"Apa kau tidak magang eoh? Ku kira kau orang yang gila kerja."

".................." Yunho hanya diam tidak menanggapi apapun.

"Mwo? Ah, aku tahu. Apa kau butuh uang?"

"ah nne begitulah Sunbae-nim."

"Aku punya pekerjaan yang bagus untuk seorang mahasiswa sepertimu. Ini hanya pekerjaan mudah, kau akan menghasilkan uang yang banyak dalam waktu yang cepat." Tawar senior gempal tersebut pada Yunho.

Yunho yang mendengarnya pun menjadi sangat tertarik, semua terdengar mudah bagi Yunho.

.

.

.

Beberapa waktu kemudian Yunho pun tiba-tiba meminta Jaejoong untuk berhenti bekerja.

"Berhentilah bekerja, Jae. Aku yang akan menghidupi kita berdua." Ucap Yunho dengan penuh keyakinan.

"Wae? Kenapa tiba-tiba? Bukankah jadwal kuliahmu sangat padat, kau tidak boleh menghabiskan waktumu untuk bekerja." Ucap Jaejoong menolak ucapan Yunho.

"Aku mendapatkan kesempatan yang bagus dan aku bekerja dengan sunbae di kampus. Aku membantunya mengelola pemberkasan bisnisnya. Aku akan mendapat gaji yang cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari kita Jae." Terang Yunho panjang lebar.

"Jeongmalyo? Ini kabar baik Yun. Chukae, aku sungguh senang mendengarnya." Ucap Jaejoong turut berbahagia atas keberhasilan Yunho.

"Gomawo, haruskah kita merayakannya sekarang?" ucap Yunho dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Eumm" angguk Jaejoong tersenyum lebar. *Kiyowo sekali Jaejoong ini.

.

.

.

Benar saja, tidak butuh waktu lama untuk Yunho mengumpulkan pundi-pundi uang.

"Apa kau sudah bertemu dengan klien yang kuminta?" tanya Subae-nim pada Yunho.

"Nne Hyung, aku sudah menemuinya."

"Kerja bagus, aku tahu kau akan bagus di bidang ini. Seharusnya aku mengajakmu bergabung lebih awal. Hahhaha."

"Nne ghamsamnida Hyung."

Tidak menyadari apa yang kulakukan. Saat itu aku masih sangat muda. Berlindung dibalik usia muda nampak seperti pengecut bagiku. Ada alasan kenapa para orang tua selalu memarahi anaknya saat mereka membuat kesalahan. Semakin ku jalani, gaya hidup yang tidak sehat dengan pergaulan diantara orang-orang kaya dan berkuasa sedikit demi sedikit mengubah jati diriku.

Seolah satu manusia dengan dua dunia yang berbeda, ego dan kesombonganku semakin tumbuh, namun rasa cinta dan kasih sayang dalam diriku tetap sama. Sisi manakah yang akan terlahap habis, tentu kalian sudah lebih tahu dan melihatnya sendiri. Akan menjadi manusia seperti apa aku di masa depan? - Yunho

.

.

.

Semenjak Yunho memintanya tidak bekerja, Jaejoong lebih banyak menghabsikan waktu dirumah. Ia tidak punya teman untuk bermain atau siapapun selain Yunho. Bisa dibilang dunianya hanya berputar di sekitar Yunho.

Tidak terasa minggu depan adalah hari wisuda Yunho. Jaejoong pun sudah menyiapkan hadiah untuk Yunho. Ia membeli sebuah setelan Jas dari merek yang cukup ternama. Ia menggunakan uang yang ia tabung saat dulu masih bekerja. Ia tidak sabar memberikan hadiahnya pada Yunho dan melihat reaksinya.

"Aku pulang." Ucap Yunho.

"Kau sudah pulang? Apa kau sudah makan?" sambut Jaejoong.

"Nne, aku sudah makan sebelum pulang. Kenapa kau belum tidur Jae?" tanya Yunho melepas mantelnya dan duduk di sofa di samping Jaejoong.

"Aku menunggumu pulang." Ucap Jaejoong.

"Kau tidak perlu menungguku, Jae." Ucap Yunho mengusap puncak kepala Jaejoong lembut. Membuat Jaejoong memejamkan matanya, merasakan lembutnya tangan Yunho saat mengusap kepalanya.

"Aku menyiapkan hadiah untuk merayakan kelulusanmu. Bukalah." Ucap Jaejoong meneyrahkan sebuah box berukuran cukup besar.

"Apa ini? Kau tidak perlu repot repot Jae." Ucap Yunho menerima kado dari Jaejoong. Saat ia membuka ia bisa melihat sebuah jas yang sangat bagus menurut Yunho.

Yunho merasa sangat terharu saat menerima hadiah yang Jaejoong berikan. Ia sungguh tahu seberapa mahal jas yang ia terima. Memikirkan Jaejoong yang dengan tulus memberinya hadiah membuat Yunho tidak bisa menahan perasaannya.

'Ah sial, aku sungguh menyukai pria dihadapanku ini.' Batin Yunho.

"Gomawo Jae, aku sangat menyukainya. Aku akan memakainya saat acara wisuda nanti."

"....." Jaejoong tersenyum senang dan memeluk Yunho dengan erat.

"Aku akan memberikan hadiah yang lebih baik untukmu nanti." Ucap Yunho lirih.

Jaejoong hanya tersenyum dalam dekapan Yunho.

.

.

.

Di tengah malam handphone Yunho berbunyi, ia menoleh kesamping memandang Jaejoong yang masih tampak terlelap dalam tidurnya. Ia pun mengangkat panggilan di handphonenya dan berdiri menuju keluar kamar.

"Yoboseyo." Angkat Yunho saat sudah sampai di ruang tamu.

"Apa kau sungguh akan keluar?" terdengar suara seorang wanita di ujung telepon.

"..........." Yunho hanya diam, seolah mengabaikan orang yang menelponnya.

"Apa kau marah karena aku menelponmu malam-malam?"

"Bagaimana kau bisa mendapatkan nomerku?"

"Ayolah, tidak sulit untuk mendapatkan nomermu."

"Jika tidak ada yang penting aku akan mematikannya, dan akan lebih baik jika kau tidak sembarangan menghubungiku." Ucap Yunho dengan nada dingin dan tegas.

"Arraseo, aku hanya ingin menelponmu sebelum aku meninggalkan korea. Bagaimanapun aku sudah mendengarnya jika kau berhenti. Aku hanya ingin berterima kasih padamu."

"Kau tidak perlu berterimakasih padaku." Tolak Yunho

"Kau masih saja dingin padaku. Setidaknya beri aku ucapan selamat karena akan segera menikah."

"Apa kau sudah selesai?"

"Terimakasih, Yun. Aku tidak akan melupakan waktu saat kita bersama. Aku harap kau dan pacarmu juga akan hidup bahagia. Bye bye."

Sambungan terputus.

Yunho menatap sendu ponsel yang ia genggam. Terkadang kenyataan memang tidak semanis apa yang kita bayangkan.

'Nado gomawo.' Batin Yunho.

Yunho merasa bahwa ia tidak akan bisa kembali tidur saat ini. Ia hanya duduk diam diatas sofa ruang tamu dalam keadaan gelap karena semua lampu dimatikan.

Ia merefleksikan dirinya sendiri, merefleksikan setiap keputusan yang telah ia ambil, ada banyak hal yang ia syukuri dan juga ada begitu banyak hal yang ia sesali. Seperti apapun dirinya, ini adalah jalan hidup yang telah ia pilih. Yunho pun tidak ingin menyesalinya, karena itu artinya dia mengakui kesalahannya.

'Ego ku terlalu besar Jae. Mianhae.' Lirih Yunho memejamkan matanya.


TBC

Ciee gimana nih chapter 1 ? Masih amankah?

Don't Forget To Vote, Comment and Share This Story Juseyo

Tidak perlu terburu-buru Bestiee, perjalanan masih panjang.....

See Ya Next Chap

Bye Bye :)

I'm Not The Only OneWhere stories live. Discover now