2-Khitbah?!

25 2 0
                                    

Sudah berlalu 3 hari sejak Maira menanyakan tentang kedekatan Aksa dan Mira.
Pagi ini, Maira membantu Ibunya memasak di dapur setelah Ia mandi. Keluarga Aksa akan datang hari ini dan mengkhitbah Mira.
Mira pun bersiap dan disuruh untuk tidak keluar kamar sebelum Rani-Ibunya-memanggilnya.

"Dek, kamu yakin?" Tanya Rani saat semua masakannya sudah matang.

Maira yang sedang menata piring pun terkejut dengan pertanyaan Ibunya. Apakah Ibunya tau? Dari mana Ia tau?

"Y-yakin apa, Bu?" Tanya Maira pura-pura tidak mengerti.

"Aksa dengan Mbakmu. Kamu yakin?" Tanya Rani sekali lagi.

Maira berbalik dan menatap Ibunya. Antara sedih dan senang, pasrah dan ingin melawan. Ia juga tidak yakin bisa melalui hal ini.

"Ibu.." Ucap Maira setelah Ia mendekat dan memeluk erat Ibunya.

Ia butuh banyak kekuatan kali ini. Terutama dari Ibunya.

"Kalau kamu nggak sanggup, Ibu masih bisa bicara sama Mbakmu, nduk" balas Rani sambil mengelus pelan punggung Maira.

"Enggak, Bu. Aksa bahagia, Mbak Mira bahagia. Mai nggak boleh rusak kebahagiaan mereka!" Sangkal Maira setelah melepas pelukannya

"Mai nggak boleh egois, Bu" lanjutnya

Rani tersenyum. Ia bangga dengan anak ketiganya. Ia rela berkorban cinta dan kebahagiaannya demi melihat kakak dan sahabatnya bahagia.

"Kalau gitu, sekarang dihapus air matanya. Terus bantu Mbakmu siap-siap. Dia nggak bakal bisa ada di posisi ini tanpa kamu, nduk" Ujar Rani sambil membantu menghapus air mata Maira.

Maira pun mencoba menghapus air matanya dan kembali tersenyum. Tentu saja senyuman palsu. Senyuman yang penuh luka. Senyuman tanda kesedihan.

Ia pun bergegas menuju kamarnya untuk membantu Mira yang mungkin membutuhkan bantuannya.

"Mbak Mir, udah selesai?" Tanya Maira yang baru saja memasuki kamarnya.

Ia melihat Maira duduk di depan kaca riasnya. Ia sudah selesai bersiap-siap untuk acara hari ini.
Mira terlihat sangat anggun dengan gamis abu-abu gelap dan pashmina abu-abu terang. Ya, abu-abu adalah warna kesukaannya.

Maira pun langsung menghampiri kakaknya yang menoleh kearahnya.

"Ya Allah, Mbak Mira cantik banget!" Ucap Maira tulus.

"Makasih, Dek" Balas Mira

"Buat?" Tanya Maira tidak mengerti kenapa kakak kembarnya berterima kasih padanya.

"Semuanya. Kamu yang ngenalin Mbak ke Aksa, kamu yang sering bilangin ke mbak untuk buka hati buat Aksa, buat semuanya" ujar Mira sambil menitikkan air matanya.

"Qodarullah, Mbak" balas Maira singkat.

"Yaudah. Yuk, kebawah! Kasian Aksa sama yang lainnya udah nunggu Mbak Mira"

Mereka pun turun bersama. Mira duduk di tengah tengah Ibu dan Ayahnya, tepat di depan Aksa yang juga berada ditengah Ibu dan Ayahnya.

"Baiklah, tidak usah berbasa basi lagi, ya, Pak Andi. Saya dan keluarga kesini dengan maksud untuk mengkhitbah anak kedua dari Pak Andi dan Bu Rani, Almira Nadhiratun Nafisah untuk anak tunggal kami Muhammad Firza Al-Aksa" Ucap Pak Roni setelah mereka berbicara ringan tadi.

"Keputusan akhir tetap ada di tangan Mira, Pak Roni. Saya dan Istri akan selalu mendukung apapun keputusan dari anak kami selagi itu baik" balas Andi.

"Bagaimana, Mira? Kamu menerima khitbah dari Aksa untuk kamu?" Lanjut Andi yang bertanya jawaban Mira.

Mira hanya terdiam dan mengangguk singkat tanpa mendongakkan kepalanya. Malu.
Kalimat tahmid pun menggema di ruang tamu rumah mereka pada pagi itu. Dan hati seseorang terluka karena rencana pernikahan yang sudah ditetapkan. Awal bulan mei. Itu artinya, 34 hari lagi.

Jika itu bahagiamu, aku bisa apa? -Maira

______________________________________

See you soon😉❤️
Jangan lupa voment yaa💐

AlmairaWhere stories live. Discover now