13. Perpisahan Menyakitkan?

30.9K 3.7K 174
                                    

Im back! Maaf ya baru bisa upload.

Entah cerita ini ngebosenin apa enggaknya, semoga enggak ya freeeend.

Alurnya sengaja aku bikin agak santai makanya part-nya agak panjangan. Gapapa kan? Aku cuma takut tergesa. Tapi ini ngetiknya bentar, kok udah nyampai 2000 kata aja ya???

Vote dan komen dong freeeenddd. Ditunggu lho!

 Ditunggu lho!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻🌻

Atlan turun dari mobilnya dengan perasaan cemas yang menyeruak ke seluruh tubuh. Pria itu ketar-ketir, lututnya gemetaran. Bayangkan saja. Rumah di hadapannya adalah kediaman keluarga Urmila-yang sebentar lagi akan ia lamar untuk dijadikan istri.

Membenarkan kerah kemeja serta merapikan rambutnya agar terlihat berwibawa, lelaki itu melanjutkan langkah.

Sepanjang jalan ia memperhatikan dekorasi rumah bergaya Eropa itu dengan berdecit takjub. Bangunan tersebut cukup besar, jelas menggambarkan latar belakang keluarga Urmila yang memang tajir melintir. Pantas saja Urmila menjadi model. Karir gadis itu bagus karena didukung oleh keuangannya yang memang 'berlebih'.

Baru saja Atlan menginjak undakan tangga kecil menuju teras, sebuah baliho mengalihkan atensinya. Tertera tulisan-

Rudi Melankolis. Pilihan tepat, ya nomor 10. Lalu mata Atlan memandangi foto lelaki berkumis yang sedang mengangkat jempol tersebut. Tidak cukup sampai di sana, di bawah foto, ada lagi tulisan-Mau sembako gratis .... ya di Rudi aja, Say!

"Anjir, caleg," kaget Atlan, sedikit berdesis usai membaca visi misi estetik itu.

"Ekhm!" Dehaman dari arah pintu membuat Atlan sedikit terlonjak. Ia yang tengah membungkuk kembali menyigapkan badan, menggaruk belakang kepalanya.

"Ganteng foto saya?" ujar lelaki paruh baya yang mukanya persis seperti di foto.

"Gan-genteng, Pak."

Lelaki itu berjalan ke arah Atlan. Postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, berperut sedikit buncit, membuat kakinya sedikit mengangkang ketika berjalan.

"Masuk, masuk. Teman Mila, ya?" tanyanya pada Atlan.

"I-iya, Om." Atlan memandangi lelaki yang dikiranya Ayah Urmila itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sekali pukul langsung penyet gue.

Dari pintu, muncul Urmila yang tengah melambai-lambaikan tangan pada sang pacar. "Sayang, udah datang?"

Pria bernama Rudi Melankolis itu mengerutkan dahi pada sang putri. "Jadi lelaki ini pacar kamu?" tanyanya, dengan logat khusus yang mereka pakai di keluarga ini.

Urmila menganguk riang. "Yoi, Dad. Daddy jangan introgasi bang Atlan gitu, dong. Kasihan, tahu!"

Rudi menatap Atlan cukup lama, lalu mengangguk-angguk ringan. "Cocok."

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang