9

635 89 2
                                    

Sudah satu Minggu sejak jihoon pulang dalam keadaan tak sadarkan diri dan sudah satu Minggu pula jihoon hanya bersantai di kastil bersama enam bocah berisik yang selalu ada didalam kamarnya, awalnya Felix dan Sungmin tidak akan seberisik renjun, haechan dan jaemin tapi ternyata salah bahkan kelakuan jisung hampir sama seperti haechan.

Dan yang jihoon lakukan sekarang adalah mendengarkan cerita mereka mengenai kehidupan rumah tangga dengan seungmin dan Felix sebagai narasumber mereka, maklum jihoon dan sisanya belum punya kekasih.

"Apa kau juga sibuk di dapur seperti istri lainnya?"tanya jaemin menatap seungmin
"Tidak juga...suamiku bukan tipe orang yang memaksa pasangannya harus ini dan itu, terkadang dia juga melakukan apa yang ku lakukan dirumah, saling membantu"ujar seungmin
"Kalau kau fel?"tanya haechan santai
"Pelayan di rumah yang melakukannya aku hanya di minta duduk manis saja dengan suami ku"sahut Felix
"Wah suami mu pasti orang kaya"ujar renjun
"Suaminya memiliki usaha perhiasan dari batu berlian jadi tak heran kalau yang ia lakukan di rumah hanya duduk manis menjadi nyonya besar"sahut jisung santai
"Aku jadi ingin menikah"ujar jaemin
"Kasian sekali tak punya kekasih"ledek haechan
"Kau juga tak punya kekasih bodoh, sesama tak punya kekasih jangan saling mendahului"celetuk renjun
"Haiss kalian ini yang sudah punya suami hanya mereka berdua sisanya tak punya jadi jangan bertengkar, dari pada bertengkar cari kekasih sana aku ingin keponakan"ujar jihoon yang lama-lama kesal juga dengan tingkah mereka berenam
"Hyung juga sana cari kekasih"ujar haechan
"Repot mau mati saja kenapa harus mencari kekasih"celetuk jihoon
"Hyung!"serempak mereka semua
"Apa? Aku benarkan...dari pada menyuruhku mencari kekasih lebih baik kita hampiri Jeno, hyunjin dan soonyoung yang masih membantu membuat rumah untuk sungchan"ujar jihoon
"Soonyoung Hyung meminta kami untuk menemani mu Hyung"ujar jisung
"Aduh bukan itu, heh bocah nakal kalian lupa hari ini hari apa?"ujar jihoon menatap jaemin, renjun, dan haechan
"Astaga Hyung kami lupa, pantas saja pekerja dapur masak banyak"ujar jaemin
"Memang hari apa Hyung?"bingung
"Jelaskan Chan aku malas"ujar jihoon
"Nyeh...kau saja Hyung, kau yang punya kendali disini atau minta renjun saja yang menjelaskan"ujar haechan santai
"He? Mana bisa kau yang diminta kenapa malah menyuruh ku dasar babi beruang"sahut renjun kesal
"Sudah kalian bertengkar lagi ku gantung terbalik di puncak kastil...jadi hari ini di sebut hari pasangan yang biasanya memang dilakukan setiap tanggal 16 setiap empat bulan sekali dan sekarang tepat tanggal 16 dimana jika warga desa sedang melakukan pembangunan besar tidak akan ada yang memasak untuk makan siang mereka semua karena setiap penduduk desa akan membawa makanan untuk pasangan mereka semua, karena tiga manusia bodoh itu belum ada pasangan jadi aku ingin membawakan mereka makanan dan kalian yang belum punya jodoh bisa sekalian cari jodoh untuk seungmin dan Felix karena kalian sudah menikah jadi nanti berbagi makanan dengan penduduk yang sudah tua saja tak apa"jelas jihoon panjang lebar
"Aku akan minta pekerja untuk menyiapkan semuanya Hyung sebelum berangkat"ujar jaemin
"Kalian bersiaplah kita akan berangkat setelah semua siap"ujar jihoon

Mereka hanya mengangguk paham dan bergegas bersiap, bagi jisung, Felix dan seungmin tradisi seperti ini baru mereka temui karena sepanjang soonyoung mengajak berpetualang baru kali ini mereka menemukan tradisi seperti ini.

Jihoon turun dari tempat tidur untuk mengganti pakaian, ia sebetulnya bosan jika terus ada di kastil ini karena biasanya ia akan berkeliling bersama haechan atau Jeno kini malah sari minggu penuh di kurung didalam kamar.
.
.
.
Peluh keringat membahasi tubuh kekar soonyoung yang tengah membatu mengangkat kayu untuk di jadikan penyangga, soonyoung jarang berkeringat seperti ini kecuali saat latihan senjata saja saat di istana tapu disini ia tahu bagaimana hidup dengan damai dan nyaman.

