Posesif Daffa; Aldo - Tendangan Maut Dodo

17.4K 2K 419
                                    

Mobil yang dikendarai Rangga berhenti di depan rumah berwarna krem muda dengan pohon cemara yang menjulang tinggi di halamannya.

Aldo keluar dari mobil, berdiri tegang di sisi mobil menunggu Rangga melajukan mobilnya meninggalkan dirinya.

Tersenyum kikuk saat Rangga membunyikan klakson mobilnya sembari mulai melaju menjauhi Aldo.

"Senyum sama siapa?" Aldo menoleh ketika suara Daffa terdengar olehnya.

Aldo mendekati Daffa yang kini berdiri di depan pagar rumahnya menunggu dirinya.

"Lo," balas Aldo cengengesan.

Daffa mengabaikan ucapan Aldo, "Masuk."

Aldo membuntuti Daffa yang lebih dulu berjalan di depannya. Berjalan memasuki pintu, menaiki tangga, lalu masuk ke dalam kamar Daffa.

Aldo tetap diam menunggu Daffa berbicara dengannya.

"Jadi?" tanya Daffa saat mereka berdua berada di dalam kamarnya.

Aldo meletakkan ponselnya lalu duduk di kasur Daffa, "Ayahnya Bang Rangga ada di rumah sakit jiwa."

"Apa hubungannya sama lo?" Daffa mendekati Aldo, duduk di lantai di sela - sela kaki Aldo.

Aldo dengan cepat menutupi bagian kemaluannya menggunakan kedua telapak tangannya saat Daffa memeluk pinggangnya sembari menidurkan kepalanya pada area itu dan alhasil kepala Daffa menempel pada tangan Aldo dan bukan 'itu'nya.

"Adiknya udah meninggal, namanya Aldolio Faridian, kata Bang Rangga dia sama gue mirip. Mungkin itu yang buat Ayahnya ngira kalo gue itu dia," terang Aldo.

"Minggir dulu, geli," suruh Aldo, posisinya bikin malu anjing!

Daffa mendongak menatap Aldo sembari menggeleng.

Aldo menghela napasnya lalu melanjutkan, "Ayahnya nggak sengaja liat foto gue tadi pagi, terus ngamuk minta ketemu. Makanya tadi Bang Rangga nemuin gue di rumah."

"Akal - akalannya kali," gumam Daffa, menenggelamkan kepalanya di pusar Aldo.

Aldo menggeplak kepala Daffa, "Fitnah banget dah."

Daffa mengaduh, "Gue nggak tertarik sama kisahnya, mending lo ceritain ngapain aja tadi disana?"

Sebelum Aldo menjawab, Daffa sudah lebih dulu memotongnya, "Pasti, pasti, gue pasti dateng, semangat Ayah, tapi mana? dibegoin gue ternyata," Daffa bergumam dengan nada mengejek.

Aldo tertawa kesal, dengan gemas memeluk kepala Daffa dengan kencang, "Gue juga nggak tau kalo bakal gini. Maaf deh."

"Tapi gue disana cuma nemenin Ayahnya, serius," yakin Aldo.

Daffa berdehem membalasnya, membenarkan posisi duduknya agar lebih merapat pada Aldo, Aldo berdesis saat punggungnya tiba - tiba nyeri.

Daffa mendongak menatap Aldo, "Kenapa?"

Aldo menggeleng sembari memegangi punggungnya, "Cuma encok."

Daffa menatapnya curiga, berdiri dari duduknya dengan kerutan di dahinya, "Abis ngapain?"

Aldo mendongak menatap Daffa heran, sedetik kemudian menendang perutnya menggunakan kaki.

"Mikir apa lo?" kesal Aldo, menatap Daffa yang terdorong beberapa langkah ke belakang.

"Gue nanya," gumam Daffa pelan, menghampiri Aldo lalu membantunya memijit punggungnya.

Daffa menaikkan sedikit baju Aldo, "Merah gini, sakit? Gue panggilin dokter-"

Posesif Daffa; AldoWhere stories live. Discover now