5

722 103 3
                                    

Suasana kamar itu masih tegang menandakan sesuatu yang buruk akan terjadi, pemuda yang tengah berbaring di tempat tidur itu kini hanya menatap jihoon dengan lekat seolah ia akan membuat kekacauan di tempat ini

Bukan tanpa sebab jihoon menanyakan hal itu pada pemuda itu pasalnya sudah satu Minggu ini sejak jaemin dan haechan menemukan lima orang itu jihoon selalu melihat jika burung kerajaan saudaranya tengah berkeliling di langit yang mana pasti tengah mencari orang hilang, jihoon tahu itu karena hanya kerajaan appanya saja yang masih menggunakan cara itu.

"Aku dari diamond kingdom"sahutnya lemas
"Kau pangeran ke berapa? Setahuku disana banyak sekali pangeran"ujar jihoon
"Pangeran ke tiga"ujarnya lagi
"Sebentar pangeran ketiga? Memangnya di kerajaan itu ada berapa pangeran?"tanya haechan pada Jeno
"Mana aku tahu bodoh, kita tak pernah keluar dari kawasan ini"sahut Jeno kesal
"Kwon soonyoung"celetuk jihoon
"Kau benar"sahut soonyoung
"Kau ada urusan apa sampai masuk ke kawasan hutan itu? Jangan di jawab dulu kau istirahat dulu, kalian berempat ikut aku ada yang ingin ku tanyakan"ujar jihoon
"Kami kembali ke ruangan masing-masing ya Hyung"ujar renjun
"Kalian juga ikut aku bocah nakal"ujar jihoon.

Ya jihoon harus menanyai mereka semua karena selama soonyoung tak sadar renjun, Jeno, jaemin dan haechan yang mengurus sedangkan jihoon sibuk mengitari desa untuk jalan-jalan dan menyapa penduduk.

Ruang tengah kastil menjadi tepat dimana jihoon duduk dihadapan delapan pemuda yang menurut jihoon memiliki usia sama tapi siapa peduli itu yang penting jihoon harus menanyai orang yang datang bersama soonyoung.

"Siapa nama kalian?"tanya jihoon
"Renjun"ujar renjun
"Jeno"lanjut Jeno
"Haechan"lanjut haechan
"Jaemin"santai jaemin
"Bukan kalian anak nakal tapi orang yang ada diantara kalian"kesal jihoon
"Ya ji Hyung tak menjelaskan jadi jangan salahkan kami kalau kami jawab"ujar haechan
"Haechan kau benar ingin ku gantung terbalik ya"ancam jihoon
"Ani Hyung...aku bercanda tadi"sahut haechan dengan kekehan tanpa dosa
"Nama saya Hwang hyunjin tuan, yang di samping saya Han jisung, Lee Felix dan Kim Seungmin kami pengawal pangeran Kwon"jelas hyunjin
"Apa yang terjadi pada kalian sampai kedua bocah itu menemukan kalian"ujar jihoon menunjuk jaemin dan haechan yang sedang asik mengemil
"Kami di serang perampok saat ingin menuju heaven kingdom"sahut jisung
"Setahu ku jalan menuju heaven kingdom tidak memasuki hutan kawasan ini, lokasi kalian di temukan butuh dua hari untuk sampai heaven kingdom"ujar jihoon
"Kami juga tak tahu tuan saat kami saya sadar kami sudah ada disana lalu tuan Lee dan tuan na datang menolong kami"jelas seungmin
"Saya rasa para perampok itu membuang kami"lanjut Felix
"Hah...baiklah, untuk sementara waktu kalian singgah lah disini sampai keadaan kalian membaik juga Pangeran kalian, jika kalian bosan kalian bisa mengikuti kegiatan empat manusia gila itu...obat dari renjun juga harus di minum, ah ya jika kalian butuh bantuan panggil saja mereka aku jarang di kastil, aku kembali kekamar ku dulu, dan kalian bocah gila antar mereka ke kamar merek...na kau sudah buat makan siang?"tanya jihoon
"Kenapa memangnya Hyung"bingung jaemin
"Tolong buatkan aku seperti biasanya, aku sedikit tak enak bahan hari ini"

Jaemin hanya mengangguk paham karena jihoon memang sering seperti ini, renjun dan Jeno memilih untuk pergi mengantar hyunjin, jisung, Felix dan seungmin untuk masuk kedalam kamar yang akan mereka tempati selama disini karena selama satu Minggu ini mereka tidur di rumah kesehatan milik renjun.

