8

684 91 2
                                    

Taman kastil menjadi tempat dimana soonyoung tengah duduk bersama jisung dan yang lain menikmati pemandangan langit yang mulai menggelap, harusnya mereka pulang bersama jihoon dan yang lain namun jihoon memintanya untuk kembali ke kastil lebih dulu meninggalkan jihoon yang masih ada di kediaman paman moon.

Soonyoung memperhatikan wajah empat orang yang selalu ada disisinya itu dengan senyuman sudah lama mereka tak duduk bersama sebari menatap langit seperti ini karena fokus pada pengobatannya lukanya yang mulai membaik.

"Hyung kau tak ingin memberitahu putra mahkota?"tanya jisung
"Aku akan beritahu tapi tidak sekarang, aku masih ingin disini"ujar soonyoung
"Kenapa Hyung?"bingung hyunjin
"Disini tenang jin, aku tak bisa mendapatkannya dimana pun, disini kita semua setara tak ada kedudukan yang harus ditetapkan atau diperebutkan...dan aku bisa sejenak untuk mengistirahatkan batin ku"jelas soonyoung
"Apa begitu melelahkan Hyung?"tanya Felix
"Heum lebih dari dua puluh tahun aku mendapat perlakuan yang tak menyenangkan sampai akhirnya aku lelah untuk terus mengemis pada mereka, dan sikap mereka satu tahun belakangan ini membuat ku semakin tertekan, aku tak ingin terbuai kembali dengan kasih sayang semu aku sudah lelah"sahut Soonyoung
"Kau harus bahagia Hyung"ujar seungmin
"Kalian juga, setidaknya jika aku benar-benar lelah dan memilih menyerah kalian masih bisa meneruskan hidup dengan kebahagian kalian"

Semua diam jika dibilang soonyoung lebih menyayangi mereka dari pada semua saudaranya jawabannya salah karena soonyoung menyayangi keduanya dengan rata hanya saja jisung dan yang lain cepat memahami apa isi hatinya sedangkan semua saudaranya sulit untuk itu.

Soonyoung selalu berdoa empat orang yang selalu dengannya ini bisa hidup bahagia meski tak ada dirinya bersama mereka.

"Hyung"panggil Felix
"Apa?"sahut soonyoung
"Aku merasa ada yang aneh dengan orang disini?"
"Aneh bagaimana?"
"Aku tak bisa membaca pikiran jihoon Hyung, renjun, Jeno, haechan dan jaemin sama sekali...saat pertama kali aku melihat mereka benar-benar tak bisa ku baca pikirannya walau hanya sekadar penasaran kita ini siapa dan..."
"Dan apa?"
"Mereka aneh Hyung..."
"Aneh kenapa?"
"Aku tidak tahu tapi saat bersama mereka belakngan ini banyak hal yang tak bisa di jelaskan secara pemikiran kerajaan kita"
"Biar itu jadi privasi mereka kita tak perlu mencampurinya nanti kita akan tahu dengan sendirinya"

Soonyoung juga sadar akan hal itu namun memilih diam karena disini bukan wilayahnya ini wilayah jihoon dan soonyoung tak ada hak untuk ikut campur mengenai wilayah jihoon.
.
.
.
Langkah kaki kelima pemuda itu berjalan dengan pelan menuju kastil setelah pulang dari kediaman paman moon yang selesai tepat setelah makan malam tiba, tidak ada pembicaraan dari jihoon sejak selesai bicara dengan shotaro, tentu saja membuat renjun dan yang lain khawatir dengan keadaan jihoon apalagi setelah mendengar cerita shotaro.

Langkah jihoon tiba-tiba terhenti dan tanpa diketahui langsung terjatuh terduduk dengan lemas membuat keempat bocah itu menghampiri jihoon yang saat sedang kacau.

"Hyung"ujar renjun lirih
"Sakit...kenapa sakit sekali rasnya"racun jihoon
"Tenang Hyung...."usap haechan
"Apa salah mereka semua sampai manusia biadab itu merenggut kehidupan disana...apa salah eomma ku sampai harus menikah dengan pria sialan itu hanya tinggal aku...hanya tinggal aku...aku yang tersisa...aku yang tersisa renjun...hanya aku"lirih jihoon

Sungguh renjun dan yang lain tak bisa melihat jihoon dalam keadaan seperti ini, sudah cukup saat mereka mendapati jihoon diantar dalam keadaan tak sadarkan diri bahkan penuh dengan luka, sekarang mereka harus mendapati jihoon dalam keadaan seperti setelah mendengar cerita dari shotaro.

"Kita pulang Hyung, ku gendong sampai rumah"ujar Jeno
"Ayo ku bantu Hyung"ujar jaemin

Jaemin membantu jihoon untuk naik ke punggung Jeno dan bergegas kembali ke kastil, yang pasti untuk saat ini jihoon butuh istirahat dan banyak waktu untuk sendiri.

