10 - Day Of Annoyance

229 245 73
                                    

Biasakan sebelum membaca ditabok dulu bintangnya ya

Sudah? Makasih..

Happy reading!

~~~

"Nak, kesini kalian sebentar." suara lelaki paruh baya itu yang tengah duduk di pinggir sofa.

"Apa sih yah?!" sarkas lelaki berbadan jangkung itu sambil duduk disamping sofa.

"Kasar banget sih lo!" selah anak laki laki itu yang juga ikut duduk disebelah lelaki berbadan jangkung itu.

"Dih biarin!"

"Ada apa yah?!"

"Jadi gini, kalian kan saudara, jadi kalian ga boleh sering berkelahi lagi ya, Karena hanya kita bertiga disini, ga ada ibu kalian."

"Emang ibu kemana?" tanya lelaki berbadan jangkung itu.

"Hanya ayah yang boleh tau."

"Ayah curang ihh!"

"Kasi tau dong yah." bujuknya.

"Engga boleh, kalian masih kecil."

"William kan udah kelas 2 SMA, berarti dah besar dong."

"Nanti ada waktunya ayah kasi tau ke kalian berdua."

"Kapan yah?"

"Tunggu kalian lulus SMA."

William merotasikan bola matanya, ia memang paling tidak suka jika bicara soal kelulusan. Belum tentu juga dia akan lulus nantinya.

Mereka Alvian dan William. Mereka bersaudara. Cuma, mereka kurang akrab jika dikatakan dengan saudara, layaknya mereka seperti teman yang terkadang saling membenci, dan terkadang saling akur.

Mereka mempunyai seorang ayah yang bernama 'Wilson'. Apakah kalian masih ingat?

Yah-dia adalah boss di tempat dimana Edward bekerja. Alasan Wilson menyekolahkan mereka berdua di SMA Mandala karena, agar mereka dapat lebih akur. Lagipula, Wilson juga tidak merasa keberatan jika mereka sekolah sama.

"Tapi dengan syarat kalian harus dapat nilai yang bagus, pas kelulusan nanti."

"Kalo engga?!"

"Engga akan ayah kasi tau perihal tentang ibu kalian."

"Sumpah, gue males banget kalo diancem ancem kaya gini!" gerutu William sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Jaga mulut lo didepan ayah!" selah Alvian dengan sarkasnya.

"Gosah sok ngatur gue lo!"

William langsung pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tengah. Alvian dan Wilson yang menyaksikan itu hanya menggeleng pelan kepala mereka memaklumi. Sudah biasa bagi mereka menghadapi sifat William seperti itu.

Pantas saja, ketika ada pertemuan antara Wilson dan Edward, William tidak ikut serta dalam pertemuan itu. Ia benar benar malas jika ada pertemuan dengan rekan kerja ayahnya. Benar benar memuakkan. Pikir nya.

Teenage Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang