Bab. 06 || With Papa

58.9K 10.4K 1.5K
                                    

⚠️ Tandai Bila Typo ⚠️

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

Sudah hampir dua tahun sejak Ailu 'menempati' tubuh Miya. Kini Miya sudah bisa berbicara sedikit-sedikit, dia juga sudah bisa merangkak dan hampir bisa berjalan.

Intensitas kedekatan Miya dengan Zeus berkurang akhir-akhir ini, itu karena Zeus sibuk dengan kuliahnya dan juga pekerjaannya sebagai Lord of Mafia.

Tapi setiap hari, entah kenapa Zeus selalu menyempatkan diri menemui Miya hanya untuk mengganggu bayi mungil itu. Menyebalkan memang.

Bukan hanya itu saja, meskipun Bu Emi sudah kembali bekerja, Zeus tetap membiarkan Miya tidur dengannya. Padahal dulu dia paling jijik melihat putrinya sendiri.

Seperti saat ini, Zeus tidur menyamping sambil menatap tajam Miya yang masih terjaga. Lelaki itu menutup kedua mata Miya sambil berkata dengan tegas.

"Tidur, ngga tidur gue coret lo dari KK."

Miya mendengus kesal, dia memegang tangan Zeus yang lebih besar dari tangannya yang mungil.

"Lo curang banget, Lo udah bisa manggil nenek-kakek, kenapa Lo masih belum bisa manggil gue," ucap Zeus.

Dia masih ingat, lima bulan yang lalu, tepat ketika Miya berulang tahun yang ke 1, Miya berhasil mengejutkan semua orang dengan suara kecilnya menggemaskan.

Miya telah mengucapkan kata pertamanya di dalam gendongan Zeus, dan kata itu adalah, "Engcek." (Brengsek)

Meskipun bingung dengan pengucapan Miya yang tidak jelas, mereka tetap senang karena Miya sudah bisa mengucapkan sepatah dua patah kata.

Setelah itu, Miya juga bisa mengucapkan kata 'kakek-nenek' sontak hal itu membuat Josh, Grace, dan Austin senang mendengarnya.

Berbeda dengan Zeus yang selalu menampilkan aura kelamnya itu.

"Padahal kata pertama gue itu buat Lo, dasar brengsek," batin Miya.

Miya menggoyangkan tangan Zeus, memaksa lelaki itu untuk melepaskan tangan dari matanya. Zeus melepaskan tangannya dan menatap Miya dengan datar.

"Papa," ucap Miya, menampilkan raut wajah yang seimut mungkin berharap Zeus luluh padanya. Lagipula tidak ada gunanya juga bermusuhan dengan papanya.

"Suara Lo jelek," ucap Zeus sinis.

Wajah Zeus tetap datar, hal itu membuat Miya sedikit kecewa. Lelaki itu membenarkan letak bantal yang menjadi pembatas mereka. Lalu, berbalik tidur membelakangi Miya.

Zeus menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, di dalam selimut, Zeus menggigit bibirnya, menahan senyum yang hampir saja terbit ketika Miya memanggilnya.

"Dasar pengganggu," gumam Zeus.

-o0o-

Hari Minggu, hari yang sangat Miya benci. Bukan apa, masalahnya Zeus libur ketika hari Minggu, dan biasanya waktu libur lelaki itu di habiskan dengan mengganggu Miya.

Ugh, menyebalkan.

Miya berdiri, dia mencoba berjalan perlahan meski harus jatuh berkali-kali, Miya harus berhasil! Miya tidak ingin terus menerus terjebak pada situasi yang menyulitkan ini.

Dia merasa tidak berguna karena tubuh balita yang masih belum bisa banyak hal. Andai saja, dia masuk ke tubuh orang yang lebih dewasa bukannya bayi, pasti akan lebih mudah.

Antagonis PapaWhere stories live. Discover now