3

911 106 6
                                    

Taman kerajaan menjadi tempat soonyoung duduk dengan santai setelah menyelesaikan makan malam di dapur istana hanya untuk menikmati makanan yang dibuat Felix dan seungmin, soonyoung tak ada niatan makan di meja makan dengan orang tua dan semua saudaranya.

Melihat bintang di temani dengan secangkir teh bunga matahari dan biskuit buatan Felix membuat soonyoung lebih santai, tak ada buku yang ia baca malam ini karena ia akan pergi dengan semua saudaranya besok.

Seseorang datang bergabung dan duduk di sebrang bangku yang soonyoung duduki sebari menatap bintang seperti yang dilakukan soonyoung, saling diam tak ada pembicaraan sama sekali diantara mereka berdua.

"Mau kue Hyung"ujar soonyoung membuat orang yang tengah duduk diam itu menatap soonyoung yang tak menatapnya balik.

Seungcheol orang itu yang duduk diseberang soonyoung dengan diam tanpa suara ia tak menyangka jika soonyoung menawarkan kue kering yang tak jauh darinya, sudah lama ia tak duduk bersampingan dengan soonyoung atau lebih tepatnya tidak pernah.

Soonyoung masih diam menikmati biskuit coklat yang ada di piring masa bodoh dengan seungcheol yang mau mencicipi atau tidak.

"Kau yakin ingin ikut soon besok?"tanya seungcheol
"Heum kenapa memangnya? Kau takut aku mati?"tanya balik soonyoung
"Mulut mu ringan sekali mengatakan mati, kau memiliki banyak nyawa?"
"Mulut kalian juga sama ringannya saat meminta untuk mati kenapa malah mengatai ku begitu, tak tahu diri...dan nyawa ku cuma satu hanya saja durasi hidup ku yang lama"
"Apa begitu sakit soon saat kami berkata tajam bahkan menyumpahi mu untuk mati? Aku yang mendengar ucapan tajam mu belakangan ini saja merasa sakit bukan main"
"Aku tak tahu sakitnya bagaimana karena aku sudah terbiasa, jika kata-kata ku membuat hati kalian terluka maka kata-kata kalian membaut hati hancur tak berbentuk"
"..."
"Bersikaplah seperti biasanya Hyung, seperti dulu saat kalian mengacuhkan ku...yang kalian lakukan saat itu adalah hal yang tidak berguna...kalian seperti sedang mencoba menyatukan guci yang sudah pecah sampai kepingan kecil menjadi guci baru tanpa retak"
"Kita bisa menjadikan pecahan itu jadi debu dulu soon"
"Ya yang mana aku harus mati dulu baru kalian membuat sosok baru yang seperti ku, ini sudah malam Hyung masuk lah tak baik putra mahkota masih ada di luar...kau bisa bawa biskuitnya jika kau suka aku bisa meminta seungmin untuk membuatnya lagi"

Nyatanya mereka tak ada yang beranjak dari bangku sampai biskuit yang ada di piring itu habis, satu keinginan seungcheol satu tahun terakhir ini yaitu ia ingin mengerti apa yang ada dalam pikiran soonyoung, ia ingn tahu bagaimana hari soonyoung dan kegiatan apa saja yang adiknya lakukan namun entah mengapa tembok yang soonyoung bangun dengan bahan dari mereka membuat mereka sulit utuk menggapai soonyoung karena saking tinggi dan tebalnya.

Dari jauh jisung hanya diam memandangi soonyoung dan seungcheol yang tengah duduk bersama dari banyaknya orang jisung yang paling mengerti bagaimana sakitnya soonyoung hingga seperti ini.

"Apa yang kau lihat?"tanya Chan dari belakang
"Pangeran Lee"hormat jisung
"Santai saja, sudah lama aku tak bicara dengan mu seperti ini"
"Kita bicara banyak hanya saat kau bertunangan...kau tahu kau membuat ku kesulitan"
"Ya aku paham kau sulitan tapi memang saat itu merepotkan"
"Hahaha"
"Han..."
"Kau tak boleh menggunakan nama itu untuk memanggil ku seperti hanya soonyoung Hyung yang bisa memanggil ku seperti itu"
"Usia mu dan usia ku hanya terpaut satu tahun dan dulu aku bisa tahu dimana soonyoung Hyung juga lewat pesan yang kau kirimkan karena dulu kita sempat bermain bersama...kau tahu terkadang saat melihat mu dan yang lain bisa bercerita bebas dengan soonyoung Hyung aku merasa iri, aku merasa Hyung ku sangat jauh dari ku yang adik bungsunya"
"Kalian membencinya bukan?"
"Aku tidak pernah membenci Hyung ku itu...aku tak membencinya, aku hanya takut jika aku dekat dengannya ia akan mendapat masalah dari semua saudara ku dan appa"
"Sebetulnya kau itu ingin bicara apa?"
"Benar-benar didikan soonyoung Hyung"
"Ya kau tahu bukan aku juga tangan kanannya"
"Tolong lindungi Hyung ku ketika aku atau semua saudara ku tak bisa melindunginya"
"Tanpa kau minta pun akan ku lakukan, tapi jika seandainya kami tak selamat tolong letakan bunga mawar putih untuk ku dan soonyoung Hyung"
"Jisung, aku sudah lupa akan ramalan seokmin Hyung kenapa malah kau ingatkan tentang makam"
"Sudah sana masuk tadi kulihat pengawal dari tunangan mu mengirimkan pesan untuk kau baca"
"Kau tahu"
"Semua orang juga tahu kau saja yang terlalu buta"

MerveilleWhere stories live. Discover now