Sesampainya di kastil Jeno sudah mendapati soonyoung berdiri dengan wajah penuh tanda tanya bahkan jisung yang ada dibelakang soonyoung juga ikut bingung.

Jeno dan haechan bergegas menuju kamar jihoon di ikuti dengan soonyoung yang entah mengapa juga ikut panik, jaemin bergegas pergi ke dapur di ikuti dengan seungmin dan Felix, renjun pergi menuju tempat dimana ia meracik obat di ikuti dengan jisung sedangkan hyunjin memilih untuk berjaga.

Tak ada yang menyuruh orang soonyoung hanya saja mereka merasa harus berguna karena telah dibantu oleh jihoon dan yang lain.

Di dapur jaemin sedang di pusingkan dimana semua letak barang-barangnya jika sudah panik begini tempat jaemin biasa menaruh sendok pun juga akan lupa

"Jaem tenang, apa yang bisa kami bantu"ujar Felix meminta jaemin untuk duduk lebih dulu
"Aku butuh handuk baskom dengan air"sahut jaemin masih merasa panik
"Sebentar aku Carikan semuanya, hilangkan dulu panik mu itu"ujar seungmin
"Ji Hyung kenapa? Setahuku tadi baik-baik saja"tanya Felix
"Hanya sedikit masalah, ji Hyung memang sering tiba-tiba seperti ini"sahut jaemin
"Ini yang kau butuhkan aku bawakan beberapa handuk, kau antar saja kesana aku akan buatkan bubur untuk ji Hyung"ujar seungmin
"Aku akan bantu seungmin kau tak apakan kesana sendiri"ujar Felix
"Heum tak apa, terimakasih sudah membantu ku...aku pergi dulu"ujar jaemin bergegas menuju kamar jihoon.

Berbeda suasana dengan renjun yang nampak santai meski tak di pungkiri ia juga panik saat Jeno mengatakan tubuh jihoon meningkat, jisung tengah membantu renjun membawakan apa obat yang akan di racik renjun sebelum dibawa ke kamar jihoon nanti.

"Santai ren jangan panik kau bodoh jika panik"ujar jisung
"Kau juga bodoh dalam hal menghibur sialan"sahut renjun, menghadapi jisung sama saja seperti menghadapi haechan itu yang ada di pikiran renjun setelah banyak bermain dengan jisung
"Kau tahu jenis-jenis obat?"tanya renjun
"Tidak banyak aku bukan seungmin yang ahli medis, aku lebih menjurus ke pengawal pribadi soonyoung Hyung beda dengan hyunjin yang menjadi pengawal yang mengurusi segala ijin dan jalur kerajaan jika soonyoung Hyung ingin pergi"
"Kau sama dengan haechan, tak heran jika tingkah kalian sama"
"Benarkah, kau sama dengan seungmin berarti...tapi siapa yang paling lama dengan ji Hyung?"
"Aku...aku yang paling lama bersama ji Hyung baru haechan, Jeno lalu terakhir jaemin...obatnya sudah selesai ayo ke kamar ji Hyung dan terimakasih sudah menemani ku, besok ku traktir arak di kedai Minho Hyung"
"Sip, aku bisa melihat si tampan lagi"

Mereka bergegas pergi meninggalkan ruang pengobatan milik renjun dan menuju kamar jihoon menemui yang lain, berbeda dengan soonyoung yang masih duduk di samping jihoon, soonyoung tak pernah melihat jihoon sepucat ini tapi entah mengapa melihat mata cantik jihoon terpejam membuat soonyoung khawatir sendiri.

"Bagaimana keadaannya na?"tanya renjun yang masuk bersama jisung
"Demamnya sudah lumayan turun ku kompres tadi"sahut jaemin
"Jihoon kenapa?"tanya soonyoung
"Kelelahan Hyung, sudah sering ji Hyung seperti ini apalagi jika banyak pikiran"sahut renjun
"Besok apa masih ada kegiatan untuk membangun rumah milik sungchan?"tanya soonyoung
"Masih hyung"sahut jeno
"Besok aku ikut mengawasi saja dengan Jeno dan hyunjin kalian menemani jihoon saja disini"ujar soonyoung
"Tidak merepotkan Hyung, besok aku masih bisa untuk membantu"sahut haechan
"Tak apa, jihoon butuh istirahat bukan? Temani saja anggap saja ini sedikit balas Budi ku untuk kebaikan kalian"ujar soonyoung.

Renjun hanya menganggu setuju terlebih lagi memang jihoon lebih banyak butuh waktu istirahat mengingat jihoon juga butuh waktu untuk menenangkan diri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleWhere stories live. Discover now