20

5.7K 605 14
                                    

Kalau ada kesalahan dalam penulisan atau typo dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

Hope You Enjoy It!

~~~

Suasana diantara Jeno dan Naresh terasa sedikit canggung sejak kejadian beberapa hari lalu perkara tempat makan hilang, yang nyatanya Jeno lupa membawa kotak bekal itu pulang dari kantornya.  Meski Jeno sudah meminta maaf dan Naresh sudah memaafkan, hal itu sepertinya tidak banyak membuat keadaan mereka menjadi lebih baik. Ditambah tidak banyak yang berubah dari Jeno, laki-laki itu beberapa kali berkata ketus pada Naresh tanpa sebab. Walaupun Naresh bisa mengerti hal yang mungkin membuat kekasihnya itu bersikap tidak enak, tetap saja perilaku Jeno lumayan berpengaruh pada perasaan Naresh.

Akhir-akhir ini Jeno dan Naresh lebih sering menikmati waktu sendiri-sendiri. Naresh sibuk belajar mempersiapkan ujian yang akan segera dilaksanakan satu minggu lagi, sementara Jeno sibuk dengan pekerjaannya. Bisa dibilang hubungan keduanya sedikit merenggang beberapa waktu ini.

Di halaman belakang rumah, Naresh duduk di kursi kayu yang menghadap langsung ke arah taman kecil berisi bunga dan tumbuhan milik mami Ivani.

"Udah lama juga ya gak ngepost." Pria itu fokus membaca satu persatu isi dm akun instagramnya yang berisi foto dan video tentang melukis. 

Naresh memang mempunyai akun instagram khusus dengan lima ribu pengikut, yang ia gunakan untuk mengunggah lukisan-lukisannya. Pesan di dm biasanya tidak jauh dari pujian, pertanyaan seputar melukis yang membuat Naresh senang membalasnya, karena ia jadi bisa berbagi ilmu dengan teman-teman online satu hobinya. Terkadang ada juga orang yang bersedia membayar dan meminta Naresh untuk membuat lukisan atau gambar tertentu. Namun Naresh sejauh ini belum pernah menerima tawaran tersebut, karena menurutnya lukisannya tidak sebagus itu untuk dibeli orang lain.

Karena tidak ada kegiatan, Naresh mutusin buat memotret beberapa karyanya untuk ia dipost instagramnya. Pria itu naik ke kamar mengambil kamera dan beberapa lukisan yang belum pernah ia tunjukan dimanapun, kemudian kembali ke halaman belakang.

"Foto disini aja deh biar bagus backgroundnya." Naresh sibuk mengatur berbagai posisi lukisannya. Sampai tidak terasa langit sudah menggelap membuat kulitnya sedikit merinding begitu angin malam menerpanya.

drrt drrrt

Naresh melirik layar ponselnya yang menampilkan notifikasi pesan dari Jeno. Ia meletakan kameranya di meja, kemudian meraih ponselnya dan membaca pesan yang masuk.

"Aku pulang telat ya, ada acara kantor"

"Kalo ada apa-apa langsung telfon aku"

Dua baris pesan dari Jeno sudah Naresh baca. Sedikit merasa murung karena ia harus sendirian lebih lama di rumah, karena kak Joshua juga tadi pagi izin untuk menginap di tempat temannya. Tapi ia mengerti kalo ini adalah urusan pekerjaan Jeno, lagipula kekasihnya itu baru pertama kali izin pulang terlambat.

Naresh mengetikkan balasan pesan di ponselnya, 

"Iya kakak, hati-hati nanti pulangnya." Kirim.

Karena udah mulai malam, Naresh membereskan barang-barangnya dan masuk ke dalam rumah. Kebetulan dia sudah janji dengan teman-temannya buat belajar bareng sambil video call, jadi malem ini Naresh gak harus ngerasa kesepian.

"Eh muka gue udah ada kan ya?"

Naresh memperhatikan wajah temannya satu persatu di layar laptop. "Udah kok."

"Eh Resh ajarin materi ini dong, gue belum ngerti banget." Rinka menunjukan halaman pada buku cetaknya ke arah kamera.

"Oh itu, gak begitu susah kok nanti gue ajarin."

Ain't Larch [NOMIN] ✔Where stories live. Discover now