Posesif Daffa; Aldo - Menjauh

14.2K 1.9K 555
                                    

Aldo turun dari bus yang membawanya pulang ke rumahnya. Setelah kelasnya selesai tadi, dia dengan sengaja bergegas untuk menuju halte bus tanpa menunggu teman - temannya dan juga Daffa.

Aldo berjalan dari jalan raya menuju gang tempat rumahnya berada sembari memikirkan soal tadi.

Setelah Daffa melihatnya dan Panji di lapangan tadi, Daffa benar - benar tidak berniat untuk menemuinya.

Aldo yakin jika Daffa juga tau tentang rumor yang sedang beredar itu. Tapi mengapa Daffa tidak mencoba untuk menjelaskan sesuatu kepada dirinya?

Jika dipikirkan kembali, saat perkelahian Daffa dan juga Raven di hari sebelumnya memang dia merasa jika Daffa menyimpan rahasia.

Memikirkannya saja membuat Aldo kesal sendiri. Dia lalu membuka pagar putih rumahnya dengan kasar.

Membantingnya lalu berjalan dengan cepat memasuki rumahnya.

Maya yang tengah menyirami halaman menoleh ke arah anaknya yang murung itu.

"Loh udah pulang?" tanya Maya.

Aldo menoleh ke arahnya dengan terkejut, lalu mengangguk dilanjut dengan mencium tangan Maya.

"Ma, kalo misalnya Daffa kesini tolong bilang buat langsung ke kamar Aldo ya," kata Aldo.

Maya mengangguk mengerti, "Kamu nggak pulang bareng dia?"

"Nggak," balas Aldo menggeleng.

"Kalian berantem?" tanya Maya.

Aldo lagi - lagi menggeleng, "Nggak, tadi dia ada urusan di sekolah jadi nggak bisa pulang bareng."

"Terus wajah kamu kenapa, hm?" tanya Maya lembut, memegang lebam yang ada di pipi bawahnya.

Aldo meremat tangan Mamanya, "Ini sama Jay, nggak berantem beneran kok. Mama tau lah anak cowok hehe."

Tante Maya menggelengkan kepalanya, "Kamu duduk dulu di dalem, biar Mama obatin."

Aldo mengangguk lalu berjalan memasuki rumahnya.

Di dalam, Aldo melempar tasnya ke atas meja dan duduk di kursi. Merogoh sakunya lalu mengecek ponselnya.

Tidak ada chat selain dari Jay dan Panji, Aldo merasakan denyutan lambat di dadanya.

"Kamu ada masalah heh? Ada Mama, cerita ke Mama, jangan dipendem sendiri," Maya yang baru saja masuk segera mengambil kotak p3k.

Duduk di samping anaknya yang menggeleng, "Nggak ada Mah. Mama mikirnya kejauhan," balas Aldo.

Dengan lembut Maya mengobati luka Aldo, "Terus kalau nggak ada kenapa muka kamu ditekuk gitu?"

"Mukaku memang gini kali, Ma," jawab Aldo.

Mamanya terkekeh sembari masih fokus dengan kapas di tangannya, "Ya udah kalo kamu nggak mau kasi tau Mama."

"Eh ngomong - ngomong gimana keadaannya Pak Faridian?" tanya Maya.

"Nggak tau, Ma. Aldo nggak tanya sama Bang Rangga," jawab Aldo.

"Mama sendiri nggak ke toko?" kini giliran Aldo yang bertanya.

Maya memasukkan kembali obat dan kapas ke dalam kotak lalu menutupnya, "Mama tutup buat dua hari kedepan. Soalnya lagi ada demo di daerah situ, takut Mama."

Puk..

Aldo mengedipkan matanya saat Mamanya tiba - tiba memukul kepalanya, walaupun tidak terlalu keras tapi untuk apa?

"Kamu ini nakal banget ya. Berantem sampe luka - luka gini buat apa?" walaupun nadanya lembut tapi juga tersirat nada jengkel di dalamnya.

"Berantem sama temen sendiri lagi, kamu ini punya temen dijaga hubungannya. Gimana sama si Jay? Luka juga dia? Yang kalian ributin apa sih hah?" jengkel Maya, mengunyel lebam di pipi Aldo.

Posesif Daffa; AldoWhere stories live. Discover now