Donatella | 20

107 23 18
                                    

Semoga hari kalian baik! Happy reading, Doluv❤️

Semoga hari kalian baik! Happy reading, Doluv❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayang, psst."

Mendengar suara familiar tersebut, Donatella pun tidak jadi mengunci pagar. Bola matanya bergerilya mencari sosok Saddam. Hingga akhirnya berhenti di suatu sudut yang lumayan jauh dari pagar rumah. Tanpa berpikir dua kali, Donatella langsung melangkah mendekati sang kekasih.

"Pulang, kok, enggak bilang-bilang? Aku jadi bingung sendiri nyarinya," sungut Saddam mencebikkan bibir.

Donatella tersenyum tidak enak. "Maaf, Dam. Tadi mama tiba-tiba nyusulin, jadi aku enggak punya pilihan lain. Daripada mama buat keributan, mending aku pulang, kan?"

"Sehari aja, apa mama kamu enggak bisa enggak nyebelin? Heran banget."

Donatella terkekeh pelan. "Kalau dia enggak nyebelin, mungkin udah mau kiamat."

"Mulut."

"Kamu baru pulang dari sana?" tanya Donatella membelokkan arah pembicaraan mereka.

"Tadi maunya pas tahu kamu udah pulang, aku ikut balik. Cuma ditahan sama anak-anak lain."

"Syukur, deh."

Saddam mengernyit. "Kok syukur? Kamu enggak seneng cepet ketemu aku?"

"Bukan gitu. Kalau kamu buru-buru pulang karena aku, aku jadinya kan ngerasa bersalah."

Saddam mengembuskan napas kasar. Ingin melanjutkan obrolan mereka, tetapi atensinya terpusat pada Donatella yang masih menggunakan dress tadi. Tidak berbicara sepatah kata pun, Saddam meraih tangan mungil Donatella, kemudian menuntun gadisnya menuju mobil.

Sesampainya di mobil, Saddam mengambil hoodie yang selalu dia bawa, menutupi bahu terbuka Donatella dengan itu. "Kamu udah pulang dari tadi, tapi kok masih belum ganti baju? Angin malam enggak bagus, tahu. Nanti kalau kamu sakit, gimana? Kamu baru sembuh!"

"Enggak sempat, Dam. Tadi sampainya barengan sama Bu Machel. Kalau aku ngotot ganti baju dulu, nanti mama bakal ngomel. Dianggap buang-buang waktu."

"Andai aja dia lebih muda dan cowok," Saddam mengepalkan tangan gemas ingin menonjok, "Udah aku tonjok biar enggak ganggu kamu terus."

Donatella tergelak lalu mendekatkan bibirnya ke pipi Saddam. "Makasih, Ayang."

"Cie genit, cium-cium," ledek Saddam mengedipkan mata.

"Aku turun, ya!" Donatella berseru malu seraya bersiap membuka pintu.

Saddam lekas menahan pergelangan tangan sang kekasih. Dia memanyunkan bibir. "Jangan gitu, dong, Ayang. Aku kan cuma bercanda. Masa baru ketemu, udah ditinggal lagi?"

"Kamu nyebelin, sih."

Saddam mengusap puncak kepala gadisnya. "Hari ini belajar apa? Capek, enggak?"

"Sumpek, mau meledak."

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang