27 - Why, Alvian?

173 162 189
                                    

Holaaa everyonee! Comebackeu dengan saya disini, yang lagi rebahan, hidupin ac, tarik selimut bobok manis aja~👍🏻

Anw, karena bentar lgi mw riraya, gw minta maap ke kalian semua semisal gw ada salah, atau ada kata kata yang ga enak kesangkut di heart kalian, gw really sorry, dan tidak bermaksud.

Udah siapin mata kalian dan jari kan buat baca part kali ini? Kalau sudah, selamat menyaksikan bestot-eh maksudnya bestie😽

⚠️DI PART KALI INI ADA BEBERAPA KATA KATA UMPATAN YANG TIDAK PANTAS DILIHAT OLEH ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy Reading!

***

"Mah.. Sakit," keluh Hana memberi tahu jika perut nya kembali merasakan sakit. Naryeon yang saat itu sedang menyuapi sesendok bubur ke mulut Hana, langsung memberhentikan nya sejenak, dan memandang wajah anaknya penuh khawatir.

"Yang dimananya sakit? Mau mamah panggilin suster?!"

"Gausah mah, ini cuma sakit dikit aja," Hana melarangnya.

"Tapi kan itu-"

"Mah.. Hana gapapa kok, ini juga udah ga sakit lagi,"

Naryeon menghela nafas pasrah, lalu mengambil bubur yang sempat ia letakkan di atas nakas bersebelahan dengan brankar pasien.

"Tapi, makannya harus diabisin ya? Supaya cepet sembuh,"

Hana tersenyum manis, lalu mengacungkan jempolnya ke hadapan sang mama. Di ruangan itu hanya terisi mereka berdua seorang. Edward tengah bekerja sekalian memberikan surat izin ke sekolah untuk beberapa hari, tergantung jika Hana sudah sembuh.

Hana sangatlah bersyukur, karena telah memiliki kedua orang tua yang sangat mencintai dan menyayanginya. Ibaratkan sebuah harta yang digantikan dengan apapun hasilnya tetap akan kurang dan tidak bisa ditambah kembali.

Kehadiran mereka bahkan sudah lebih dari cukup baginya.

"Mah?"

"Iya sayang?"

"Menurut mamah sendiri, apa yang harus dilakuin kalo kita diancem atau segalanya gitu?"

"Kamu kok nanya itu?"

"Ngga sih mah, cuma pengen tau aja," ucap Hana cengengesan.

"Yah, menurut pengalaman mamah sih, ancam balik aja, pasti dia bingung,"

Hana mengetuk jari ke dagunya, "Diancam balik ya?"

"Kenapa emangnya? Kamu diancam?! Sama siapa?!" tanya Naryeon dengan nada yang berubah drastis.

"En-engga kok mah, tadikan Hana bilang cuma nanya doang, ga lebih," ucapnya berbohong.

"Yang bener kamu?" Naryeon menatap wajah anaknya dengan penuh selidik.

"Iya kok mah,"

Setelah itu, senyuman Naryeon kembali merekah sesekali menyuapi anaknya itu dengan asupan bubur.

***

Teenage Love!Where stories live. Discover now