Posesif Daffa; Aldo - Kejujuran

12.7K 974 265
                                    

Raven mendengus saat lagi - lagi ponselnya berdering. Ingin sekali rasanya dia memblokir nomer yang baru - baru ini sering menelepon dirinya. Tapi dia tidak bisa, karena pelakunya adalah Rendra.

Entah apa yang sebenarnya kakak tersayangnya itu rencanakan sampai terus - menerus menelepon dirinya.

"Apa?" ketus Raven saat panggilan dia terima.

"Udah balik kan lo?" tanya Rendra dari seberang sana.

Raven hanya menanggapinya dengan deheman, membuat yang menelepon terdengar mendecak.

"Jemput gue dong. Lo bawa motor kan? Kebetulan kelas gue juga baru kelar," ujar Rendra meminta.

"Lo kan bawa motor sendiri, ngapain minta jemput," balas Raven.

"Bodo. Gue maunya dijemput sama lo, sekarang!"

Raven mengerut, bahkan matanya melotot kesal mendengar permintaan Rendra barusan.

"Ogah. Balik sendiri lo," tolak Raven lanjut melangkahkan kakinya menuju parkiran.

"Nggak mau. Jemput gue, sekarang, gue tunggu, bye!" putus Rendra.

Sebelum Raven bisa menolaknya, Rendra sudah lebih dulu memutuskan sambungan. Raven benci ini, Rendra selalu seenaknya.

Raven memukul - mukul udara dengan kesal, dia sampai lupa jika parkiran saat ini sudah ramai dengan murid lainnya yang ingin pulang juga.

"Apa?! Mau berantem?!" ketus Raven ketika beberapa pasang mata menatap dirinya.

Mereka reflek memalingkan pandangannya menghindari Raven, Raven lagi - lagi mendengus. Terserah, dia tidak akan menjemput Rendra. Lagi pula universitas Rendra jauh dari sekolahannya, Raven males.

Pandangan Raven kini malah tertuju ke sosok yang ingin dia temui, Daffa. Tapi tunggu, Raven mendecak saat matanya menangkap sosok Aldo di sebelah Daffa.

"Udah baikan heh? Lo pikir gue bakal nyerah? Nggak akan," gumam Raven.

Saat dirinya akan menghampiri Daffa, ponselnya berdering lagi. Dia dengan kesal mengeceknya, nama Rendra tertera di sana.

"Akhh sianjing!" gemas Raven.

Saat dia akan menolak panggilan itu, sebuah pesan masuk dari notifikasinya yang mengatakan bahwa dia harus mengangkat telpon itu atau dia akan tau akibatnya.

Raven dengan kesal segera mengangkatnya, "Apa lagi?! Lo nggak ada kerjaan apa gimana hah? Dari tadi nelpon terus. Gue baru nyampe, lo telpon. Gue istirahat, lo telpon. Gue pelajaran, lo telpon. Gue mau balik aja lo telpon. Ngeselin tau nggak!"

"Mana? Kok lo nggak dateng - dateng? Awas aja kalo gue nggak lo jemput, gue datengin rumah lo," kata Rendra, mengabaikan kekesalan Raven kepada dirinya.

"Tung-"

"Lo mau kabur kan? Lo pikir gue nggak tau? Jemput gue sekaraaaaaang!!"

Sumpah, nadanya ngeselin banget, kalau saja Raven bisa memukulnya detik ini juga, dia bersumpah dia akan memukul Rendra sampai mulutnya tidak bisa lagi mengeluarkan suara!

"Jemput gue, cepet jemput, jemput gue sekarang, lima menit cepet, jemput gue, gue mau pulang, jemput, jemput, jemput gue Raven, Raven jemput gue cepetan, jem-"

"JEMBUT, LO BACOT BANGET ANJING! SABAR, GUE BARU DI PARKIRAN! GIMANA BISA CEPET KALO LO AJA NELPON TERUS. OTW! KALO NGGAK MAU NUNGGU YA LO NAIK MOTOR LO SENDIRI NGENTOD!" teriak Raven.

Sialan, Raven mematikan ponselnya dengan emosi. Mengapa saat dia akan mendekati Daffa, si Rendra ini selalu saja menganggunya.

Raven tidak mengerti, sebenarnya apa yang direncanakan Rendra ini? Sudahlah, dia harus cepat menjemput baginda raja atau nanti baginda raja akan mengamuk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Posesif Daffa; AldoWhere stories live. Discover now