Donatella | 18

115 24 32
                                    

Oh iya, sebelum masuk part cerita. Di antara kalian ada yang ikut SNMPTN kah? Kalau ada, gimana hasilnya? Buat yang keterima, selamat yaaa! Sementara yang belum, jangan patah semangat! Harus semangat di SBMPTN yaa! Doa baikku menyertai Doluv❤️

 Di antara kalian ada yang ikut SNMPTN kah? Kalau ada, gimana hasilnya? Buat yang keterima, selamat yaaa! Sementara yang belum, jangan patah semangat! Harus semangat di SBMPTN yaa! Doa baikku menyertai Doluv❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radilla
Nat

Radilla
Lo di toilet ketiga kan? Di depan lo ada Giona, hati-hati dia lagi selonjoran

Radilla
Jangan sampai dibuat malu karena lo kesandung

Donatella sontak mendengkus. Sehari saja, apa Giona tidak bisa tidak mengganggunya? Apa gadis itu tidak lelah selalu mengganggunya dari awal SMA?

Donatella Yum
Oke

Usai membuka pintu kamar mandi, Donatella tak langsung keluar. Pemandangan pertama yang ia dapatkan, yakni kaki mulus milik Giona menyilang di depan pintu. Dengan mudah ia melewati kaki tersebut menuju wastafel, mengabaikan Giona yang membeliakkan mata tidak percaya.

"Belagu banget, mentang-mentang dipanggil Margi. Suara lo itu enggak ada apa-apanya tahu! Kebetulan aja Margi kasihan sama lo, jadi lo yang diminta buat nyanyi," cemooh Giona.

Daripada membuang tenaga meladeni Giona, Donatella pun memilih menarik selembar tisu mengelap tangannya. Lebih baik ia segera kembali ke tempat duduk. Saddam pasti tengah menunggunya.

"Gue ngomong sama lo, Pret!" murka Giona karena Donatella seakan tidak menganggap keberadaannya.

Donatella menghela napas jengkel. "Ketimbang lo rewel enggak jelas, mending lo mohon ke Margi biar dikasih izin nyanyi di panggung, oke?"

"Lo kira gue apaan, mohon-mohon? Asal lo tahu aja, ya, suara gue jauh lebih berkelas! Suara lo, mah, enggak ada apa-apanya." Giona berucap seraya mengacungkan jari telunjuk ke wajah Donatella.

"Buktinya siapa yang dipanggil maju? Gue apa lo?" balas Donatella menaikturunkan kedua alis meledek Giona.

Hal itu lantas menyentil emosi Giona. Giona mengepalkan tangannya, berkeinginan kuat menonjok wajah menyebalkan Donatella. Beruntungnya, Emmy lekas menyikut Giona. "Lo enggak mau kasih tahu Si Bayi Besar kalau ada yang nungguin dia di parkiran?"

Donatella mengernyit tidak mengerti arah pembicaraan kedua gadis tersebut. Siapa yang disebut Bayi Besar oleh Emmy? Apakah dirinya?

Tiba-tiba, Giona tersenyum smirk. Kepalan tangannya melunak. Dia mengulurkan tangan mengusap pundak terbuka Donatella lalu berucap, "Kayaknya lo lupa sesuatu, sampai-sampai Tante Rea harus chat gue. Dan berhubung gue orang baik, gue kirim lokasi kita ke dia. Eh, enggak tahunya tadi dia kabarin kalau dia udah di parkiran."

"Apa?"

"Dia bilang kalau dalam waktu sepuluh menit lo enggak muncul di hadapan dia, dia bakalan masuk buat teriak-teriak panggil lo."

Membantu menakuti Donatella, Emmy menimpali, "Sekarang udah lewat tujuh menit. Lo cuma punya waktu sisa tiga menit."

Tanpa berucap sepatah kata pun lagi, Donatella berlari tergesa-gesa ke parkiran. Ia harus bisa terlebih dahulu memunculkan wajah di depan Rea. Rea tidak boleh mengacaukan acara ulang tahun Margi. Mau ditaruh di mana wajahnya jika seumpama itu terjadi?

Donatella masuk ke mobil tepat waktu. Masih dalam keadaan napas terengah, ia bertanya, "Ma-mama kenapa ke sini?"

