7

5.5K 644 8
                                    

Hope You Enjoy It!

~~~

Naresh melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan hati-hati karena badannya terasa sedikit lemas sejak ia bangun tidur.

"Morning, sayang." Sapa ayah Naresh menyambut putra nya di meja makan, yang dibalas dengan senyum tipis dari Naresh.

"Kok loyo banget sih anak ayah, masih ngantuk kamu?" 

Naresh menggeleng "Badan Resha agak gak enak, yah." 

Refleks ayah menempelkan punggung tangannya di dahi Naresh. "Anget nih badanmu. Mau izin sekolah dulu?"

Naresh ngelirik ibu di sebelah ayah yang ternyata juga ikut ngelirik Naresh. Tanpa perlu ibunya bicara, Naresh udah tau arti tatapan sang ibu.

"Gapapa kok, yah, kayanya cuma masuk angin aja."

"Bener? Kalo di sekolah masih sakit nanti gak usah les dulu ya, nak."

Naresh milih buat gak jawab dan langsung duduk di kursi meja makan. Begitupun ayah dan ibu yang juga ikut duduk dan memulai sarapan mereka.

"Kamu hari ini dianter ibu ya, Resh. Ayah harus buru-buru ke kantor." Ayah kembali membuka pembicaraan di tengah kegiatan sarapan.

"Iya yah."

"Hari ini apa aja jadwal kamu?" Tanya Ayah.

"Pulang sekolah nanti dia bimbel." Jawab ibu mewakili Naresh.

"Kalo masih gak enak badan nanti izin dulu aja les nya." Ayah.

"Nanti ibu beliin vitamin aja, sayang kalo harus izin nanti ketinggalan belajarnya." Ibu.

Naresh menekuk jari-jari kaki nya di bawah meja, menahan gejolak marah dan sedih yang entah karena apa ia sendiri juga tidak tau.

"Ya kalo anaknya sakit masa mau dipaksain sih bu?" Ada nada tidak suka terselip dalam suara Ayah.

"Resha tuh udah kelas 12 loh, Yah. Udah gak ada lagi waktu buat dia santai-santai, ya memang gini kalo kelas akhir pasti sibuk, makanya ibu mau beliin vitamin biar gak gampang sakit."

"Gak apa apa Resha, kalo nanti masih lemes pulang aja ya." Final Ayah.

"Iya, Yah, tapi kayanya masih kuat kok aku." Bisa apa Naresh selain menjawab kalau dirinya mampu, mau bilang kalo dia perlu istirahat tapi ibu sudah pasti gak akan biarin dia istirahat dengan tenang.

"Padahal ibu begini juga buat anak ibu sendiri, ibu pengen Naresha jadi orang pinter, sukses dan jelas masa depannya."

Baik ayah dan Naresh tidak ada yang berniat menanggapi omongan ibu.

Naresh kira perdebatan sebelumnya sudah berhenti di meja makan sebab Naresh yang memilih menolak tawaran sang ayah untuk tidak mengikuti bimbel hari ini. Namun saat ini wanita yang ia panggil ibu itu masih membahasnya di dalam mobil.

"Nanti Jeno yang anter kamu les?" Tanya ibu.

"Iya bu, aku sama kak Jeno nanti." Jawab Naresh.

"Jangan bolos loh ya, kamu ini udah kelas 12 Resha, harus banyak belajar."

"Iyaa ibu."

"Mulai sekarang kayanya kamu harus kurangin waktumu main keluar deh Resh, hari liburmu tuh mending dipake buat istirahat, atau diisi sama kegiatan yang bermanfaat, jangan dipake buat pacaran terus. Nanti giliran kecapekan gini bilangnya gak punya waktu istirahat."

Naresh sedikit marah mendengar omongan sang ibu. Hanya satu dari tujuh hari dalam seminggu waktu istirahat yang ia punya, satu hari itu juga yang menjadi satu-satunya waktu yang bisa ia gunakan untuk menjalani kehidupan normal sebagaimana anak seusianya, seperti main bersama teman atau kekasih. Kini ibu nya kembali ingin mengambil satu-satunya waktu miliknya.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang