08 - Somebody

253 267 90
                                    

Biasakan sebelum membaca ditabok dulu bintangnya ya:3

Sudah? Makasih..

Happy reading!

~~~

"Aghh..." rintih David sambil mengusap punggung dan tangannya yang sedikit terkilir.

David perlahan lahan berjalan ke arah gubuk tua yang sepertinya sudah tidak terpakai lagi. Apakah kalian tahu? Disana ada Alvian dan juga Hana bukan?

"Aghh.. Alvian sialan! Bisa bisanya dia buat gue babak belur!" sarkas David yang kemudian sedikit merobek kaus baju oblongnya yang berwarna putih, lalu dia usapkan di sekitar sudut bibirnya yang berdarah.

David merogoh saku celananya, dia mengambil ponsel nya, lalu beralih menuju ke aplikasi yang berwarna hijau. Itu aplikasi panggilan telepon.

Tun..Tun..Tun..

"Akhhhhh!! Kenapa perempuan brengsek itu malah engga angkat telepon dari gue sih!!" kesalnya dan langsung membanting ponselnya ke sembarang tempat.

Sejenak keheningan yang melanda di area hutan itu. David sekilas melihat pisau nya yang sebelumnya ia tusukkan ke arah perut Alvian. Pisau itu masih berlumuran darah bekas Alvian. David yang melihatnya sanggup membuatnya bergidik ngeri. Ia tidak mau disebut sebagai pembunuh.

Bagaimana jika Alvian mati? Apa dia akan dipenjara?! -Akhh!

Dret..Dret..Dret..

Itu suara getaran ponsel milik David. Kebetulan saat itu, David me-silence ponsel miliknya. Takut menimbulkan keributan.

Sontak, David dengan sigap langsung mengambil ponselnya itu, dan melihat siapa orang yang menelponnya. Dia melihat salah satu nama yang sedikit membuatnya kesal. Chelsea menelponnya.

"Hm?"

"Gimana? Hana masih lo jaga kan?"

"Dia udah pergi." lirih David.

"A-apa?! Kok bisa sih?! Bodoh banget si lo!"

"Bukannya lo yang bodoh ya?." dia menyeringai.

"Apa maksud lo hah?!" bentak suara itu dibalik telepon.

"Sekarang lo kesini, ga ada penolakan. Paham lo?!"

"Woy! Ban -"

Titt!

David menutup telepon nya secara sepihak. Sejujurnya, dia sudah sangat malas berhadapan dan berurusan dengan Chelsea lagi, dia perempuan yang banyak maunya saja, tanpa mementingan keadaan dia yang sudah babak belur ini.

Beberapa jam telah dilewati oleh David ditengah hutan belantara itu. Dia meringkuk lemas sembari memeluk lututnya yang bisa dibilang bukan berwarna kulitnya lagi, tetapi sudah dipenuhi dengan luka lembam dan biru di sekujur tubuhnya.

Dia menyipitkan matanya ke arah depan, itu seperti bayangan seseorang yang mendekat ke arahnya. Sudah pasti itu mereka. C3.

Chelsea berlari begitu melihat keadaan David yang tengah meringkuk sambil tergeletak di tanah dengan luka yang cukup parah.

Teenage Love!Where stories live. Discover now