2. (BUKAN) Dilan dan Milea

7 4 5
                                    

"Aku bukan Dilan. Kamu bukan Milea. Dan ini bukan kisah Dilan dan Milea"

☕☕☕

"Lagian kalo gue Dilan emangnya Milea bakalan mau ama gue?"

☕☕☕

30 menit kemudian, hujan mulai reda. "Yah hujannya reda deh"

"Lo tau gak?" Tanya Clyde membuka suara.

"Enggak" Sahut Adelia ketus.

"Kita gak akan bertemu kalau gak ditakdirkan, dan gue yakin hujan jadi perantara takdir pertemuan kita," Lalu, Clyde mengulurkan tangannya pada Adelia. "Tapi apa hujan juga yang menjadi perantara untuk kita bersatu?" Tanyanya lebih pada dirinya sendiri.

Adelia bengong.

Air hujan yang menetes dari rambut Clyde menyusuri mata, pipi dan rahangnya yang tegas membuat Adelia terpana sesaat.

Gila, cool banget. Gumam Adelia dalam hati.

Adelia menoleh ke arah lain. Dengan gaya yang sok gengsi, Adelia mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Clyde.

Hening sesaat.

Clyde melihat tangan dan wajah Adelia bergantian. Sekilas tersungging senyum tipis di bibirnya.

"Apa?" Tanya Adelia sambil mencari cari kesalahannnya.

Sambil menahan tawanya, Clyde berujar, "Bukan," Clyde langsung menarik tanganya, melepas genggaman mereka. "Maksudnya jaket gue" Sambung Clyde disusul kekehan tawa yang ditahan.

Wajah Adelia memerah. Ia buru buru melepas jaket dari tubuhnya dan memberikannya kepada Clyde.
"Nih, makasih" Ucap Adelia dengan suara yang kecil menahan malu.

"Kenapa, hm? Malu ya?"

Adelia sangat malu sampai ia tak sanggup mengangkat kepalanya untuk menatap Clyde. Bagaimana dia bisa memiliki tingkat kepedean level max?

"Gue duluan ya?!"  Tanpa menunggu jawaban Adelia, Clyde lari sambil meneriakkan satu kalimat. "Sampai jumpa, SAYANG"

Adelia tersentak mendengar kata "SAYANG". Apa maksudnya Clyde? Dia pikir Adelia gadis yang seperti apa? Mudah sekali menyebutnya begitu.

☕☕☕

         Sepeninggal Clyde, Adelia berjalan ke jalan poros sambil menghentakkan kakinya sebal. Ia duduk di halte berharap ada kendaraan umum yang lewat sore itu. Lama ia menunggu, tapi tak ada satu kendaraan pun yang melintas.

         Adelia menghembuskan napas kasar. Ia bersandar sambil memejamkan matanya sesaat.

Pusing.....

          Harusnya ia memang tak datang ke taman, padahal sore ini ia juga ada kursus bahasa Jepang. Fyi, ia berencana untuk melanjutkan kuliah ke negeri Sakura.

Tiiin... Tiin
Tiiin... Tiin
Tiiin... Tiin

        Suara klakson motor yang di tekan terus menerus tak kunjung membuat Adelia kembali ke kenyataan. Lelaki itu segera turun dari motornya dan berjalan mendekati Adelia.

         Adelia tak bergeming, sampai hembusan angin kuat menerpa wajahnya yang membuat ia mengerjapkan matanya berkali-kali, bukan angin kuat melainkan hembusan napas Clyde tepat di depan wajahnya.

Apalagi sih mau cowok satu ini?

          Langsung saja Adelia mendaratkan tamparannya. Tapi sebelum tamparannya mengenai
sasaran, dengan santai cowok itu menangkap tangannya. ”Heitss!" katanya sambil menarik tangan Adelia, dan entah kenapa jantungnya mulai deg-degan. "Biarpun gue nggak akan mukul cewek, gue juga nggak akan ngebiarin cewek mukul gue..."
Clyde mengelak dari serangan Adelia yang akan menginjak kakinya. Tanpa melepas tangan Adelia.

ClyDelia-Don't Forget MeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin