19

14.1K 1.4K 31
                                    



Carera menghelah nafas,  kala tahu Sean mengalami gangguan panik.  Dia juga teringat dengan perkataan Sean yang pernah mengataka jika dirinya benci laut.  Apakah ini ada hubunnganya dengan gangguan panik nya. 

Carera sudah berganti baju,  kini dia hanya duduk dengan wajah sedikit bersalah.  Dia lupa soal Sean yang takut pada laut.  Bukan dia lemah saat ini hanya saja dia juga masih unya hati nurani.  Jika Sean memang harus mati atau suatu saat dia pergi tidak dengan cara seperti ini. 

"Aku butuh ketenangan sebentar" ujar Carera memilih pergi sebentar.  Dia juga bukan tipe yang suka menunggu orang sakit.  Meski terdengar kejam memang begitu adanya.  Dia memang menunggu namun tidak di dekat ruangan.  Melainkan memilih jalan-jalan atau yang lainya. 

Saat sibuk minum beer di dekat lobi rumah sakit.  Mata Carera menangkap sosok Justin dan Narani.  Dua orang itu, tidak mungkin menjenguk Sean.  Dengan langkah cepat Carera mengikuti keduanya. 

Carera bersembunyi di bawah tangga darurat. 

" Sean sedang sekarat, bukan kah ini kesempatan bagus untuk membunuhnya? " kata Narani

"Kau terlalu gegabah,  dia hanya sedang kena gangguan panik.  Jika kita membunuhnya tentu saja dia masih bisa melawan. " jelas Justin

' mereka ingin membunuh Sean?  Sudah kuduga?  Apa pria bajinngan itu tidak tahu jika dirinya hanyalah alat? ' batin Carera

Carera terus mendengarkan pembicaraan mereka.  Hingga akhirnya,  justin setuju untuk membunuh Sean.  Tentu tidak bisa Carera biarkan.  Dia melihat 5 pria dengan stelan gaya anak muda.  Siapapun tak akan curiga dengan mereka. 

Jika mereka bermain degan gaya selicik itu maka Carera juga akan melakukan hal yang sama.  Sebuah ide muncul di kepalanya,  dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan. 

'Kau hutang nyawa padaku Sean' batin Carera.









Carera tersenyum manis pada suster,  sekarang dia ada di ruang rawat inap Sean.  Pria ini masih tidur karena obat bius.  Mata Carera melirik jm yang menujukan pukuk 11 malam.  Memang aktivitas akan sedikut berkurang kala malam tiba. 

Mata tajam bagai elang,  melihat ke adaan di luar. Carera tersenyum miring kala melihat 5 anak muda yang di perintahkan Narani dan Justin. 

"Eoh?  Kau! "

Deg

' fuck!  Apa yang du lakukan wanita sinting ini! ' Carera

Siapa yang tak akan terkejut kala melihat sosok Kiran.  Apa yang wanita ini lakukan disini,  ini yang Carera benci kala Rencana yang sudah di susun sebaik mungkin harus gagal.  Dia tak bisa menghajar 5 pria itu jika ada Kiran. 

"Kiran,  apa kau tahu sesuatu soal justin dan Narani? " tanya Carera mencoba membuat obrolan.

"Tentu saja bodoh!  Mereka adalah sahabat baiku! " kata Kiran

' ehehm bagaimana jika mencoba memprovokasi? ' carera

"Aku dengar  tadi saat di dekat tangga darurat. Justin dan Narani ingin melukai Sean....hiks... Hiks... Kiran, jika aku mati sean tidak akan sedih. Tapi jika kau mati Sean pasti akan sangat terpukul " kata Carera yang memulai akting nya.

" apa maksud mu? !" tanya Kiran, kini Carera tersenyum jahat.

"Sean! Mereka mau membunub Sean, kau fikir siapa yang membuat kau kecelakaan?. Kau fikir siapa yang membuat liam terkuka. Semua ulah MEREKA! kau mungkin tidak akan percaya kan! Mereka hanya memanfaatkan mu! Agar kepentingan mereka terwujud Kiran!" kata Carera

Love Is Never Makes U Happy ( Sudah Terbit Dalam Bentul EBOOK );Onde as histórias ganham vida. Descobre agora