogoh saku seragamnya, dan mengeluarkan selembar uang kertas berwarna merah sebanyak tiga lembar. Dokter tersebut menerimanya, dan setelah itu pergi meninggalkan Gavin disana.

Teenage Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang