17

632 96 7
                                    

Udara malam semakin dingin tapi tak membuat jihoon beranjak dari tempat ya duduk, sejak selesainya acara makan malam bersama jihoon belum meninggalkan taman belang istana meski semua orang sudah tidur dikamar masing-masing.

Yang jihoon lakukan saat ini adalah duduk sebari mengamati bintang yang bersinar dengan terang diatas langit, dulu jihoon pernah berharap bisa melihat bintang dengan sang appa setelah sang eomma pergi dan tak mungkin untuk kembali namun semua itu berubah saat jihoon di kirim ke kastil satu bulan sejak kepergian sang eomma.

"Apa yang kau minta untuk ini?"ujar raja Yoon dari belakang yang membuat jihoon bingung namun memilih tersenyum
"Duduk dulu appa"sahut jihoon dengan senyuman

Raja Yoon menuruti jihoon untuk duduk di sebrang jihoon walau ia sedikit bingung dengan apa yang jihoon lakukan pasalnya baru kali ini jihoon tak menggunakan nada sinis padanya.

"Apa yang kau minta?"tanya raja Yoon lagi
"Kali ini cukup banyak...tapi bisakah temani aku disini dulu, temani aku melihat bintang"ujar jihoon
"Aku tak punya banyak waktu jihoon"
"Aku merindukan eomma makannya aku minta temani aku sebentar"
"..."
"Aku merindukan eomma appa...aku merindukannya...sangat merindukannya..."
"Apa yang kau minta untuk penukaran itu"
"Kebebasan...tolong biarkan kehidupan kastil ku bebas dari pengawasan kalian, tolong bebaskan penduduk desa untuk berdagang di kerajaan ini berikan saja sebidang tempat untuk mereka berdagang, jangan menggangu penduduk desa dan kehidupan empat bocah nakal itu bisa?"
"Tentu saja, akan ku kabulkan"
"Ada lagi...tolong jadi appa ku"
"..."
"Kenapa diam appa...apa permintaan ku begitu sulit, apakah permintaan putra mu sangat sulit...tolong appa...tolong...aku ingin seperti semua saudara ku yang merasakan kasih sayang appa, aku ingin seperti mereka yang bisa bermain dengan bebas bersama appa, aku ingin seperti mereka yang appa ijin kan untuk mengunjungi upacara peringatan kematian eomma...apakah sulit appa"
"Itu tak akan mungkin"
"Padahal itu permintaan terakhir ku"

Raja Yoon beranjak dari tempatnya duduk meninggalkan jihoon sendiri di taman belakang istana, tanpa jihoon sadari setetes air mata jatuh membasahi pipi jihoon yang membuat jihoon juga bingung sendiri.

"Kenapa aku menangis hiks...tapi sungguh sakit sekali rasanya hiks"

Tapan satu orang pun tahu jihoon menangis dengan kencang malam itu bahkan saking kencangnya tak ada satu pun orang yang mendengar suara tangisannya membiarkan hanya dirinya sendiri yang mendengar suara tangis memilukan miliknya.
.
.
.
Pagi tiba dengan cerahnya pagi ini suasana meja makan tenang bukan main bahkan hanya terdengar suara dengan suara alat makan yang saling beradu satu sama lain, jihoon nampak lebih diam hari ini bahkan wajahnya sedikit pucat, empat bocah nakal itu juga tak kalah diam seperti sedang malas untuk bicara satu sama lain.

Pagi ini ratu boo sengaja turun tangan untuk membuat sarapan tujuannya adalah membuatkan makanan kesukaan jihoon dan empat bocah nakal itu.

"Wonwoo tak bisa makan makanan laut begitu juga dengan haechan, Hao alergi kacang begitu juga dengan Jeno,  Jisoo Hyung tak suka makan stroberi begitu juga Nana dan jeonghan Hyung tak suka makan kaki ayam begitu juga dengan renjun...kenapa eomma membuat makanan ini"ujar jihoon yang melihat makanan diatas meja masih banyak
"Eomma membuatkannya untuk mu"ujar ratu boo
"Jangan lagi ya eomma, kasihan yang lain tak bisa ikut makan...buatkan saja makanan kesukaan mereka jadi sayang sisa makanannya"ujar jihoon
"Jihoon..."lirih ratu jeon
"Renjun-ah kau bawa obat milik ku bukan? Tolong berikan satu untuk ku"lirih jihoon
"Aku ambilkan dulu ya Hyung, tolong tunggu sebentar"ujar renjun

Renjun pergi meninggalkan meja makan dan bergegas menuju kamar untuk mengambil obat untuk jihoon, renjun tak terkejut jika akhirnya jihoon tak enak badan karena saat bangun renjun mendapati hyungnya tidur dengan menangis.

MerveilleOnde as histórias ganham vida. Descobre agora