4

748 108 6
                                    

Waktu menunjukan pukul lima pagi dan kini haechan di buat kesal dengan jaemin yang mengajaknya mencari jamur di hutan padahal di belakang kastil Jeno sudah menanam banyak jenis jamur tapi kenapa manusia kelinci ini malah mengajaknya ke hutan.

Mereka berdua tidak keluar bersama Jeno dan renjun karena renjun baru saja pergi tidur setelah sibuk dengan ramuan obatnya dan Jeno sulit untuk dibangunkan kalau tidak disiram dengan air dan itu membuat jaemin dan haenchan malas membangunkan Jeno.

"Na ini kita keluar jihoon Hyung tak masalah?"tanya haechan
"Tidak aku sudah ijin padanya semalam"sahut santai jaemin
"Jujur pada ku kau menyembunyikan apa?"
"Tidak ada yang ku sembunyikan Chan"
"Katakan atau akan ku cari tahu sendiri...jihoon Hyung tak memperbolehkan kita masuk hutan tanpa alasan yang akurat, apa yang kau lihat"
"Tidak ada yang kulihat hanya bayangan hutan ini dan aku sudah memberitahu jihoon Hyung makannya kita dapat ijin, kau kan tahu kita tak di ijinkan memasuki hutan ini tanpa perintah jihoon Hyung"

Asik berdebat satu sama lain karena memang masih gelap dan dingin sampai langkah kaki mereka terhenti saat mendengar suara rintihan tak jauh dari mereka berdiri.

Haechan dan jaemin saling pandang satu sama lain banyak rumor mengenai hutan ini dari banyaknya hutan buas sampai makhluk halus, untuk rumor hutan busa jaemin dan haechan tak akan percaya karena mereka tak pernah menjumpai hewan buas di hutan ini yang ada hewan takut dengan mereka tapi kalau hantu ayolah mereka juga akan merinding.

"Na itu bukan hantu kan?"tanya haechan memegang lengan jaemin
"Mana aku tahu bodoh, lepas tangan mu aku juga takut sialan!"kesal jaemin
"Ini juga salah mu sialan mengajak pergi pagi-pagi buta seperti ini setidaknya tunggu matahari keluar"omel haechan
"Tolong"lirihnya
"Chan ini bukan suara hantu ini manusia Chan...kita hampiri saja suaranya"ujar jaemin
"Manusia? Siluman maksud mu?"tanya haechan
"Mana ada yang seperti Lee bodoh haechan"kesal jaemin
"Hei ya jangan mengatai ku, kita hidup di daerah yang memang kadang kurang normal sialan...jadi jangan salahkan aku kalau aku berfikir seperti ini"sahut haechan
"Tolong"

Haechan dan jaemin bergegas pergi mencari suara minta tolong itu sampai kedua langkahnya terhenti kembali saat kedua mata mereka menatap tak percaya dengan apa yang mereka lihat dan temukan.
.
.
.
Matahari nampak sudah naik saat ini di heaven kingdom sedang bersiap untuk mencari keberadaan soonyoung dan yang lain, seungcheol kini tengah bersiap di kamar sang istri yang sedari tadi hanya memandangnya.

Jeonghan paham dengan apa yang di rasakan seungcheol terlebih lagi ia mengetahui semua kebenaran adik soonyoung tepat saat pernikahannya, jeonghan dapat melihat bagaimana hancur dan terlukanya soonyoung dan tatapan bersalah pada seungcheol dan yang lain.

"Soonyoung pasti ketemu tenang saja"ujar jeonghan
"Aku berharap juga begitu"sahut seungcheol
"Siapa saja yang berangkat hari ini?"
"Aku, Jun dan Chan sisanya di sini, Mingyu tak di ijinkan oleh wonwoo pergi makannya dia tak ikut"
"Sebetulnya wonwoo juga melarang kau dan yang lain pergi dan menyuruh prajurit saja yang mencari tapi prajurit disini tak ada yang pernah melihat soonyoung"
"Kenapa memangnya?"
"Ia punya pengelihatan tersendiri Cheol, dan pengelihatannya berhubungan dengan dia...wonwoo tak ingin dia datang ke istana ini"
"Alasannya?"
"Tanyalah sendiri"

Berbeda keadaan dengan kondisi kamar wonwoo dan mingyu yang nampak tegang dan tak enak karena mingyu harusnya ikut dengan seungcheol mencari soonyoung tapi wonwoo melarang.