Alih-alih menjawab pertanyaan sang anak secara baik, Rea tak tahu-menahu mendorong kening Donatella. "Kamu lupa hari ini hari apa, hah?!"

"Sabtu?"

"Sekarang udah jam sembilan malam, Donat! Setengah jam lagi Bu Machel datang dan kamu masih sibuk berpesta? Kamu waras?!" Kali ini Rea membentak Donatella sembari menoyor kepalanya.

Donatella meringis kecil. "Maaf, Ma. Donat kira ... hari ini Donat dikasih libur."

"Harus berapa kali, sih, mama kasih tahu kamu kalau kamu enggak akan pernah libur? Sampai mulut mama berbusa, hah? Iya, gitu?"

Intonasi Rea yang kian meninggi menciutkan nyali Donatella membalas ucapan sang ibu. Sehingga yang ia lakukan hanyalah menundukkan kepala, pasrah.

"Tas kamu di mana?"

"Ah-oh, itu ...," gagap Donatella.

Rea mendelikkan mata jengkel. "Kamu sengaja ninggalin tas di dalam biar kamu punya kesempatan buat balik lagi, hah?"

"Bu-bukan gitu!"

"Saddam masih di dalam?"

Memperoleh jawaban berupa anggukan sang anak, Rea lantas mengalihkan pandangan ke Wawan. "Kita pulang sekarang, Pak."

"Tasnya Non Donat?"

"Nanti biar Saddam yang bawain. Kalau tunggu Donat balik lagi, yang ada dia gagal les."

Sementara telinga Donatella panas karena sepanjang perjalanan Rea tidak berhenti mengomelinya, Saddam kebingungan setengah mati kekasihnya masih belum kembali dari toilet. Takut ada hal buruk yang menimpa Donatella, Saddam pun berinisiatif menyusul.

"Loh, Babe? Baru aja gue mau duduk di samping lo, kok lo malah bangun?" tanya Saira mesra membuat Arzan dan Edrea saling bertatapan penuh tanda tanya. Pasalnya, yang mereka ketahui Saddam merupakan kekasih Donatella.

Saddam buru-buru menepis kasar tangan Saira. "Jangan pegang-pegang gue."

Tidak memedulikan gertakan Saddam, Saira menarik Saddam agar kembali duduk. "Jangan kayak gitu ah, Babe. Lo mau ke mana, sih? Duduk di sini aja. Kita minum-minum gimana?"

"Lo butuh temen minum?" Saddam menunjuk kerumunan laki-laki yang sedang bersorak, "Pergi ke sono. Bukan cari gue. Gue mau samperin cewek gue. Atau jangan-jangan lo tahu cewek gue di mana?!"

"Cewek lo?"

Saddam memicingkan mata menunggu kelanjutan ucapan Saira.

"Dibuli Giona, kali. Tadi Giona bilang mau cari Donat. Ya, gue biarin aja. Suka-suka dialah," balas Saira santai sambil mengedikkan bahu acuh tak acuh.

Rahang Saddam mengeras. Dia meraih dan mencengkram dagu Saira keras. "Sampai gue nemuin lecet di badan cewek gue, kalian bertiga enggak bakal hidup tenang di sekolah!"

Setelah memberi ancaman, Saddam buru-buru menyusul ke toilet meninggalkan aura mencekam yang tersisa di sana. Arzan mengerjapkan mata berulang kali tidak menyangka sosok kekasih Donatella bisa semenyeramkan itu. Padahal bukan dia yang diancam, tapi dia juga merasa terintimidasi.

Aillard mendekatkan diri pada Arzan lalu berbisik, "Sekarang lo tahu kan, Donat beneran enggak bisa diganggu gugat. Lo berani ganggu? Nyawa lo langsung hilang dalam sekejap."

***

Boleh kasih tanggapan kalian sampai sejauh ini? Bosenin, enggak? Semoga enggak, ya🥺

Dan oh iya, bantu aku follow Instagram @darkbrown_hair yaa! Aku bakal usahain aktif di sana update konten berupa quotes, cuplikan adegan, atau spoiler part dan banyak lagi. See u soon! Ayo banyakin komennya biar aku makin semangat🥺🥺❤️

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang