24

5.9K 609 9
                                    

Teman-teman sebelumnya maaf kalau masih ada kesalahan penulisan atau typo dikarenakan aku tidak sempat membaca ulang dan mengedit seluruh part ini. Kalau kalian liat ada kesalahan dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

Hope You Enjoy It!

~~~

Tidak seperti pagi hari biasanya, pagi ini Naresh harus dibuat pusing karena tidurnya yang tertanggu. Ketiga teman dekatnya itu tiba-tiba saja datang ke rumah Jeno tanpa sepengetahuannya dan membangunkannya. Setelah ia tanya ternyata mereka berinisiatif sendiri sendiri menanyakan alamat rumah Jeno pada si orangnya langsung demi mengajak Naresh bermain. 

Sudah tiga bulan sejak kelulusan, selama itu pula para remaja itu belum sekalipun bertemu lagi untuk bermain. Teman-teman Naresh disibukan dengan persiapan masuk universitas beberapa waktu lalu, kini ketiganya sudah meraih apa yang mereka inginkan. Membuat Naresh ikut merasa senang dan bangga akan pencapaian teman-temannya. Tidak ada lagi rasa iri ingin melakukan hal sama, karena ia percaya setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Lama tidak bertemu membuat mereka saling merindukan satu sama lain. Sebelumnya empat orang itu memang sudah merencakan akan bermain bersama, namun belum ada pembicaraan lebih lanjut tentang kapan dan dimana mereka akan berkumpul. Sampai hari ini dimana ketiga orang lainnya tanpa Naresh membuat rencana diam-diam untuk mendatangi kediaman pria itu.

"Kenapa kesini? Padahal kita bisa ketemuan di tempat lain." Naresh masih dengan piyama lengan pendeknya, duduk di atas kasur dengan selimut setengah menyelimuti kakinya. Sementara ketiga orang lainnya masih berdiri di sebelah kasur setelah membangunkan Naresh, tentu saja atas izin dari sang pemilik rumah, yaitu mami Ivani. Wanita itu sudah diberitahu oleh Jeno kalau teman Naresh ingin datang berkunjung. Mami tentu saja merasa senang, karena Naresh sudah bagaikan anaknya sendiri, ia tentu saja ingin juga berkenalan dengan teman-teman anaknya.

Sonya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi rapihnya, "Gapapa, pengen aja nyamper lo. Lagian kita kepo sama rumah lo sekarang." Ujar perempuan itu. 

"Maminya kak Jeno baik ya, Resh? Ramah banget sama kita dibawah." Kata Rinka, Naresh tersenyum senang mendengarnya. Pria itu mengangguk, "Baik banget emang."

"Eh Nolan tuh kak Jeno ya? Tadi beliau ngenalin dirinya mami lo sama maminya Nolan." Tanya Reza penasaran, pasalnya mereka tidak mengenal nama lain pacar kekasihnya itu.

"Iya nama kak Jeno kan Jenolan, kalo sama keluarga dan temen-temennya dia dipanggil Nolan." Jelas Naresh. Yang lain membulatkan mulut mereka sambil menganggukkan kepala baru mengetahui fakta ini.

Naresh yang merasa tidak enak terlalu lama duduk di kasur, kini membuka selimutnya dan turun dari kasur. Selagi Naresh membereskan kasur, ketiga temannya itu memandangi seisi kamar Naresh dan Jeno, sudah ada beberapa barang bayi disana termasuk kasur bayi, membuat mereka memekik sendiri karena gemas. 

"Kok udah banyak barang-barang bayi sih resh?" Tanya Rinka penasaran. Gadis itu mungkin lupa sudah berapa umur kandungan temannya itu.

Naresh ikut memerhatikan sekitar, "Iya emang udah disiapin, kan minggu depan kalau gak diundur gue udah operasi." Naresh menjawab sekaligus memberitahu kapan waktu itu akan melahirkan. Kandungan pria itu memang sudah memasuki usia 9 bulan, dan sudah dijadwalkan untuk melakukan operasi minggu depan jika tidak ada kendala.

"Demi apa minggu depan!?" Kaget Sonya, "Cepet banget deh." Lanjutnya.

"Lu beneran gak tau jenis kelaminnya Resh?" Tanya Reza penasaran. Sebab yang pria itu tau temannya itu pernah bilang kalau ia dan keluarganya setuju untuk tidak mengetahui jenis kelamin si bayi sampai hari kelahirannya.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Where stories live. Discover now