"Gu- maksud ku, aku lupa dimana ruangan Pangeran Javier, jadi bisakah kau mengantarkan ku ke ruangannya,  kau tahu bukan aku sudah dua kali pingsan hari ini jadi aku agak sedikit pusing, takutnya aku salah masuk ruangan." Ucap Meli kepada gadis tersebut.

"Baiklah ayo ikuti aku." Gadis itu langsung membawa Meli keluar kamar dan menuju ruangan Javier.

Di tengah perjalanan menuju ruangan Javier, banyak sekali orang-orang yang tengah membicarakan Meli mulai dari para pelayan dan pengawal yang hadir di persidangan tadi.

Napa semua orang liatin gue kayak gitu sih? Ini lagi baju lusuh plus norak banget, kalo ada baju lain ogah gue pake baju kayak gini. Batin Meli melihat baju yang di pakainya.

Sampainya mereka di depan pintu yang lumayan besar, gadis itu menyuruh Meli mengetuk pintu, setelah mendapat izin untuk masuk, Meli langsung masuk dan gadis itu pergi meninggal kan tempat tersebut.

"Terimakasih sudah mengantarku Lena." Ucap Meli kepada pelayan yang bernama Lena
"Sama-sama kalau begitu sampai nanti Meli."

Meli memasuki ruangan itu dengan perasaan takut dan hati-hati. "Permisi, Pangeran Javier apa ada sesuatu yang membuat anda memanggil saya kemari?"

Pria yang bernama Javier itu menoleh sekilas dari tempat duduknya." Kau tahu apa kesalahan mu di meja makan dan diruang persidangan tadi."

Meli yang mendengar suara Javier mendadak jadi takut, jika memang benar si Melisya itu sudah menjalankan aksinya, dan ketahuan akan meracuni Leona, bagaimana jika dia yang kena imbasnya, yang melakukan siapa yang dapat hukuman siapa, memang dasar pelayan brengsek.

"M-maaf pangeran tapi saya lupa apa yang terjadi di meja makan, karena pingsan saya jadi melupakannya." Meli menundukan kepalanya takut.

"Baiklah saya akan mengingatkanmu kalau begitu, Pertama di persidangan tadi kau telah mempermalukan keluargaku dan bersikap kurang ajar karena meninggalkan ruangan persidangan begitu saja, Kedua. Javier menjeda ucapannya dan berdiri dari kursinya. Kedua, kau telah menumpahkan makanan di meja makan dan terkena pakaianku, kau mengingatnya sekarang Melisya." Lanjut Javier membuat Meli terkejut

HAH, gue kira apaan cuma numpahin makanan doang, itu juga gak sengaja karena si Meli pingsan. Langsung di sidang kayak gitu, bener-bener lebay banget ni pangeran, gue aja sering ketumpahan makanan gak sampe di sidang kayak gitu, bodo amatlah yang penting bukan karena racun itu kan jadi gue masih aman lah, tapi kok di novel gak ada tuh adengan kayak gini, bodo amatlah yang penting gue bebas. Batin Meli lega.

Setelah merasa bebas dari hukuman, Meli mulai menormalkan sikapnya dan sekarang ia tidak terlalu takut, karena untuk apa takut orang cuma numpahin makanan doang pasti gak bakal di hukum beratkan?

"Sekarang apa mau lo, maksud gue apa mau mu mengganti pakaian yang terkena tumpahan itu, saya akan menggatinya tapi tidak untuk sekarang karena sekarang saya tidak punya duit, you know duit? Uang, saya tidak punya uang."

Javier yang mendengar ucapan Meli hanya menampilkan smriknya, untuk apa dia menyuruh pelayan itu mengganti pakaiannya, gajinya 10 tahun saja tidak akan cukup untuk mengganti pakaiannya.

"Kau ingin mengganti pakaianku dengan gaji kecilmu itu, lihatlah dirimu hanya sebagai pelayan rendahan saja sudah besar kepala."

"Wah ngehina gue nih laki, mungkin lo bisa ngehina gue sekarang. Tapi, siapa tau besok ada yang mau jadiin gue model karena kecantikan gue."

"Apa yang kau bicarakan?"
"Kagak ngerti? yaudahlah bagus, ekhm maksudku apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan ku."

Javier yang mendengar Meli berbicara seperti itu menghampirinya. "Aku ingin kau menjadi pelayan pribadiku selama 3 tahun." Ucapnya yang membuat Meli terkejut.
"HAH."

Bersambung.....

Besok udah mau puasa aja.

Kalo lagi puasa kurang-kurangin buat halunya, abis buka lanjut lagi.

Jia juga mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan batin.

Jangan Lupa Buat "Vote & Komen"

Nantikan Part Selanjutnya.

I Became a Maid [TERBIT]Where stories live. Discover now