Ricardo kembali ke ruang tengah dengan telanjang dada setelah selesai mandi. Lelaki bertatto itu mencari Bundanya dan juga Naeva yang tadinya berada di sana namun kini sudah tak ada. Jam juga sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi dan mansion yang terasa sepi.

Ricardo berdecak kembali menaiki lift menuju lantai atas, hendak mencari Bundanya.

Lelaki bertatto itu mengetuk pintu kamar sang Bunda namun tak mendapat jawaban yang Ricardo yakini Bundanya itu sudah bertemu sosok pangeran berkuda.

Beralih ke kamar sang Bunda kini Ricardo mengetuk pintu kamar Pe Hans yang tak lama keluarlah pria 30 tahunan itu.

"Siap tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" walaupun Pe Hans sudah sangat mengantuk, pria itu tetap setia 24 jam untuk tuan mudanya.

"Cewek gue mana?" tanyanya dengan wajah datar.

"Nona Naeva?"

"Sejak kapan lo tahu namanya?" alisnya menyatu galak.

Pe Hans menunduk. "Maaf tuan muda, tadi nyonya bertanya pada gadis tuan muda,"

"Ck, dia udah balik? Lo yang anterin?"

"Tidak tuan muda, nona Naeva sedang beristirahat di kamar tamu."

Ricardo tersenyum menyeringai lalu bertanya pada sebelah mana kamar yang Naeva tempati.

"Hm, lo boleh lanjut tidur." ucapnya berlalu pergi meninggalkan Pe Hans.

Ricardo berjalan menuju kamar tamu yang Pe Hans maksud dengan senyuman smirk menghiasi wajah tampannya. Lelaki itu memegang gagang pintu yang sialnya terkunci dari dalam. Tak ada pilihan lain, Ricardo mengetuk pintu kamar tanpa berucap.

Sementara Naeva yang baru terlelap lantas bergerak bangun ketika mendengar ketukan pintu. Dengan tubuh yang lemas karena mengantuk, gadis cantik itu berjalan mendekati pintu.

"Sebentar," balasnya ketika ketukan pintu semakin keras.

Naeva membuka kunci pintu yang langsung disuguhi lelaki bertubuh kekar itu dengan tatto yang menghiasinya.

Sial, baru bangun sudah langsung mendapat yang segar-segar. Apalagi kalau bukan perut six-pack lelaki di hadapannya.

Mencoba menghilangkan pandangan mata dari kotak enam itu, ia beralih menatap wajah Ricardo yang menatapnya datar.

"Kenapa?"

"Gue laper."

"Makan." sahutnya malas.

"Masakin."

Naeva menghela nafasnya. "ART kamu banyak, ga usah susuh aku." Naeva yang akan menutup pintu, kaki Ricardo menahannya.

"Mereka pada tidur," Ricardo menarik tangan mungil Naeva untuk diajaknya ke dapur. "Aku ngantukk." ucapnya menahan tangannya yang ditarik Ricardo.

Ricardo berdecak, menatap Naeva ke bawah yang lebih pendek darinya. "Lo numpang tidur di tempat gue, bayarannya lo harus masakin gue."

"Buruan, sebelom gue cipok lo." lanjutnya kembali menarik tangan Naeva.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSWhere stories live. Discover now