5-The Night🌑

32 0 0
                                    

Saat ini, Maira sudah selesai membersihkan dirinya. Ia sedang mengeringkan rambutnya di depan kaca rias yang ada di kamarnya.
Kalian bertanya Aksa? Aksa sedang berbicara dengan Andi di bawah. Entah apa yang mereka bicarakan, Ia tidak peduli.

Cklek...

"Astaghfirullah!!" Jerit Maira yang langsung memakai kerudungnya kembali.

Ia menoleh ke arah belakang dan menemukan Aksa yang sedang menahan tawanya.

"Apa ketawa-ketawa? Ngagetin aja!" Ujar Maira sambil kembali menghadap cermin.

"Lagian kenapa, sih? Kaget banget!" Balas Aksa yang mendapat pelototan tajam dari Maira.

"Kenapa, kenapa! Gue lagi sisiran tau tadi! Ketuk pintu dulu kan bisa!" Protes Maira yang malah membuat Aksa menyemburkan tawanya.

Aksa yang tadinya duduk di sofa kamar Maira pun berdiri dan mendekat ke arah Maira.

"Ng-ngapain? Tidur sana!" Ujar Maira gugup.

Bagaimana tidak? Aksa sudah memegang pundaknya sekarang. Tepat dibelakangnya!

"Biasain make kata aku-kamu, Ra! Jangan sampe orang tua kita denger kalo kita masih make kata lo-gue!" Ujar Aksa yang hanya dibalas anggukan kecil Maira.

"Ck! Ish, apa, sih? Iseng banget!" Ucap Maira sambil berusaha menurunkan tangan Aksa yang berada di pundaknya.

"Kamu beneran nggak tau alasan Mira kabur, Ra?" Tanya Aksa yang membuat Maira terdiam.

"Kalo gu-aku tau, sebelum Mbak Mira kabur udah a-aku cegat duluan!" Jawab Maira pelan.

"Walaupun kalo alasannya karena kamu mencintaiku, seandainya?"

Deg!

"Apaan, sih, Sa? Nggak jelas banget! Tidur sana!" Sahut Maira mengalihkan pembicaraan.

Aksa menghela nafasnya pelan. Ia mengambil bantal dan dibawa ke sofa.

"Kamu ngapain, Sa?" Tanya Maira yang melihat bayangan Aksa dari cermin.

"Ya, tidur! Mau ngapain lagi?" Jawab Aksa setelah merebahkan badannya di sofa yang tidak terlalu besar itu.

"Di kasur aja. Biar aku yang di sofa. Badan kamu nggak muat di sofa itu, kalo badanku masih muat" Ucap Maira yang masih membereskan krim malamnya.

Aksa menggeleng pelan. Tidak mungkin Ia akan tidur nyenyak di kasur Maira, sedangkan pemiliknya kesempitan di sofa ini.

"Nggak usah, Ra-"

"Aku nggak nerima penolakan. Tadi itu perintah bukan permintaan. Ini kamar aku, jadi aku bebas mau lakuin apa aja!" Potong Maira yang membuat Aksa diam tidak bisa berkutik.

Setelah itu, Aksa pindah dari sofa ke lantai bawah. Maira membulatkan matanya saat berbalik dan melihat Aksa yang sudah berbaring di lantai dan menutup matanya menggunakan satu lengannya.

"Sa! Kenapa malah dibawah? Kan aku bilangnya di kasur!" Ujar Maira.

Aksa duduk dari posisi berbaringnya dan melihat Maira.

"Kamu pikir aku bisa tidur nyenyak di kasur kamu, sedangkan kamu tidur kesempitan di sofa itu?" Balas Aksa yang membuat Maira bungkam.

"Yaudah, kamu di sofa, aku di kasur" Putus Maira.

Daripada Aksa kedinginan di lantai, lebih baik di sofa bukan?
Maira beranjak menuju ranjangnya dan langsung berbaring. Ia membelakangi Aksa yang tidur menghadap dirinya.

"Ra!" Panggil Aksa setelah lama mereka terdiam.

"Maaf" lanjut Aksa.

Maaf? Untuk apa? Maira masih tetap terdiam. Menunggu Aksa melanjutkan ucapannya.

"Seandainya aku lebih cepat menyadari perasaanmu, kita tidak akan mungkin berakhir seperti ini"

Deg!

Apa Ia tau?

______________________________________

Hayolooo....
Aksa tau perasaan Maira, nggak, ya?
Udah tau deh kayaknya. Kan udah ngomong gitu!
Eh, tapi tau dari siapa, ya?
Eh, btw kamarnya Maira kayak yang di gambar, ya, guys! Bayangin aja ada sofanya disebelah ranjang, ok! Hehehh....😁
Up jam segini, hehehhh😌
See you in the next chapter, guys❤️
Ditunggu vomentnya ok😙

AlmairaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora