Bab. 02 || Golden Heart

66.2K 10.1K 630
                                    

⚠Tandai bila ada typo⚠

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

Dulu, aku pernah mempunyai komik berjudul Golden Heart. Kisah seorang pemeran utama, Alarick dan Athena yang saling mencintai tapi mereka harus berpisah karena Zeus, sang tokoh antagonis selalu berhasil menemukan cara yang kejam agar Athena selalu bersamanya.

Hingga, dia mengabaikan Remiya yang merupakan putri kandungnya sendiri. Jujur saja, meski Athena adalah pemeran utamanya, aku tidak terlalu suka dia karena sifatnya yang lemah.

Akhir dari kisah itu adalah Alarick dan Athena kembali bersama sedangkan Remiya mati karena berusaha menyelamatkan Zeus yang hendak dibunuh oleh Alarick.

Gadis kecil itu mati untuk ayahnya.

Sungguh kisah yang sangat memilukan dan juga menyedihkan bukan? Itulah sebabnya, dari dulu aku selalu mendukung dan lebih suka pada Remiya. Karena kisah gadis itu hampir mirip denganku.

Seorang anak yang mengharapkan cinta dari ayahnya.

Hanya sebatas itu saja! Tapi kenapa aku sampai masuk ke dalam komik ini? Awas saja kalau sampai aku bertemu dengan iblis itu lagi, aku akan menendang bokongnya. Lihat saja!

"Kenapa nona diam saja ya? Apa nona sakit?"

Aku mengalihkan perhatianku, menatap seorang pelayan yang berdiri di sampingku sambil menggenggam mainan.

"Iya, nona sedari tadi diam saja, bagaimana jika kita panggil dokter?" Ucap pelayan satunya.

Ini sudah satu bulan sejak aku terlahir kembali, dan selama itu pula Zeus tidak menemui ku. Itu bagus, aku hanya perlu menghindar darinya agar aku tidak mati seperti alur komiknya.

Bukan hanya itu, aku juga harus menghindari Alarick, karena sebenarnya dialah yang paling berbahaya di dunia ini.

Jika Zeus adalah orang yang mudah mengeluarkan isi hatinya. Alarick adalah orang yang licik, kelicikannya itu ia gunakan untuk memonopoli perdagangan dunia. Pembisnis tersukses. Alarick Dezkarian.

Tapi, begitu mengetahui Athena di culik oleh Zeus yang merupakan Lord of Mafia. Alarick juga bergegas membuat kelompok Mafia yang kekuatannya setara dengan Zeus.

Untungnya semua awal dari tragedi itu masih lama mengingat aku yang baru di lahirkan. Jadi, aku masih memiliki waktu untuk mengubah alur ini.

"Kita panggil saja tuan muda! Sepertinya ada yang gawat, nona tidak pernah menangis bahkan sejak dia dilahirkan, apa ada sesuatu yang buruk telah terjadi pada nona kita?"

Eh, eh! Aku tidak apa-apa, tolong jangan panggil dia, kalian ingin aku mati cepat ya?!

"Aku akan panggil tuan muda."

Aku hendak berteriak, tapi yang ku keluarkan hanyalah suara cicitan pelan. Huh, tubuh kecil ini benar-benar menyusahkan!

Pelayan itu pergi menemui Zeus, membuatku mendengus kesal, pasrah akan apa yang akan terjadi, padahal aku malas sekali bertemu lelaki itu.

Beberapa saat kemudian, tepat setelah para pelayan pergi meninggalkanku sendirian. Angin berhembus kencang hingga membuat gorden berterbangan.

Aku dapat melihat siluet seseorang dari dinding yang berlawanan cahaya, ada seseorang di balik mereka itu. Siapa? Apa pembunuh bayaran?

Tidak, itu tidak mungkin.

Meski Zeus memiliki banyak musuh, keamanan rumah ini sangat ketat. Tapi bagaimana jika itu adalah pembunuh bayaran?

Seorang lelaki muncul dari balik tirai setelah melewati kaca jendela. Lelaki berambut hitam dengan iris mata yang sepekat malam itu mampu membiusku sejenak.

Dia terlihat seumuran dengan Zeus, dan parasnya yang menawan itu aku seperti pernah melihatnya.

"Jadi, ini anak Zeus?"

Lelaki itu berdiri di samping ranjang bayiku, menatapku dengan lekat seolah aku adalah mahluk teraneh di dunia.

Oh tunggu, aku ingat! Paras rupawan yang mampu menarik perhatian kaum hawa itu..

Pemeran utama?!

"Alarick Dezkarian, mau apa lo kesini?"

Sebuah suara mengalihkan perhatian, Zeus berdiri di ambang pintu, memperhatikan putrinya yang sedang mengobrol dengan orang yang berpotensi membunuhnya dengan wajah kelewat santai.

Zeus kamu benar-benar tidak punya hati!

"Gue denger sahabat gue baru aja punya anak, jadi gue kesini pengen ngeliat anak lo."

"Lo bukan tipe orang yang kayak gitu."

Alarick dan Zeus memang saling mengenal bahkan sebelum Athena muncul, tapi aku tidak tau mengapa hubungan mereka tidak baik sejak awal. Itu karena aku sering skip ceritanya hingga aku tidak begitu tau detail alurnya.

Kenapa aku harus skip-skip?!

"Gue masih ngga nyangka kalo seorang Zeus ternyata punya putri. Dia bener anak lo atau abis Lo pungut dari jalan?"

Aku menatap Alarick dengan tajam begitu lelaki remaja itu mengeluarkan kalimat menusuk dari mulutnya. Pemeran utama yang satu ini benar-benar menguras emosiku.

Aargh kapan aku tumbuh dewasa?!

"Itu urusan gue, lebih baik lo pergi atau gue yang seret lo keluar?"

Alarick tersenyum, senyum yang menyimpan banyak misteri bagiku. Dia menaruh sebuah pisau kecil di samping tempat tidurku.

"Ini hadiah buat anak lo."

Setelahnya, Alarick pergi begitu saja melalui jendela, membuatku terperangah karena terkejut.

DASAR GILA!

Siapapun jauhkan pisau itu dariku, aku takut kalau aku tidak sengaja berguling maka pisau itu akan langsung menancap tubuhku.

"Kecil," aku tersentak saat jemari Zeus menggenggam jemariku yang mungil.

Setelah satu bulan dia meninggalkan putrinya yang baru lahir, sekarang dia menatapku dengan tatapan tak bersalah?

Zeus memencet hidungku hingga aku sedikit meronta karena kesulitan bernapas. Dasar papa brengsek!

"Gue benci liat lo napas," ujarnya seraya terus memencet hidungku.

Aku merasakan sesak di dadaku karena kekurangan oksigen. Hei, aku ini masih bayi. Aku merasa kesadaranku hampir hilang tepat saat dia melepaskan tangannya di hidungku.

Samar-samar, aku mendengar suara gaduh dan suara hantaman. Tapi, lagi-lagi kegelapan menghampiriku.

-o0o-
Bersambung
-o0o-

Antagonis PapaWhere stories live. Discover now