63

14.2K 600 105
                                    

Happy reading and warning typo!
.
.
.






"Pinter."

"Minum dulu."

Sudah malam gadis itu masih setia menemani cowoknya dan bahkan sekarang ia sudah rapi menyuapi Marvel. Setelah di bujuk beberapa kali sampai akhirnya mau makan.

Marvel menaruh minumannya di nakas dan menatap gadisnya lekat. "Makasih." hal itu membuat Eca mengangguk senang.

"Tolong ambilin gitar." pintanya menunjuk ke arah gitar yang ada di sofa. Gitar itu punya Enza. Ia membawanya kesini dari kemarin kemarin. Katanya sih gabut aja.

Kembali lagi, gadis itu menurut dan mengambil gitar itu lalu menyerahkan nya ke Marvel. Lalu ia duduk kembali di kursi yang ada di samping ranjang dan menatap cowok itu bingung. "Mau ngapain?"

Marvel menatap sekilas gadisnya. "Mau aku banting."

"Ihh."

Marvel terkekeh. "Ya engga sayang. Aku mau mainin."

Gadis itu mendengus dan kembali memerhatikan cowok itu yang mulai memetikkan senar gitar.

Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah.

Lagu yang di nyanyikan langsung oleh Marvel dengan tangan yang di infus sambil memainkan gitar. Matanya menatap Eca lekat. Seakan menyalurkan semuanya, perasaannya terhadap gadis itu.

Kau membuat diriku akan selalu memujamu.
Di setiap langkahku, ku kan selalu memikirkan dirimu.  Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu....

Eca sedari tadi menyimak lagu yang di nyanyikan oleh cowok itu dan menatap nya. Saat gadisnya menatapnya ia tersenyum dan melanjutkan nyanyiannya.

Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu 'ku akan bisa

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku, lengkapi diriku
Oh, sayangku, kau begitu sempurna
Sempurna....

Masih dengan mata yang memandang gadis itu penuh arti. Sampai di petikan terakhir dan lirik terakhir.

Sempurna.

"Love you."

Marvel menyudahi nyanyiannya dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan. Ia menatap gadisnya yang diam tak berkutik.

"Caa."

Merasa terpanggil Eca menatap Marvel dan tersenyum. "Love you more." balasnya membuat Marve lagi lagi tersenyum.

Ia menaruh gitar itu di bawah di senderkannya di nakas dan menyuruh gadis itu naik. "Sini naik."

Gadis itu menurut dan naik ke ranjang dan setelah naik langsung saja ia disambut dengan pelukan yang erat. Ia membalas pelukan itu tak kalah erat.

Jika orang lain melihat sudah dapat di pastikan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang tak mau kehilangan satu sama lain. Tetapi entahlah, ada takdir yang tidak ada satupun yang tau kisah mereka selanjutnya bagaimana.

Marvel berbisik tepat di telinga gadisnya. "Makasih. Untuk semuanya, I'am lucky to have you. Aku berharap bisa sembuh dan bisa terus sama kamu."

Eca melepaskan pelukannya setelah mendengar kalimat terakhir cowok itu. Ia menatap Marvel lekat. "Kamu bisa sembuh. Pasti. Aku akan selalu nemenin kamu apapun keadaan kamu. I promise." ujarnya di akhiri dengan senyuman.

MARVEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang