15

7.1K 684 87
                                    

Teman-teman sebelumnya maaf kalau masih ada kesalahan penulisan atau typo, tapi kalau kalian ngeliat kesalahan dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

Hope You Enjoy It!

~~~

Jari-jari panjang saling bertaut, sesekali memilin kain baju yang sudah sedikit kusut. Udara dalam ruangan terasa dua kali lebih dingin membuat tenggorokan lelaki 18 tahun itu terasa lebih cepat kering.

"Mami gak akan marah sama Naresh, jadi ceritain yang sejujurnya ya."

Wanita itu mengambil kedua tangan Naresh, berniat menenangkan tangan yang sedari tadi terus bergerak karena gugup. Saat ini Ivani dan Naresh sedang berada dalam kamar Jeno, sejak suaminya menyuruhnya untuk mengantar kekasih anaknya pergi ke kamar putra mereka, wanita itu berinisiatif untuk mengobrol dan bertanya beberapa hal pada Naresh.

"Apa Nolan yang maksa kamu?" Tanya Ivani lagi.

Setelah beberapa waktu memilih diam, pria muda itu akhirnya menggelengkan kepalanya.

"Kita ngelakuin atas dasar sama-sama mau kok, mi. Kak Nolan gak pernah maksa Naresh."

Jawaban Naresh sedikit banyak membuat wanita tua itu lega. Ia sudah berburuk sangka kalau Jeno yang memaksa Naresh melakukan hal itu, yang mana jika benar akan menambah kekecewaannya terhadap anak bungsunya itu.

"Tapi kamu sebelumnya tau kalo kamu seorang carrier?"

Naresh menggeleng. Ia memang sebelumnya tidak tau bahwa dirinya seorang carrier atau sebutan bagi laki-laki yang diberi kelebihan untuk bisa mengandung.

"Katanya ibu udah tau? Terus gimana tanggapan ibu?"

Naresh menegang seketika, kemudian mengangguk kaku. "I-iya, Ibu udah tau."

"Kalo mami mau nyuruh Naresh ninggalin kak Nolan, Naresh gapapa kok. Naresh gak berharap kak Nolan tanggung jawab, Naresh cuma mau kakak tau aja kalo aku lagi ngandung anaknya" Lanjutnya setelah jeda.

Lelaki itu sungguh tidak berani mengharapkan apapun, bahkan sekedar pertanggung jawaban dari keluarga ini. Lagipula siapa yang mau menerima orang tidak berguna sepertinya dalam keluarga mereka, ibu kandungnya saja tidak ragu membuangnya.

Melihat Jeno berniat bertanggung jawab saja Naresh sudah senang. Ia mewajarkan jika mami dan papi Jeno tidak setuju atas rencana yang sudah pria itu jabarkan tadi, ia tau Jeno adalah anak kesayang kedua orang tuanya jadi wajar jika sepasang suami itu tidak mau membiarkan masa depan anak bungsunya tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan.

Naresh sudah pesimis kalau orang tua kekasihnya itu tidak setuju dan akan memintanya untuk meninggalkan anak mereka. Ia pasrah meski tidak tau akan hidup seperti apa jika hal itu benar terjadi.

"Kok gitu ngomongnya, Naresh? Mami memang sedih, kecewa dan marah sekali sama kalian, tapi mami mau kalian bertanggung jawab sama kesalahan kalian. Mami bakal lebih marah kalau kamu atau Nolan gak mau bertanggung jawab dan lari dari masalah. Sebaiknya ini dijadiin pelajaran, karena gak cuma perasaan orang tua aja yang sudah kalian sakiti, tapi juga perasaan dan masa depan kalian."

Naresh menangis, perkataan mami membuatnya terharu sekaligus sedih karena kembali merasa bersalah.

Ivani mendekap tubuh yang sedikit lebih besar darinya.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Where stories live. Discover now