18

643 100 11
                                    

Ruang pengobatan heaven kingdom menjadi tempat dimana renjun tengah duduk meracik obat di temani haechan, sudah tiga hari jihoon belum membuka mata dan ini rekor terpanjang jihoon tak sadarkan diri, jaemin dan jeno yang bertugas menjaga jihoon bahkan renjun membuat beberapa pedang melayang di depan pintu kamar mendiang ratu Lee.

Renjun tak menyangka jika ia akan mendapati jihoon pingsan dihadapannya dan tak sadar selama tiga hari dengan demam tinggi padahal saat ritual penyerahan nyawa renjun hanya mendapati jihoon tidur selama dua hari saja.

Haechan yang sedari tadi menemani renjun hanya terdiam saat melihat renjun juga terdiam, bagi haechan renjun yang diam adalah renjun yang tak bisa ditebak.

"Jihoon Hyung bagaimana? Aku baru sempat bertanya"ujar haechan
"Demam tinggi, kemungkinan syok karena kejadian tiga hari lalu"sahut renjun
"Aku tak percaya Jeno akan mengatakan itu semua"
"Mau bagaimana pun mereka semua harus tahu jika bukan ji Hyung yang bersalah...aku takut Chan, ji Hyung tak pernah tidur lebih dari dua hari"
"Ji Hyung pasti bangun"
"Harusnya ku penggal saja leher mereka semua"
"Kau terlalu menyeramkan Jun"
"Haechan-ie, ada yang ingin ku tanyakan pada mu"
"Apa?"
"Tunggu sebentar"

Renjun pergi mengambil buku yang ada dalam tas yang selalu ia bawa dan duduk disamping haechan, haechan kira buku yang di tunjukan renjun adalah buku pengobatan tapu buku itu sedikit berbeda Samapi renjun memperlihatkan sebuah gambar dalam buku itu.

"Renjun ini..."ujar haechan menatap renjun
"Ya ini tempat itu dan di dalam buku ini kita bisa menemukan jalan keluar"sahut renjun
"Tapi njun tempat ini kita butuh itu untuk membukanya dan itu ada dikamar ku"
"Kita bisa mengambilnya Chan kalau ada situasi mendesak, itu hanya bisa dibuka dengan ijin mu secara kau keturunan terakhir, aku tak tahu apa hubungan kita dengan jihoon Hyung tapi kurasa ada alasan tersendiri kenapa tetua min merawat kita berempat"
"Kita beritahu Jeno dan jaemin?"
"Tentu saja, ini menyangkut ji Hyung tak mungkin hanya kita yang bergerak dan kita membutuhkan ratu Hong untuk jeno lihat masalalunya"
"Kenapa ratu Hong?"
"Karena hanya nama ratu itu yang ada di dalam halaman buku ini"

Disaat renjun dan haechan sibuk memecahkan masalah yang harus mereka selesaikan sampai tuntas bahkan ini diluar perkiraan mereka, di depan kamar ratu Lee kini ramai dengan beberapa orang yang ingin masuk tapi tak bisa.

Jelas saja pedang dan tombak yang berterbangan di depan pintu kamar ratu Lee bahkan seperti memiliki nyawa sendiri, baru kali ini soonyoung dan yang lain melihat sihir yang benar-benar ada dihadapan mereka.

"Hyung bagaimana kita masuk?"tanya hansol pada soonyoung
"Ya aku tidak tahu"sahut soonyoung
"Kau tao pernah mendapati seperti ini soon?"tanya Jun
"Tidak pernah, aku lihat jika rubah manis jihoon bisa menerbangkan senjata seperti ini hanya disini"ujar soonyoung
"Apa yang kalian lakukan?"

Pertanyaan jihoon membuat satu lusin manusia di depan pintu kamar ratu Lee itu menoleh dan mendapati renjun dan haechan yang baru saja datang dengan ramuan obat ditangan mereka.

"Itu..."bingung seokmin
"Kami ingin melihat keadaan jihoon"ujar soonyoung
"Ji Hyung masih tidur jadi jangan diganggu dan jangan pernah mencoba untuk nekat membuka pintu jika kalian masih ingin kepala kalian menyatu dengan tubuh kalian"ujar renjun
"Kenapa memangnya?"bingung Chan
"Pedang itu akan mengejar mu dan akan berhenti saat kepala mu terputus"jelas haechan
"Apa kami boleh masuk renjun-ssi"ujar jeonghan
"Bukan melarang tapi sungguh ji Hyung belum membuka mata jika sadar aku akan beritahu yang mulia pangeran"ujar renjun
"Kami masuk dulu"pamit haechan

Renjun dan haechan berjalan menuju pintu yang penuh dengan penjagaan pedang dan tombak itu dan ajaibnya puluhan pedang dan tombak itu membuka jalan untuk keduanya.