"Kenapa kau selalu melarang ku untuk hal seperti ini won"ujar mingyu
"Karena aku tak ingin kau terluka"sahut wonwoo
"Aku bisa menjaga diri won"
"Aku takut Gyu, aku takut kau terluka lalu pergi meninggalkan ku"
"Tidak kah kau punya alasan lain?"
"Aku tak ingin dia datang kemari dan melihatnya kesakitan, aku tak ingin melihat itu dan kau juga menjadi alasannya untuk dia diseret kemari lalu kembali di buang...mengertilah dia sudah hidup menderita aku tak ingin dia di bawa kemari untuk lebih menderita...ku mohon selama disini tolong hindari segala peperangan tau pertengkaran karena nantinya kau dan semua saudara mu yang membuatnya masuk kembali ke neraka ini"
"Dia siapa won, setiap kau bercerita kau hanya menyebut kata dia tanpa nama"
"Aku akan memberitahu mu nanti disaat yang tepat"

Mingyu hanya mengangguk paham terlebih mingyu selalu melihat wonwoo panik saat menjelaskan maksud kata dia yang bahkan sampai saat ini tak ada yang tahu dia itu siapa dan bagaimana rupannya.

Entah itu seungcheol atau yang lain tak pernah ada yang tahu siapa yang dimaksud jeonghan dan semua saudaranya bahkan menyebut nama itu seperti sebuah kejahatan.
.
.
.
"Dia tidak mati kan Jun?"ujar haechan sebari melihat orang yang tengah di obati renjun
"Tidak bodoh, dia masih bernafas lihat saja perutnya naik turun"sahut renjun
"Mana aku paham"
"Karena kau hanya paham bagaimana cara menghabiskan makanan gentong berjalan"
"Jahatnya mulut renjun"
"Dramatisnya hidup haechan"

"Enggghh"

Suara lenguhan seseorang membuat haechan dan renjun terdiam dan memandang pria yang tengah terbaring itu yang perlahan membuka kedua matanya, membuat renjun dan haechan bergegas keluar dan memanggil jihoon.

Langkah kaki mereka berlari keluar kastil membuat Jeno dan jaemin yang tengah duduk bersama empat orang lainnya memandang bingung kedua orang itu.

"Jun ini kenapa kita lari keluar?"tanya haechan masih berlari menyamakan renjun
"Kita cari jihoon Hyung haechan bodoh, perintahnya ketika orang itu bangun kita harus langsung memanggil ji Hyung"sahut renjun
"Tapi kau tahu kan ji Hyung kalau di kebun almond milik paman park pasti duduk dibawah pohon paling ujung kebun"

Bruk!

Haechan dan renjun langsung terjatuh saat mereka menabrak seseorang yang kini melihatnya bingung siapa lagi kalau bukan jihoon yang baru saja ingin kembali ke kastil tapi malah mendapati haechan dan renjun yang berlari seperti orang gila membelah jalanan desa.

"Aduh Hyung kalau jalan pakai mata dong"celetuk haechan
"Tahu nih pantat ku jadi sakit kan"timpal renjun
"Kalian sudah bosan hidup ya? Kenapa berlari seperti mengejar pencuri seperti itu?"tanya jihoon memandang malas renjun dan haechan yang masih membersihkan debu dari celana mereka
"Ah ya itu orang yang kemarin gentong berjalan ini bawa sudah bangun"ujar renjun
"Aku bukan gentong sialan dasar manusia lidi"sahut haechan
"Hei kenapa malah kalian yang ribut, sekarang kita pulang...harusnya kalian terbangkan saja merpati untuk menyampaikan pesan bukan berlari seperti orang gila"ujar jihoon
"Nah kenapa tak terfikirkan"gumam renjun

Jihoon berjalan meninggalkan haechan dan renjun yang masih terdiam berfikir masalah merpati pengantar pesan, kadang jihoon bingung dengan haechan dan renjun yang kadang suka berbagi sel otak yang mana jika sudah panik akan jadi bodoh seketika

Setibanya di kastil jihoon bergegas menuju kamar yang digunakan orang yang dibawa jaemin dan haechan, saat membuka pintu jihoon sudah mendapati jaemin dan Jeno beserta orang lain yang ada ruangan itu.

"Merasa lebih baik?"ujar jihoon datar

Semua terdiam ketika melihat jihoon yang masuk terutama jaemin dan Jeno yang kembali berfikir kenapa jihoon pulang dalam keadaan seperti ini kalau pun hanya haechan dan renjun membuat masalah jihoon tidak akan seperti ini.

"Sudah lebih baik, terimakasih sudah menolong ku"ujarnya
"Kau berasal dari kerjaan mana?"tanya jihoon

Perkataan jihoon sontak saja membuat renjun, Jeno, haechan dan jaemin terkejut pasalnya jarang bahkan tak pernah ada pangeran yang melewati hutan yang terkenal menyeramkan dengan banyak rumor itu dan yang ada disini hadapan mereka adalah seorang pangeran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang