24 - Tragedi Ayam Warna Warni

182 156 175
                                    

Hai manteman, apa kabar kalian? I hope you're good.. Jadi, sori banget ya buat kelambatan update chapternya, soalnya akhir akhir ini aku sering banget g enk badan, pusing, demam, gitu deh. Jadi, saran aku, kalian jaga diri baik baik ya, dan jangan lupa patuhi protokol kesehatan terus🤗

"Bagi votenya dong cantik/ganteng, gratis loh xixi"

Makasih banyak!

"Tidak bisakah engkau menyayangiku barangkali sedikit?"
'Reina Cantika'

°°°

"Bu, nasi goreng pedesnya satu ya? Cabenya dipisahin," tutur Reina kepada ibu yang sedang berjualan nasi goreng.

"Baik nak, silahkan tunggu sebentar ya," balas ibu ibu itu dengan ramah.

"Terimakasih bu," Reina tersenyum tipis kemudian ia segera duduk di lesehan tempat warung tersebut.

Brum.. Brum..

Suara deruh motor menyadarkan lamunan gadis itu. Reina sontak berdiri sedikit menjauh dari sumber suara agar tidak terlalu berisik. Ia memang sangat tidak suka terhadap hal yang berbau berisik.

"Rei!" panggil seseorang dari kejauhan. Karena ulah motornya yang lupa ia matikan sempat membuat Reina tidak menyadarinya.

"Reina!" panggil seseorang itu yang kedua kalinya. Karena merasa dipanggil, gadis itu pun menolehkan kepalanya menghadap sang empu. Sedikit ada rasa terkejut dihatinya, tapi Reina harus tetap bersikap seperti biasanya.

"Lo suka beli di warung ini juga?" tanya Gavin sembari mengesampingkan helm nya ke bawah ketiak.

Reina hanya acuh dan memalingkan wajahnya enggan menatap wajah Gavin berlama lama. Menatap wajah Gavin seperti ibarat memandang bangkai busuk yang menimbulkan bau menyeruak.

"Kalo orang lagi ngomong itu dijawab, Rei," tutur Gavin sambil menyugar rambut berwarna hitam pekatnya ke belakang. Siapapun yang melihat ketampanan seseorang yang bernama Gavin Alvaro Dewantara pasti akan terpesona, ditambah setelan kemeja casual petak petak yang semakin menimbulkan aura keren di dalam dirinya.

"Rei-" panggil Gavin seketika terjeda akibat ibu penjual nasi goreng datang menghampiri mereka berdua.

"Nak, ini nasi goreng pedesnya satu, sama cabenya udah saya pisahin sesuai pesenan tadi," ujar ibu itu mengulang kembali pesanan Reina beberapa jam lalu.

Reina bangkit dari posisi duduknya, kemudian beralih mengambil plastik yang berisi satu bungkus nasi goreng lalu membayarnya. Tanpa ingin berlama lama, Reina segera pergi meninggalkan area warung tanpa melirik sedikitpun ke Gavin.

"Rei, tunggu. Biar gue anter," cegah Gavin.

Reina memberhentikan langkahnya sejenak lalu membalikkan tubuhnya menghadap Gavin. "Aku bisa pulang sendiri,"

"Ini udah malem, Rei, bahaya cewe malem malem pulang sendiri," sambung Gavin yang terus berdiri pada pendiriannya, yaitu mengantar gadis itu pulang kerumah.

"Aku bisa sendiri, jadi ga perlu dianterin segala," karena Reina yang tetap kekeuh untuk pulang sendirian, akhirnya Gavin membiarkannya. Walaupun ada secuil rasa khawatir di dalam relung hatinya.

Teenage Love!Where stories live. Discover now