Berbeda suasana dengan ruang pertemuan raja Yoon dan Choi berkumpul begitu juga dengan semua istri sebari menunggu kedatangan semua pangeran yang masih ingin melihat jihoon.

"Kita berkumpul untuk membicarakan apa?"tanya soonyoung yang sebetulnya ingin ikut dengan renjun dan haechan
"Ramalan yang akan datang, wonwoo bilang tak lama lagi"ujar mingyu
"Kau yakin dengan solusi yang berikan?"ujar raja Choi
"Solusi apa?"tanya seungcheol
"Penukaran nyawa, saudara istri kalian yang akan menggantikan nyawa kalian jika tewas"ujar ratu Choi
"Benar itu appa?"ujar soonyoung dingin yang seketika membuat raja Choi dan yang lain tegang
"Ramalan itu merenggut nyawa tiga saudara mu soon dan appa tak ingin kehilangan mereka"ujar raja Yoon
"Oh kalau begitu akan ku ubah menjadi empat, jika sampai jihoon menyerahkan nyawanya dan kau setuju akan ku buat anak mu mati untuk kedua kalinya disaat ia baru membuka mata"ujar soonyoung dingin
"Kenapa kau begitu peduli dengan orang luar dari pada saudara mu sendiri adik ipar"ujar jeonghan
"Dan kau sadarlah kau masih hidup juga karena orang luar yang tak lain saudara mu sendiri, mengacalah jika ingin membela diri jika kau sudah merasa baik kembalikan nyawa yang dia berikan pada mu, ibu mu, ibu mertua jeon dan ibu mertua xu...kalau kau bisa aku tak akan menentang apa yang kau katakan"keras soonyoung
"Soonyoung sopan lah dia kakak ipar mu!"ujar seungcheol
"Sopan? Sampai aku tahu kau salah satu dari yang menerima nyawa jihoon ku penggal kepala mu dan ku buang kepala mu ke tempat dimana tubuhmu yang hanya terkubur!...aku akan sangat kecewa pada appa jika appa betulan melakukan itu"

Soonyoung pergi meninggalkan ruang pertemuan dengan penuh emosi, ia masih ingin bersama jihoon dan tak ingin jihoon menyerahkan nyawanya untuk manusia yang tak bisa menghargai jihoon.
.
.
.
Hamparan Padang rumput hijau luas membentang sejauh mata cantik jihoon memandang ditambah dengan sumilir angin yang menyejukkan dan awan biru yang cerah sungguh suasana yang sangat jihoon sukai.

Berlarian kesana kemari dengan senyuman yang menggembang dengan indahnya mungkin banyak yang tak pernah melihat senyum jihoon yang seperti itu

Berlarian kesana kemari dengan senyuman yang menggembang dengan indahnya mungkin banyak yang tak pernah melihat senyum jihoon yang seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jihoon-ie!"

Suara panggilan seorang wanita membuat jihoon menghentikan langkah kakinya yang terus bermain dengan angin.

Suara yang sangat jihoon rindukan sejak ia masih usia dua tahun, suara yang membuat ya ada di dunia ini dan menerima takdir yang menurut jihoon indah ya suara sang eomma yoonji.

"Eomma!"

Jihoon berlari menghampiri seorang perempuan yang berdiri dengan gaun putih sebari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk jihoon.

"Anak eomma"ujar yoonji
"Eomma jihoon rindu"ujar jihoon
"Eomma juga rindu...apa yang sedang anak eomma lakukan?"
"Bermain, disini tempatnya indah jihoon suka disini"
"Tapi belum saatnya jihoon disini?"
"Kenapa? Jihoon ingin bersama eomma"
"Tapi belum saatnya sayang, masih ada renjun, haechan, Jeno dan jaemin yang merindukan mu...kau tega meninggalkan mereka?"
"Tidak...jihoon masih ingin melihat mereka menikah eomma"
"Jihoon akan melihat mereka menikah dan jihoon akan punya keponakan...sekarang jihoon harus kembali nanti jika sudah saatnya tiba eomma akan jemput jihoon disini lagi"
"Eomma janji?"
"Janji"

Jihoon hanya tersenyum ketika sang eomma ingin melakukan janji jari kelingking, janji yang sering yoonji lakukan disaat dulu.


"HYUNG!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang