Bab 25: Putus Kontrak

484 16 0
                                    

Mobil telah berhenti dan Satya masih terpaku dengan ponsel di tangan, mengeja kata demi kata yang dikirim Hanum. Meski hanya lewat kata, Satya bisa merasakan gejolak hati mantan kekasihnya. Ia sangat hapal kebiasaan Hanum, termasuk pilihan-pilihan kata yang menggambarkan suasana hatinya.

Satya menarik napas panjang. Harus diakui, hatinya pun masih terasa nyeri setiap mengeja nama Hanum. Namun, ia sudah memutuskan memilih Lintang dan harus bertanggungjawab dengan keputusannya. Ia berharap waktu bisa menyembuhkan luka di hati mereka tanpa bisa merusak hubungan kerja. Namun, memaksa Hanum tetap bekerja sama dengan perusahaannya sepertinya bukan pilihan terbaik saat ini. Mereka berdua butuh saling menjauh dan menjalani hidup masing-masing.

"Terlalu berat buat aku untuk nerusin kontrak ini, Mas. Aku nggak sanggup." Lagi, satu pesan Hanum masuk ke ponsel Satya.

Ingatan Satya kembali ke masa dua tahun lalu ketika memperkenalkan Hanum kepada sang bunda. Saat itu Bu Sekar langsung terpikat dengan hasil desain Hanum yang unik dan berjiwa muda. Baju-baju desain Hanum berhasil membuka pasar anak muda dan menaikkan pundi-pundi keuntungan bagi kerajaan bisnis Hadikusumo.

Saat itu Satya berharap bisa meluluhkan hati ibunya dan bersedia menerima Hanum karena kekasihnya itu pun kelak bisa membantu membesarkan bisnis keluarga. Namun, keinginan Bu Sekar tak bergeser seinci pun.

"Satya anakku, bukan Bunda tidak tahu maksudmu memperkenalkan Hanum. Tapi, apa yang dilakukan Hanum belum seberapa dibandingkan hutang budi Bunda kepada ibunya Lintang. Tanpa bantuannya, Bunda tidak akan bisa seperti ini."

Sekeras apa pun usaha Satya meyakinkan Bu Sekar, perempuan itu tidak pernah melipat keinginannya. Apalagi ketika tahu Lintang hampir lulus, keinginannya seperti nyala api yang ditiup angin, terus membesar, membakar habis harapan Satya untuk bersanding dengan Hanum.

"Mas Satya nggak usah khawatir, temenku lebih keren, kok, desainnya. Dia sering juara lomba dan pernah nanganin desain kementrian luar negeri dan beberapa BUMN." Hanum berusaha meyakinkan Satya.

Satya menyugar rambut tebalnya. Cinta rupanya bisa jadi sangat rumit dan menyakitkan.

"Lihat dulu hasil desain dia. Aku jamin Mas Satya akan jatuh cinta. Aku tadi sudah kirim juga ke Mas Evan dan kata dia bagus banget. Kalian satu selera, kan? Kalau Mas Evan bilang bagus, pasti Mas Satya juga bakal bilang kayak gitu."

Perempuan Masa Lalu Suamiku (Tamat di Karyakarsa)Onde histórias criam vida. Descubra agora