part 7 supermarket

5 0 0
                                    




Setelah dari rumah Hana, Zey memutuskan untuk langsung kembali ke rumah. Mengingat hari sudah hampir malam dan ia tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Beberapa menit kemudian ia sudah sampai di rumahnya. Zey berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Assalamua'laikum..." Ucap Zey dengan nada pelan saat memasuki rumahnya.

Kemudian seorang wanita muncul dari arah dapur dan menyapa Zey dengan senyum hangat yang selalu membuat Zey merasa tenang.
"Wa'alaikumsalam. Nak, kamu udah pulang..." Ucap Maya yang merupakan mamah Zey.

Maya Aristawati, sesuai dengan namanya yaitu  Aristawati yang berarti pandai dan lemah lembut. Selain paras yang cantik dan anggun, Maya juga memiliki sikap lemah lembut. Ia selalu memprioritaskan keluarganya, terutama anak-anaknya dalam hal apapun. Memilih menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang paling menyenangkan baginya.

Zey mengangguk dan tersenyum tipis, "iya, mah. Maaf telat, tadi ke rumah temen dulu sebentar."

"Ngapain ke rumah temen, nak?" Tanya Maya yang terlihat penasaran.

"Aku jenguk dia, mah. Dia sakit soalnya." Ucap Zey sembari melepas sepatunya dan meletakkannya di rak.

Maya mengangguk dan tersenyum tipis. "Ya, ampun. Semoga cepet sembuh buat temen kamu ya, Zey." Ucapnya dengan nada lembut dan penuh kasih.

"Iya, mah. Aamiin." Zey tersenyum menatap Maya. "Ya, udah. Zey bersih-bersih dulu ya, mah." 

"Iya, nak." Kemudian Zey mulai melangkah untuk menaiki tangga, tapi ia terhenti saat Maya kembali memanggilnya. "Eh, Zey. Papah pulang telat, jadi nanti jam 7 anterin mamah ke supermarket, ya?"

Zey menoleh dan tersenyum manis. Tidak ada masalah baginya karena membantu mamahnya adalah hal yang selalu ia sukai. "Siap, mah!" Ucapnya dan kemudian ia langsung masuk ke kamarnya.

Beberapa menit sebelum pukul 7 malam, Zey turun dengan outfit sweater coklat dan celana hitam miliknya. Ia menghampiri mamahnya yang sedang ada di dapur dengan senyuman cerah. Maya pun menoleh saat merasakan kehadiran anaknya yang berjalan ke arahnya. Kemudian ia tersenyum.

"Sini makan dulu, pasti kamu laper kan?." Ucap Maya sembari menyiapkan makan malam di meja makan.

Zey mengangguk dengan penuh semangat dan langsung duduk di kursi. "Masak apa nih, mah?" Tanya Zey dengan ekspresi yang begitu kegirangan. Sudah jelas ia begitu lapar.

"Kesukaan kamu dong, ayam goreng crispy!" Kemudian Maya meletakkan piring yang berisi ayam goreng di depan Zey. "Tara~"

Wajah Zey bersinar dengan senyuman lebar saat menatap ayam goreng di depannya. Ia terlihat begitu bahagia. "Asik!  Tau aja lagi pengen."

Maya terkekeh pelan melihat ekspresi Zey dan mengangguk. Meskipun Zey adalah anak tertua tapi tetap saja tinggaknya selalu seperti anak kecil di matanya. "Ya, udah. Makan, solat dan kita langsung ke supermarket, ya." Ucap Maya.

"Ok, mah!"

●●●

Sekitar pukul 6 sore Hana terbangun dari tidurnya yang pulas. Ia sudah merasa lebih enakan sekarang. Kemudian ia bangun dari kasurnya dan langsung turun ke bawah untuk sekedar melihat keadaan di bawah. Hana menuruni tangga dan melihat sekeliling, ia merasa begitu sepi bahkan ia tidak melihat keberadaan Bi Nayah. Kemudian ia berjalan menuju dapur, "Bi... Bi Nayah?" Sahut Hana.

TRUE FIRST LOVE Where stories live. Discover now