9

5.5K 637 26
                                    

Teman-teman sebelumnya maaf ya kalau masih ada kesalahan penulisan atau typo, tapi kalau kalian ngeliat kesalahan dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

Hope You Enjoy It!

~~~

Wanita paruh baya itu terlihat murka, dengan raut wajah yang tak terbaca lagi seberapa besar amarah yang sedang ditahannya. Rambut panjang berguncang kasar mengikuti tubuhnya yang bergerak cepat masuk ke dalam rumah miliknya.

Melepas kasar tangan manusia lain yang jauh lebih muda darinya, ditatapnya dalam dalam makhluk di depannya, dengan kepala tertunduk tak berani untuk sekedar melirik ke arah lain.

plakk

"Keterlaluan kamu."

Untuk pertama kalinya tangan itu memukul orang lain, naasnya korban pertama dari tangan itu haruslah buah hatinya sendiri.

"Saya beri kamu kebebasan buat pacaran bukan untuk jadi manusia gagal seperti ini!" Bentak ibu.

Yang diperlakukan hanya diam, tidak berani melawan. Air mata yang sudah mengering bekas tangisnya di mobil kini keluar lagi kembali membasahi pipinya. Tubuhnya dipenuhi keringat dingin yang keluar karena rasa gugup.

"Maaf." Naresha sama sekali tidak berpikir kata apa lagi yang pantas ia ucapkan selain maaf.

"tujuh minggu kandunganmu." Tidak seperti sebelumnya, kini suara ibu mulai melirih.

"tujuh minggu."

Naresh tersentak begitu sang ibu meremat kasar baju bagian perutnya. Takut ibunya akan berbuat hal yang tidak ia harapkan, meski sejujurnya ia juga masih belum tau akan berbuat apa mengenai janin dalam perutnya.

"Seneng kamu ya liat saya menderita? Pasti kamu sengaja kan nyiksa saya kaya gini."

"Enggak bu! Resha minta maaf, ini semua salah resha." Naresh memegang lengan ibunya yang masih meremat bajunya, berusaha menahan tangan itu kalau-kalau ibunya berbuat hal lebih.

"Sekarang mau jadi apa kamu? Kamu pikir kalau sudah begini kamu bisa meneruskan sekolahmu?"

Naresh kembali menunduk, ia juga masih tidak percaya dengan kondisinya sendiri. Tidak satupun jawaban terlintas di kepalanya.

bugh

"Jawab kalau saya bicara" 

Suara pukulan kembali terdengar, dipukulnya punggung sang anak sebagai perintah agar ia berbicara.

bugh

"JAWAB NARESHA!"

bugh bugh bugh

Pukulan kembali dilayangkan bertubi-tubi mengenai punggung Naresh.

"SAYA BILANG JAWAB!"

"Hiks maaf bu" Naresh tidak bisa menahan suara tangisnya, dibandingkan sakit karena fisiknya, ia lebih merasa sakit melihat ibunya semarah ini yang bahkan tidak segan untuk berbuat kasar padanya.

Direnggutnya rambut hitam pendek milik Naresh, mebuat kepalanya seacara otomatis mendangak ke atas. "Anak sialan jawab yang benar."

Tangis Naresh pecah, ia jelas dapat melihat kilatan kecewa dan benci dalam mata ibunya.

"Resha gak tau buu hiks- Resha minta ma-maaf."

"Ini akibatnya kalo kamu gak mau dengerin saya, hidup jadi gak bener, hancur sudah hidup kamu." Wanita itu mendorong melepaskan cengkraman tangannya pada rambut sang muda.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Where stories live. Discover now