1-Keputusan

27 1 0
                                    

"Gimana, mbak? Udah sedeket apa sama Aksa?" Tanya Maira yabg sedang merapikan buku-bukunya setelah ia mengerjakan skripsi yang akan dikumpulkan besok

Ya, setelah perkenalan singkat itu, Aksa memberitahu Maira via WhatsApp bahwa ia tertarik untuk ta'aruf atau pendekatan dengan Mira.
Maira pun setuju-setuju saja dengan keputusan Aksa. Toh, yang didekati kakak kembarnya sendiri. Jadi, Maira tidak perlu takut Aksa akan kembali tersakiti setelah kejadian 3 tahun yang lalu.
Aksa sudah mencoba mendekati Mira selama 6 bulan. Waktu yang harusnya cukup untuk membuat Mira jatuh cinta pada Aksa. Setidaknya, nyaman dengan perlakuan Aksa pada dirinya.

"Biasa aja, sih" Jawab Mira yang sudah diatas tempat tidurnya.

Ya, Mira dan Maira satu kamar. Hanya saja, beda kasur. Ini murni keinginan mereka berdua dengan alasan mereka kembar yang tidak boleh terpisah sebelum Mira memutuskan untuk pergi ke pesantren.

"Mbak, Aksa itu tulus, loh, suka sama Mbak Mira" ujar Maira sambil menatap Mira yang sedang merapikan rambutnya.

"Ya, terus gimana? Percuma dia tulus suka kalo nggak berani minta Mbak baik-baik ke Ayah!" Terang Mira

"Berarti, kalo dia kesini minta Mbak Mira, Mbak Mira bakal terima?" Tanya Maira

"Ada seseorang yang datang kesini dengan niat baik, Mbak ngga boleh nolak kan?" Jawab Mira sambil tersenyum. Tulus.

Deg....
'Tenang, Maira. Demi bahagianya Aksa. Juga Mbak Mira' -batin Maira

Ya, satu fakta mengejutkan yang disembunyikan oleh Maira adalah Ia mencintai sahabatnya sendiri selama 4 tahun terakhir. Atau mungkin lebih.

"Oh...baguss, dong, kalo gitu. Biar nanti Mai bilang ke Aksa kalo Mbak Mira udah siap dilamar" Ujar Maira kembali menatap buku-bukunya.

Bukan Ia tidak ingin melihat kakak dan sahabatnya bahagia. Hanya saja, hal ini sedikit berat untuk Maira.

"Jangan, ih! Nanti dikira Mbak lagi yang buru-buru pingin nikah!" Ucap Mira sambil mulai membaringkan tubuhnya.

Sedangkan Maira hanya diam. Tidak berniat membalas ucapan kakaknya. Ia menghidupkan handphonenya dan membuka aplikasi WhatsApp.

Mairaa : Sa, Kakak tersayang gue udah siap dilamar, nih. Lo kapan mau nemuin Ayah?

Aksa : Wiss.... Beneran, nih, Ra? Yaudah, besok gue coba ngomong ke Bunda sama Ayah gue dulu, ok?

Maira : Ok lah. Jangan lama-lama! Kasian Kakak gue jangan digantungin mulu!

Aksa : Siap, Bu boss!!

Maira tersenyum membaca pesan terakhir dari Aksa. Ada rasa senang saat Ia masih menetapkan panggilan khusus untuk dirinya. Bu boss.
Sedetik kemudian, Ia kembali memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan. Aksa melamar kakaknya, lalu menikah. Maira? Maira sudah berjanji tidak akan pernah menggantikan posisi Aksa dihatinya. Entah Ia akan menikah atau tidak di masa depan, Ia tidak peduli.

Setelah berkutat lama dengan pemikirannya, Maira pun beranjak ke kasur dan memutuskan untuk tidur setelah mematikan lampu utama di kamar tidurnya.

------------------

Assalamualaikum, Guys!!
Gimana, gimana??
Kurang dapet, ya, feel nya? Maaf ok!
Ini tuh karya aku yang pertama, jadi belum terlalu bagus ceritanya. Hehehh......
Jangan lupa voment ok❤️
Ok, see you in the next chapter 😉

AlmairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang