Bab. 42 || Tuan Putri

23K 5.5K 2.5K
                                    

So happyyyyyyy🖤

Kalian the best banget dah. Jadi, makin cintaaa. Tapi boong eaaa🗿Bacanya pelan-pelan aja yagesya jangan ngebut kayak temen yang kalo bawa motor seperti terhempas badai😆

⚠️AWAS TYPO BERTEBARAN ⚠️

-o0o-
Bersambung
-o0o-

"Aku menemukanmu."

Xavier menatap Miya dalam. Kemudian, mengambil tangan kanan gadis kecil itu dan menunduk. Tepat ketika bibir pink anak laki-laki itu hendak menyentuh punggung tangan Miya, seorang lelaki menangkup bibir Xavier menggunakan centong sayur.

"Cut!"

Xavier membenarkan posisinya dan mendengus kesal menatap Alarick dan Zeus yang juga memandangnya dengan wajah datar.

Ini sudah yang ke-33 kali dua lelaki itu mengacaukan latihan drama untuk pentas antarsekolah yang akan diadakan seminggu lagi.

Setiap tahun, sekolah mereka mengadakan pentas seni antarsekolah untuk memperkuat hubungan. Xavier dan Miya dipercaya untuk menjadi pemeran utama dalam pentas drama. Sedangkan Stella terpilih untuk mengikuti pentas musik karena dia memiliki suara yang bagus.

"Gak usah sok keren. Jangan coba-coba ngegoda bayi mesum. Bayi mesum itu cuma bakal tergoda sama duit," ucap Alarick yang langsung dipelototi oleh Miya.

"Adegan ini kan ada dinaskah, om," ucap Xavier dengan malas.

"Ganti naskah!"

Miya menatap Zeus dengan jengah begitu melihat lelaki itu kembali membuang naskah yang sudah susah payah mereka susun kedalam tong sampah.

"Papa! Udah gak ada waktu lagi ihhh, Minggu depan udah tampil. Kita gak bisa terus buang-buang waktu," ucap Miya.

"Emangnya Lo mau tangan Lo dicium sama dia? Nanti bau jigong," ucap Zeus sembari menunjuk wajah Xavier dengan tatapan tak berdosa.

Xavier membulatkan matanya saat mendengar tuduhan Zeus yang tak berdasar. "Aku gak ada jigong ya! Jangan sembarangan, udah tua banyak bacot lagi," ucap Xavier pelan.

Zeus menempeleng kepala Xavier ketika mendengar ucapan tak sopan anak laki-laki itu padanya.

"Pokoknya ganti," kekeuh Zeus.

"Ganti apa?" Tanya Miya pada akhirnya, lelah jika terus berdebat.

"Putri Salju? Lo jadi Putri Salju, Xavier Pangerannya," ucap Alarick memberi usulan.

Miya mengangguk pasrah. Anna yang bertugas menulis naskah karena diantara mereka, dialah yang paling pandai membuat cerita itupun hanya menatap mereka dengan datar.

"Apa? Mau ganti naskah lagi?" Tanya Anna. Sudah berulang kali gadis kecil itu menulis naskah tapi selalu berakhir tragis ditempat sampah karena dibuang oleh Zeus. Sungguh tidak punya hati memang. Untung saja dia boss nya, jika tidak, pasti sudah Anna gantung di pohon mangga.

"Hehehe, mohon bantuannya. Nona genius," ucap Alarick, membuat Anna memutar bola matanya.

Anna mengambil laptop Zeus. Meskipun baru kelas 1 SD, Anna sudah bisa menggunakan laptop. Itu karena dikota, banyak orang tua yang memperbolehkan anak untuk mempunyai ponsel dan laptop. Termasuk Malvin.

Alarick mendekati Anna dan membisikan sesuatu yang hanya dibalas oleh gadis kecil itu dengan sebuah gumaman.

"Fyuhhh..." Stella menghempaskan tubuh mungilnya ke sofa.

Antagonis PapaWhere stories live. Discover now