Sedangkan haechan memilih untuk menemani jihoon yang saat ini haechan yakin tidak mengarah kekamar tapi ke rumah herbal yang berisi tanaman obat milik renjun, jihoon akan datang kesana jika isi kepalanya sudah tak bisa digunakan untuk berfikir kembali

"Hyung"panggil haechan
"Apa?"sahut jihoon tanpa menoleh
"Apa terjadi sesuatu?"
"Dia orang yang dilihat jaemin, sebelum kalian pergi ke hutan"
"Jaemin tak mengatakan itu pada ku Hyung, ia hanya mengatakan ia melihat hutan itu saja...tapi kau tak akan seperti ini jika bukan masalah yang penting"
"Elgador...aku melihat elgador satu Minggu ini"
"Merpati kerajaan?"
"Ya sudah satu Minggu ini aku melihatnya mengitari kawasan ini"
"Ada kemungkinan merek mencari pangeran mata sipit itu"
"Mungkin, tapi aku tak pernah mendengar pembicaraan yang menyangkut pautkan nama pangeran Kwon aku hanya tahu jika dia juga salah satu pangeran"
"Lalu apa yang akan Hyung lakukan?"
"Menunggu sampai surat kerajaan sialan itu sampai di sini"
"Ya Hyung mereka memang kerajaan sialan tapi Hyung apa yang kau minta saat itu?"
"Melepaskan kastil ini dari belenggu heaven kingdom"
"Tidak ada yang lain?"
"Jangan terlalu ingin tahu haechan itu akan menyusahkan nanti"
"Tentu Hyung, tapi Hyung permintaan mu tidak aneh kan?"
"Tidak malah menyenangkan...kau masih ingin disini?"
"Kau mengusir ku Hyung"
"Tidak hanya saja penduduk desa membicarakan mu karena tak keliling dua hari ini, kau ada acara apa memangnya?"
"Hibernasi Hyung, renjun hampir membunuh ku kalau aku tak merawat biji yang ia berikan dan kemarin aku membantunya membuat obat dan berakhir tidur setelah sarapan"

Jika ditanya kenapa haechan selalu ingin tahu tentang kegiatan jihoon jawabannya adalah haechan tak pernah bisa membaca apa yang ada di pikiran jihoon, menurut haechan seperti ada yang menutup matanya saat melihat mata jihoon.

Jihoon sendiri tahu jika manusia dihadapannya ini tak pernah bisa membaca apa yang ia pikirkan bahkan wonwoo saya tak pernah bisa apa yang akan terjadi pada jihoon kedepannya, begitu pula dengan jaemin ia juga tak bisa memprediksi pengelihatannya dengan jelas tapi samar mengenai jihoon paling hanya sebatas lokasi dan keadaan sekitar saja.
.
.
.
Taman kerajaan heaven kingdom kini hanya di huni oleh seungcheol dan jeonghan saja hanya untuk bersantai menikmati hari yang cerah ini sekaligus jeonghan menghibur seungcheol yang sudah satu Minggu ini banyak sekali murung.

Yang dilihat jeonghan adalah suaminya tengah memandangi gelang yang diberikan soonyoung terakhir kali sebelum sampai kerajaan dan hilangnya soonyoung dan pengawal soonyoung.

"Kau sudah memberitahu eomma dan appa mengenai soonyoung?"tanya jeonghan
"Mungkin besok surat itu akan ku kirim pada mereka"sahut seungcheol
"Bersabarlah...aku meminta orang ku untuk mencari soonyoung di sekitar hutan"
"Rasanya aku menyesal tidak mendebatnya agar tak ikut Han..."
"Dia hanya menjalankan perintah appa Cheol"
"Itu yang semua orang tahu Han...aku berbicara berdua dengannya saat malam sebelum kita berangkat...anak itu mudah sekali mengatakan mati padahal kehidupannya masih panjang"
"Kau tahu Cheol...jika soonyoung mudah sekali berkata mati ada satu orang yang ku kenal ia berusaha untuk terus hidup meski banyak yang menginginkan nyawanya"
"Ku harap soonyoung dapat bertemu dengan orang yang kau kenal itu han, agar ia tahu jika masih banyak yang menyayanginya meski terlambat"

Jeonghan hanya diam karena jauh dalam hati jeonghan tak ingin soonyoung bertemu dengan orang yang ia kenal karena nantinya juga akan membahayakan orang yang ia kenal.

Sudah cukup orang yang ia kenal hidup dengan damai dan tenang meski beberapa kali di usik dengan sedemikian kejamnya oleh orang lain, jeonghan tak ingin lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleWhere stories live. Discover now