Soonyoung tersenyum cerah saat Jeno dan hyunjin juga ikut membantu dapat soonyoung lihat Jeno yang tengah memotong kayu dan hyunjin yang tengah memecah batu.

Namun saat sibuk membantu penduduk desa yang lain mata sipit soonyoung kini semakin menyipit sat melihat jihoon yang datang menuju kearah pembanguan yang tengah dikerjakan dengan keranjang makanan begitu juga dengan pengawal yang lain dan penduduk desa.

"Eh nak jihoon baru kelihatan? Sudah sembuh? Bibi dengar dari soonyoung kau sedang sakit"ujar bibi Choi
"Sudah bibi...paman hentikan pekerjaan kalian waktunya makan siang"ujar jihoon

Semua penduduk desa dan soonyoung meletakan semua alat pekerjaan mereka dan kini para istri tengah menghampiri suami masing-masing untuk makan siang, langkah kaki jihoon menghampiri soonyoung yang saat ini tengah mencuci tangannya sedangkan ke enam orang yang mengikutinya sudah berpencar entah kemana.

"Kita cari tempat untuk duduk"ujar jihoon
"Kau membuat ini untuk ku?"tanya soonyoung
"Bukan aku yang buat, para pekerja dapur yang membuatnya enam bocah itu tak membiarkan ku turun dari tempat tidur"
"Perhatian sekali, padahal nanti juga ada yang membawa makanan"
"Hari ini tak akan ada yang membawa makanan untuk orang lain hanya untuk pasangan mereka, karena kau tak ada yang membawakan makanan makannya aku yang bawa"
"Duduk di bawah pohon ini saja kalau disana menggangu jisung dan renjun"

Jihoon hanya mengangguk mengerti dan melihat jisung dan renjun yang tengah menemani makan dua orang yang jihoon kenal ya semoga saja mereka dapat jodoh.

Jihoon mengeluarkan makanan yang ada di dalam keranjang untuk mereka nikmati sesekali mata jihoon menatap penduduk desa yang tengah tersenyum bahagia sebari menikmati makanan yang dibawakan pasangan masing-masing jihoon harap keadaan desa dan kastil akan terus seperti ini.

"Kau bahagia sekali?"tanya soonyoung
"Tentu saja, kalau kau sendiri bagaimana?"tanya balik jihoon
"Aku mengerti bahagia sejak disini, dulu yang ku hadapi hanya suram..."
"Butuh pendengar? Aku siap mendengarkan"
"Selama aku hidup sejak aku mulai menarik nafas di dunia aku sudah dibenci oleh appa, eomma tiriku dan semua saudara ku karena kelahiran ku membuat eomma kandung ku harus meregang nyawa...dari bayi hingga sekarang ah bukan hingga satu tahun yang lalu aku dianggap pembunuh eomma ku sendiri dan selalu di perintahkan untuk mati oleh appa ku dan yang lainnya...namun kebenaran mengenai kelahiran ku dan tiadanya eomma ku diketahui appa dan yang lain satu tahun yang lalu dan mereka berubah total yang membuat ku sedikit tak terima atas perlakuan mereka...dan sampai sekarang rasanya masih sulit untuk memaafkan mereka"
"Butuh saran tidak?"
"Berikan aku ingin dengar"
"Aku tak akan meminta mu memaafkan mereka dengan cepat soon hanya saja manusia itu memang tempatnya membuat kesalahan...perlahan saja nanti juga akan baik dengan sendirinya meski sangat lama, kau butuh waktu untuk menerima dan mereka juga butuh waktu untuk memperbaiki diri untuk diterima"
"Kau orang baik ji"
"Aku tak sebaik yang kau kira soonyoung"

Andai soonyoung tahu ada orang yang yang sama dengannya namun bedanya dirinya selalu dipaksa untuk mati buka di minta untuk mati dengan sekuat tenaga orang itu berteriak meminta untuk hidup meski kehidupannya adalah untuk orang lain dan berakhir dengan ia yang akan mati.

Jihoon juga merasakan apa yang kau rasakan Kwon soonyoung hanya saja jihoon lebih pandai menyimpan semuanya dari pada kau yang pandai menyimpan rahasia mu.

Jihoon senang jika soonyoung bahagia disini hanya saja jihoon tak mungkin menahan soonyoung dan yang lain jika surat perintah dari heaven kingdom datang dan menanyakan perihal soonyoung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

MerveilleWhere stories live. Discover now